Indonesia kembali torehkan prestasi di pentas internasional lewat kiprah anak bangsanya yang berprestasi. Kali ini datang dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, di mana Ketiga siswa bernama Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani meraih juara dunia atas temuan obat penyembuh kanker. Menariknya, ketiganya menggunakan tanaman lokal yang ternyata memiliki manfaat besar.
Dilansir dari regional.kompas.com, bahan baku alami tersebut berupa batang pohon tunggal atau dalam bahasa dayak disebut dengan bajakah. Tanaman ini sendiri diperoleh di hutan Kalimantan Tengah. Berkat inovasi yang dilakukan, ketiga siswa SMAN 2 Palangkaraya itu berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata internasional hingga keluar sebagai juara. Seperti apa kiprah mereka hingga menemukan obat penyembuh kanker.
Penemuan tumbuhan yang kelak membuat kedua siswi SMAN 2 Palangkaraya itu meraih juara di kompetisi internasional, berawal dari informasi yang diberikan oleh Yazid. Dilansir dari regional.kompas.com, ia mengatakan soal tumbuhan di hutan Kalimantan Tengah yang biasa digunakan oleh keluarganya untuk menyembuhkan kanker, bahkan hingga mencapai stadium empat sekalipun.
Oleh guru pembimbing biologi bernama Helita, ketiga siswa tersebut kemudian melakukan penelitian secara mendalam pada tanaman bernama Bajakah tersebut. Hal ini kemudian dilakukan uji pendahuluan di laboratorium sekolah, yang dilanjutkan dengan uji sampel penelitian lanjutan menggunakan dua ekor anak tikus betina. Saat ujicoba, hewan tersebut disuntik zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Masing-masing dari anak tikus yang ada, kemudian diberi obat yang berbeda. Satu tikus diminumkan cairan bawang dayak, sementara yang lainnya menggunakan air rebusan dari batang kayu bajakah. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan. Tikus yang meminum cairan bawang dayak kemudian mati setelah 50 hari, sedangkan yang lainnya selamat berkat air rebusan kayu bajakah.
Pada Mei 2019, ketiga siswa SMAN 2 Palangkaraya itu mengikuti lomba Youth National Science Fair 2019 (YNSF) di Bandung. Tak disangka, seduhan teh dari kayu bajakah keluar sebagai pemenang dan berhak meraih medali emas. Berkat sukses di Bandung itulah, membuka kesempatan bagi ketiga siswa itu bertanding di ajang internasional. Sayang, Yazid ternyata tak ikut saat rekan-rekannya tampil dalam perlombaan tingkat internasional dalam ajang World Invention Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan.
BACA JUGA: Mengenal Siswa Asal Papua yang Hasil Penelitian Ilmiahnya Dibawa Oleh
Tanah Indonesia ternyata banyak menyimpan potensi besar lewat tumbuh-tumbuhan. Jika diolah dan dikembangkan dengan serius, tidak menutup kemungkinan Indonesia kelak menghasilkan terobosan penyembuhan kanker lewat pengobatan secara alami. Meski mendulang prestasi, pengobatan kanker dengan bajakah tidak serta merta menyembuhkan. Mengingat di lapangan, kanker adalah penyakit serius yang pengobatannya harus berkelanjutan dan melalui pengawasan dokter.
Tapi jadi ikutan bangga ya Sahabat Boombastis. Karena semangat belajar dari calon SDM Indonesia makin canggih saja. Semoga penemuan ini bisa benar-benar diperdalam oleh ahlinya dan bermanfaat bagi dunia medis serta para pasiennya.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…