Sebagai kota yang punya predikat Ibu Kota, Jakarta merupakan tempat paling sesak di Indonesia. Setiap orang berlomba ingin bekerja dan tinggal di Ibu Kota dengan alasan gaji yang lebih menjanjikan. Karena itulah Jakarta semakin gesit membangun gedung-gedung tinggi, untuk menampung manusia yang semakin memadati kota.
Tinggal di gedung lantai 15, 30, atau bahkan 50 sudah bukan hal asing lagi di Jakarta. Fenomena millennial dengan santai ngopi dan nongkrong di gedung-gedung pencakar langit adalah hal biasa saja. Beberapa waktu lalu bahkan pernah viral penampakan perumahan yang berada di atas mall kota Jakarta. Ya, begitulah realitanya, Sobat.
Tahun ini bahkan Jakarta menggeber pembangunan Signature Tower atau Menara Signature yang disebut akan menjadi gedung tertinggi se Asia Tenggara. Bagaimana ya kira-kira penampakan gedung ini nantinya? Simak deh faktanya berikut ini.
Pembangunan Signature Tower disebut akan menyusu; Empire State, Burj Khalifa, serta Equitable Life dalam mendapatkan gelar sebagai gedung tertinggi di dunia. Signature Tower sendiri akan menjadi gedung paling tinggi ke-5 kalau memang berhasil dibangun hingga akhir. Gedung ini sudah direncakan berdiri di Jalan Sudirman Jakarta. Tinggi yang sekarang dirancang mencapai 638 meter dengan 111 lantai. Adapun operasional gedung ditargetkan segera dilakukan di 2025. Tentunya, hadirnya Signature Tower ini akan menambah panjang daftar gedung vertikal di Ibu Kota, yang hingga saat ini telah mencapai 867 unit.
Wacana akan dibangunnya Signature Tower ini sudah ada sejak tahun 2012 lalu. Signature Tower Jakarta yang dirancang Smallwood, Reynolds, Stewart, Stewart and Associates Inc ini sempat tertunda pembangunannya. Berdasarkan berita yang ditulis oleh kompas.com pada awal 2014, perubahan desain menjadi alasan mendasar tertundanya pembangunan bakal megatall terjangkung di Indonesia ini. Tak hanya itu, terdapat juga perubahan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), sehingga berdampak pada semakin panjangnya proses perizinan yang harus dilalui.
Melansir netz.id, saat ini pemegang rekor gedung tertinggi di Jakarta adalah Gama Tower. Gedung ini berlokasi di Jalan H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Gama Tower berdiri dengan tinggi mencapai 289 meter, terdiri dari 69 lantai. Setelah Gama Tower ada Wisma 46, berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat yang saat ini menempati rangking kedua dengan tinggi 262 meter.
Benar atau tidak, pembangunan Ultra High Risk Building menandakan bahwa gedung pencakar langit sangat erat kaitannya dengan pertanda krisis. Menurut Barclays, ada hubungan tidak sehat antara pembangunan Gedung Pencakar Langit (High Risk Building) dengan krisis ekonomi yang sedang melanda sebuah negara. Hal ini berdasarkan analisa terhadap bangunan tinggi dunia yang sudah ada sebelumnya. Contoh saja Burj Khalifa yang berdiri menjelang kebangkrutan Dubai. Atau tegaknya Empire State menjelang Amerika mengalami depresi keuangan dalam skala besar.
BACA JUGA: 6 Bangunan Bersejarah Paling Megah di Dunia
Namun, kita berdoa saja semoga pembangunan gedung di Indonesia ini bisa semakin membuat ekonomi negara kita maju. Jakarta ke depan tentu akan tetap menjadi pusat Industri, meski nantinya Ibu Kota akan dipindahkan ke Kalimantan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…