Categories: Tips

Mengulik Sejarah Kota Malang di Era Kolonial

Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di propinsi Jawa Timur. Kota ini telah lama berdiri yaitu sejak zaman kolonial Belanda. Karena itulah di kota ini masih banyak terdapat bangunan-bangunan bernuansa kuno yang merupakan peninggalan masa pemerintahan kolonial Belanda.

Baca Juga : Legenda dan Cerita di Balik Tempat Wisata di Kota Malang

Tidak hanya bentuk bangunannya yang indah, tata kota di wilayah pusat kota Malang juga rapi. Nah, ada alasan tersendiri mengapa kota Malang ditata seperti ini. Untuk mengetahui lebih jauh, yuk kita membahas bagaimana kota Malang pada zaman dahulu.

1. Masa Sebelum Diduduki Oleh Penjajah Belanda

Sebelum mulai dibangun, Malang adalah daerah pegunungan liar yang masih jarang penduduknya. Namun beberapa orang yang tidak suka dengan VOC dan Mataram lari dan mendiami daerah ini. Nama Malang sudah dikenal sejak tahun 1710 yang berarti “melintang”. Kerajaan Mataram sendiri tidak pernah bisa memerintah wilayah ini karena banyaknya oposisi dan kerajaan yang semakin lemah karena perpecahan.

Jalan Ijen [Image Source]
Banyaknya pemberontak yang bersembunyi di Malang tentu akhirnya membuat VOC geram. Akhirnya dengan pasukan gabungan dari VOC dan sekutunya, menyerang Malang. Sejak tahun 1716, VOC kemudian menguasai Belanda dan kemudian mendirikan benteng di wilayah yang sekarang telah menjadi rumah sakit Celaket atau Rumah Sakit Saiful Anwar.

2. Tata Kota Malang Pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda

Kota Malang secara geografis berada di lokasi yang nyaman dengan dikelilingi pegunungan. Hal ini membuat kota ini cocok dibuat sebagai kota hunian dan peristirahatan yang nyaman dan teduh. Kemudian sejak Undang-Undang yang mendorong pengembangan dan masuknya modal swasta asing, maka Malang semakin berkembang menjadi kota pusat perkebunan.

Alun-alun kota Malang Tempo Dulu [Image Source]
Kota-kota kolonial di Jawa memiliki ciri khas dengan alun-alun sebagai pusatnya. Karena itu, bangunan penting bisa ditemui di sekitar alun-alun seperti kantor Asisten Residen, Kantor Bupati, Penjara, serta Masjid dan Gereja.

Tempat pemukiman penduduk juga diatur oleh pemerintah kolonial. Pemukiman orang Eropa berada di daerah Barat Daya dari alun-alun yaitu sekitar Taloon, Tongan, Sawahan dan sekitarnya, serta di sekitar Kayoetangan, Oro-Oro Dowo, Tjelaket, Klodjenlor dan Rampal. Pemukiman orang Cina berada di sebelah Tenggara dari alun-alun (sekitar Pasar Besar). Pemukiman Orang Arab di sekitar belakang Masjid Jami’ di alun-alun dan orang pribumi menempati daerah kampung Kebalen, Penganggungan, Djodipan, Talon dan Klodjenlor. Sedangkan wilayah militer, berada di daerah Rampal.

3. Bangunan Tua yang Masih Tersisa

Sebagian bangunan tua dan bersejarah di Kota Malang sudah berubah, namun masih ada juga yang maih utuh dan berfungsi hingga sekarang. Misalnya LP Lowokwaru yang mengalami tiga masa yaitu masa penjajahan Belanda, Jepang, hingga akhirnya Indonesia Merdeka. Penjara yang dibangun pada tahun 1921 ini pernah dibakar oleh pejuang Malang hingga tinggal dinding penyekatnya saja.

Rumah sakit Lavalette [Image Source]
Rumah sakit Lavalette ternyata juga termasuk peninggalan Belanda, lho. Rumah sakit ini didirikan oleh G.Ghr.Renardel De Lavalette yang setia pada pengabdian kesehatan masyarakat. Selanjutnya ada juga bangunan yang kini menjadi sekolah Corjesu yang dibangun pada tahun 1900. Awalnya, bangunan tersebut digunakan untuk sekolah pendidikan guru yang bernama SPG Santo Agustinus.

Toko Oen juga termasuk peninggalan zaman Belanda. Toko es krom ini bahkan hingga kini masih tetap menjadi toko yang melegenda. Banyak wisatawan Belanda yang suka bernostalgia di toko es krim ini. Meskipun pemilikinya sudah berganti, namun suasana tempo dulu masih terasa berkat desain ruangan yang dibiarkan tetap sama.

Gereja Kayu Tangan [Image Source]
Selain beberapa tempat tersebut, sebenarnya masih banyak lagi bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Seperti Gereja Hati Kudus Yesus atau yang dikenal dengan Gereja Kayutangan, gedung Bank Indonesia di dekat alun-alun, Hotel Pelangi yang dulu bernama Palace Hotel, Masjid Jami’, Gereja GPIB Immanuel yang berada di samping Masjid Jami’, dan masih banyak lagi.

Baca Juga : 7 Wisata Enggak Biasa di Malang yang Layak Kamu Lakukan Ketika Singgah!

Itulah tadi sekelumit cerita tentang kota Malang di masa penjajahan Belanda. Meski begitu, kota ini masih menyimpan lebih banyak sejarah yang menakjubkan yang selalu menarik untuk diceritakan. Apa kamu tertarik melihat bangunan-bangunan kuno di Malang?

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

Anak Pertama Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Lahir, Namanya Unik Khas Jawa

Anak bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, tengah berbahagia setelah istrinya, Erina Gudono, melahirkan anak…

1 month ago

Fenomena Sound Horeg, Musik yang Bikin Geger dan Kontroversial Tapi Disukai!

Musik dan tren sosial terus berkembang di Indonesia, salah satunya adalah fenomena "Sound Horeg" yang…

1 month ago

Kronologi dan Tanda-Tanda Sebelum Kepergian Marissa Haque

Kehilangan orang yang kita sayangi itu berat, apalagi kalau kepergiannya tiba-tiba. Seperti yang dialami oleh…

2 months ago

Cinta Abadi Ikang Fawzi, Masih Mendalam Hingga Maut Memisahkan

Cinta sejati yang terjalin antara Ikang Fawzi dan Marissa Haque telah melewati waktu yang panjang…

2 months ago

Dapat Gelar Doktor Kampus Luar Negeri, Raffi Ahmad Malah Kena Cibir Netizen

Kabar gembira datang dari presenter aktor kondang dan pengusaha top, Raffi Ahmad. Suami dari Nagita…

2 months ago

Elaine Low Dapat Warisan 127 Triliun dari Sang Ayah, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Nama Elaine Low beberapa waktu belakangan mencuat terutama di dunia bisnis dan investasi setelah menerima…

2 months ago