Teror dan kehancuran yang dihadapi oleh jutaan manusia selama pecahnya perang dunia ke-II memang tidak pernah terbayangkan. Cerita mengerikan ini menjadi sejarah umat manusia dan hanya bisa kita lihat melalui para saksi mata dari mereka yang mengalami kejadian secara langsung.
Baca Juga: 5 Hidangan dengan Penyajian Paling Sadis
Mereka-mereka yang hidup di jaman perang dan harus terperangkap oleh konflik mematikan dalam sejarah. Mereka menulis dalam sebuah buku harian, membuat catatan tentang apa yang terjadi dan memberi gambaran jika perang memang bukan hal yang mereka inginkan.
1. Michihiko Hachiya (Penduduk Hiroshima, 6 Agustus 1945)
“Kami melangkah keluar, tapi setelah 20-30 langkah menjadi semakin berat. Nafasku berubah pendek, jantungku terus berdebar dan kakiku terlalu lemah untuk melangkah. Haus yang begitu kuat membuatku meminta Yaeko untuk mencarikanku air. Tapi tidak ada yang tersisa sedikitpun. Aku telanjang tapi entah mengapa aku tidak malu sama sekali. Aku sadar aku tidak sopan, tapi tujuan kami ke rumah sakit adalah yang terpenting. Kami terus melambat. Sampai akhirnya kakiku benar-benar kering karna darah yang terus keluar. Aku terlalu terluka parah untuk pergi, Yaeko yang hampir sama denganku keberatan meninggalkanku. Tapi aku memaksanya pergi dan menemukan seseorang untuk menyelamatkanku.”
Bersamaan dengan ledakan nuklir di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, catatan Michihiko menjadi tulisan sejarah yang menggambarkan kejadian mengerikan di hari itu. Michihiko berjuang untuk melangkah ke rumah sakit karna sebagian tubuhnya telah hancur dan terbakar. Haus luar biasa yang ia derita menjadi efek langsung dari kehilangan banyak cairan karna luka bakar yang ia derita. Saat bom itu meledak Michihiko sedang berada di rumahnya, 1,5 km dari pusat ledakan di Hiroshima. Catatan ini diterbikan pada tahun 1955, dan memberi gambaran jelas mengapa senjata nuklir memang tidak harus digunakan lagi.