6. Memiliki Quran dengan Tinta dari Darahnya
Saddam memerintahkan dibuatnya sebuah Quran yang ditulis dengan darahnya sendiri. Proses ini membutuhkan lebih dari dua tahun dan menghabiskan 27 liter darah sang diktator. Itu adalah upaya menunjukkan ‘kesalehannya’ kepada para pemuka agama dan untuk memenangkan hati Muslim lainnya.
Ironisnya, menulis teks suci dengan darah adalah tindakan haram dan tidak sopan. Setelah kejatuhan Saddam, pemerintah Iraq tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap kitab buatan Saddam ini. Di satu sisi, keberadaan kitab suci ini adalah sebuah pelanggaran dan berpotensi berbahaya sebagai katalis untuk para pemberontak. Di sisi lain, perusakan teks suci juga adalah sebuah dosa. Sampai sekarang kitab ini masih dalam penyimpanan pemerintah Iraq.