Penderitaan kaum Rohingya tidak perlu dipertanyakan lagi. Sudah menjadi korban diskriminasi dan pembantaian, masih ditolak untuk menjadi warga negara resmi Myanmar. Padahal, suku yang berjumlah satu juta orang ini telah tinggal di sana selama beberapa generasi. Tak heran kalau kemudian PBB menetapkan Rohingya sebagai kelompok yang paling tertindas di dunia.
Beberapa orang di pemerintahan Myanmar tengah memperjuangkan hak-hak asasi Rohingya, namun pihak yang melawan juga tak kalah kuatnya. Kini saatnya saudara-saudara mereka yang berada di luar Myanmar untuk turun tangan membantu.
Bangladesh, negara yang berbatasan langsung dengan Myanmar telah banyak membantu dengan menerima para pengungsi. Begitu pula dengan negara tetangga lainnya seperti Malaysia dan Indonesia. Pengungsi Rohingya telah diterima dengan baik oleh warga Indonesia. Tapi mereka tidak mungkin hidup sebagai pengungsi selamanya.
Dengan menjadi warga negara Indonesia, mereka akan menerima perlindungan hukum dan hak-hak masyarakat yang lebih baik. Dan berikut ini adalah alasan-alasan khusus mengapa Indonesia perlu memberikan status kewarganegaraan kepada Rohingya.
Menurut survey, Indonesia termasuk negara paling dermawan di dunia setelah Myanmar. Hmmm… agak ironis memang, ya. Tapi berbeda dengan Myanmar, Indonesia bisa membuktikan bahwa kedermawanan tidak hanya berbatas pada suku dan agama tertentu. Indonesia bisa banget berderma pada suku, bahkan ras lain yang memang sangat membutuhkan pertolongan.
Memang Indonesia tidak hanya milik para Muslim saja. Namun lebih dari 80% penduduknya memeluk agama Islam, agama yang sama dengan kaum Rohingya. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk membantu saudaranya yang kekurangan. Rohingya yang Muslim menderita di depan mata, kita tidak punya alasan untuk menolak apalagi mengusir mereka ketika membutuhkan bantuan.
Indonesia sudah terbiasa dengan perbedaan. Bukannya terpecah-belah, Indonesia malah menjadi semakin harmonis dengan adanya beraneka ragam suku dan agama. Dengan resminya suku Rohingya menjadi warga negara Indonesia akan menjadikan negeri ini semakin kaya akan budaya.
Penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang menerima pengungsi atau imigran seperti Turki dan Amerika Serikat memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat. Keadaan ekonomi tidak bisa dijadikan alasan untuk menolak pendatang baru. Dengan menerima pengungsi, ekonomi Indonesia bisa semakin tumbuh.
Skill gap adalah celah atau kekosongan pada keahlian di bidang tertentu. Biasanya skill gap ini bisa diisi oleh orang luar negeri atau pendatang baru. Misal nih, ternyata orang Rohingya memiliki skill di bidang olahraga yang jauh lebih baik dari orang asli pribumi. Mereka bisa saja direkrut ke dalam tim atlet nasional dan membantu Indonesia mendapatkan penghargaan di ajang olahraga internasional.
Meski banyak sekali keuntungan menjadikan Rohingya sebagai warga negara Indonesia, tentu kita harus mengembalikannya pada mereka. Apakah mereka mau menetap sebagai warga negara Indonesia atau tidak. Jika mereka ingin pun, kita harus membantu mengenalkan Indonesia. Jangan sampai setelah resmi menjadi WNI, mereka masih belum tahu apa-apa tentang bangsa ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…