Hyena, mendengar nama ini pasti kita sudah langsung mengasumsikannya dengan salah satu hewan buas khas Afrika itu. Tapi, bagi masyarakat terpencil di beberapa desa di Malawi, Hyena selalu dihubung-hubungkan dengan ritual aneh yang ada di sana. Bukan sembarang ritual, melainkan sesuatu yang berbau seksual.
Hyena menurut warga di beberapa desa tersebut adalah gelar kehormatan yang disematkan kepada seorang pria terpilih. Hyena sendiri memiliki tugas untuk melakukan ritual ‘pembersihan’ kepada para gadis-gadis yang akan menikah. Cara membersihkannya sendiri bukan seperti apa yang kita pikir, tapi lewat hubungan badan. Masyarakat setempat sangat percaya barang siapa gadis yang melakukan ritual ini, maka mereka akan bahagia dalam rumah tangga dan bebas dari penyakit. Seorang Hyena sendiri bisa meniduri ratusan gadis selama hidupnya.
Di satu sisi, tanggung jawab ini mungkin menyenangkan bagi Hyena sebagai seorang lelaki. Tapi, di sisi lain praktik tersebut juga jadi sesuatu yang begitu dilematis, terutama tentang status mereka di tengah keluarga. Masih tentang Hyena Malawi, berikut adalah catatan dari kisah mereka yang akan membuatmu terbelalak.
Ukuran pantas tidaknya menikah bagi perempuan di desa-desa terpencil Malawi yang namanya disembunyikan ini, adalah ketika mereka mendapati menstruasi pertama. Jadi, begitu mereka mengalami siklus bulanan untuk yang pertama kali, maka itu artinya seorang gadis siap dipersunting. Hal itu juga jadi alarm khusus bagi seorang Hyena untuk melakukan tanggung jawabnya.
Singkat cerita, kemudian ketika seorang gadis benar-benar siap menikah, maka mereka diwajibkan untuk ‘dibersihkan’ oleh seorang Hyena. Caranya seperti yang sudah disinggung di atas yakni dengan melakukan hubungan badan. Penduduk di desa-desa ini begitu yakin jika tidur dengan Hyena adalah cara terbaik untuk menghilangkan penyakit dan memberikan kebahagiaan bagi si gadis.
Kepercayaan kepada Hyena yang begitu tinggi akhirnya menimbulkan semacam kebanggaan tersendiri. Khususnya bagi para gadis yang semalam telah melayani Hyena. Para gadis ini akan membanggakan pengalamannya tersebut dan sambil berdoa jika Hyena akan membebaskannya dari penyakit.
Rata-rata para gadis akan merasakan hal yang sama. Tapi, ternyata nggak semua menunjukkan sikap seperti itu. Beberapa malah merasa sangat terhina. Alasannya sendiri lebih ke arah naluri dan nilai kesucian. Mereka merasa jika yang berhak mendapatkan ‘itu’ adalah suami bukan Hyena.
Praktik pembersihan yang dilakukan Hyena ini selalu diketahui oleh semua orang, nggak terbatas orangtua si gadis yang bersangkutan saja. Dan mungkin karena ritualnya sudah mendarah-daging, maka sama sekali nggak ada rasa keberatan di pihak orangtua ketika gadisnya ‘dibersihkan’. Malah yang ada justru pemaksaan dari orangtua untuk melakukan ritual tersebut.
Para orangtua khususnya ibu, rata-rata memang di masa lalunya pernah mengalami ritual ini. Jadi, melihat dari sudut pandang tersebut, akhirnya mereka dengan gampangnya menyerahkan anaknya kepada Hyena untuk semalam. Para orangtua ini juga sangat yakin jika Hyena akan mampu menghilangkan penyakit si anak gadisnya. Di samping ritual ini menurut mereka bisa membuat para gadis tahu cara yang benar untuk menyenangkan suaminya nanti.
Tidak semua orang pria bisa menjadi seorang Hyena. Ada syarat khusus yang harus dipenuhi. Misalnya adalah umur dan juga perilakunya di masyarakat. Soal perilaku, hal ini bisa dibilang sebagai syarat prioritas. Masyarakat sekitar mempercayai jika Hyena adalah seseorang yang baik perilakunya, maka ia akan bisa memberikan efek pembersihan yang lebih maksimal.
Dalam melakukan tugasnya Hyena selalu menerima bayaran. Jumlahnya sendiri nggak begitu besar sih, tapi cukup untuk makan sehari-hari. Makanya, kadang seseorang yang menjadi Hyena berhenti bekerja karena merasa sudah merasa cukup dengan gaji yang diterimanya itu.
Sebagai pria biasa, tentu Hyena adalah profesi yang luar biasa. Nggak hanya bisa menikmati proses ‘pembersihan’, mereka pun juga dibayar. Meskipun demikian, di sisi lain seorang Hyena selalu berada di posisi yang sangat dilematis. Terutama kontroversi mereka di tengah-tengah keluarga.
Memang profesi Hyena sangat membanggakan, tapi secara naluriah hal ini tetap nggak bisa diterima, terutama oleh istri seorang Hyena. Bisa dibayangkan betapa perasaan istri seorang Hyena bakal tercabik-cabik ketika suaminya berangkat kerja untuk meniduri gadis tetangga yang akan menikah. Dalam banyak kasus memang sangat terlihat kalau istri-istri Hyena tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh suami mereka. Tapi, mereka membiarkan saja hal tersebut terjadi. Alasannya lebih karena adat dan juga ekonomi.
Bukan bermaksud untuk menghilangkan tradisi, tapi alangkah baiknya kalau Hyena ini dihilangkan saja. Alasannya nggak lain karena ritual yang katanya membersihkan ini justru akan berdampak penyakit mematikan. Ya, bayangkan saja kalau seorang Hyena ternyata terkena HIV. Jelas gadis-gadis yang ditidurinya akan terjangkit pula.
Sayangnya praktisi Hyena ini ternyata masih ada di beberapa desa. Bahkan upaya untuk menghilangkannya seolah dihalang-halangi. Pemerintah Malawi sendiri juga pernah turun tangan tapi nggak benar-benar menyelesaikan masalah. Nggak bisa disalahkan juga sih, mungkin mereka memandang masalah ini sebagai hal yang sepele kalau dibandingkan dengan buruknya kemiskinan dan kelaparan di negara ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…