Referendum menuntut kemerdekaan selama ini kerap diserukan oleh kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang keberadaannya sangat ditentang oleh pemerintah Indonesia. Ternyata, hal serupa juga dialami oleh Papua Nugini. Negara tetangga yang letaknya berbatasan dengan Papua tersebut, kini menghadapi ancaman yang sama seperti yang selama ini terjadi di Tanah Air.
Dilansir dari tagar.id, adalah wilayah Bougainville yang menuntut referendum kemerdekaan dari Papua Nugini, yang sebelumnya merupakan salah satu dari 21 provinsi di negara tetangga Indonesia tersebut. Lantas, apa yang membuat Bougainville ingin merdeka dan menjadi negara sendiri?
Diketahui, Rio Tinto yang merupakan perusahaan tambang raksasa dunia ternyata sempat melakukan penambangan di Bougainville. Karena dinilai menguntungkan, pemerintah Papua Nugini mulai berkonflik dengan Bougainville karena perdebatan atas kuasa dan hak keuntungan yang diperoleh dari hasil tambang.
Pertentangan yang terjadi antara kedua belah pihak, akhirnya malah membuat Rio Tinto menghentikan operasi di tambang yang bernama Panguna tersebut. Oleh pemerintah Papua Nugini, keberadaan Panguna sangat penting karena hasil produksinya menguasai tujuh persen dari total produksi dunia. Tak mau kalah, Bougainville pun akhirnya melakukan perlawanan.
Perang sipil pun akhirnya pecah antara gerilyawan Bougainville dan angkatan bersenjata Papua Nugini. Dilansir dari tagar.id, insiden berdarah tersebut menumbalkan 20.000 warga yang tewas dari konflik yang terjadi mulai tahun 1988 hingga 1997 tersebut. Hingga akhirnya, referendum pun diserukan sebagai solusi untuk menghentikan perang sipil tersebut.
Sesuai rencana, referendum akan dilakukan pada 23 November 2019 dan diikuti oleh masyarakat Bougainville. Menariknya, OPM TPNBP diundang oleh Bougainville Revolutionary Army (BRA) dan The Bougainville Unification Core Groups (BUGC), untuk menyaksikan proses referendum, seperti yang dikutip dari suarapapua.com.
Langkah Bougainville untuk menjadi negara merdeka tinggal sedikit lagi. Dengan adanya proses referendum, rakyat berharap agar kehidupan mereka bisa berubah menjadi lebih baik. Terlepas dari tambang Panguna yang menjadi sumber konflik, hasil referendum akan menjadi penentu nasib Bougainville di masa depan. Apakah berdaulat sebagai negara merdeka atau tetap menjadi bagian dari Papua Nugini dengan keistimewaan otonomi yang lebih luas.
BACA JUGA: Republik Murrawari, Calon Negara Tetangga Indonesia yang Ingin Merdeka dari Australia
Nama Bougainville memang terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Meski demikian, wilayah tersebut ternyata sudah sejak lama memendam konflik berupa peperangan sipil, demi tujuannya menjadi negara merdeka yang berdaulat. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…