Memeluk kepercayaan Yudaisme yang menjadi dasar keimanan kaum Yahudi memang tidak mudah dilakukan di Indonesia. Meski mengakui lima agama dalam undang-undangnya, Yudaisme belum dianggap secara resmi oleh pemerintah. Tantangan inilah yang dialami oleh Yaakov Baruch,
Sebagai seorang pemimpin jemaah komunitas Yahudi di Sinagoge Shaar Hashamayim, Tondano, Minahasa, rabi Yaakov Baruch bisa dibilang merupakan satu-satunya rabi yang bisa dijumpai di Indonesia. Ada banyak kisah yang dialaminya selama memutuskan untuk menganut ajaran Yudaisme di Indonesia.
Sebelum memutuskan untuk memeluk Yudaisme, rabi Yaakov harus bergelut dengan hati nuraninya sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari tahu asal-usul keluarganya. Darah Yahudi ternyata didapatkannya dari dari sang ibu. Yaakov juga sempat pergi ke Belanda dan Israel untuk mencari tahu dan terus menggali informasi tentang masa lalu keluarganya. Ia akhirnya yakin bahwa keluarganya memang keturunan Yahudi.
Konsekuensi pahit memang harus diterima oleh Yaakov saat memilih Yudaisme sebagai keyakinannya. Ancaman pembunuhan pun sempat datang dari sekelompok pria yang menyebutnya sebagai “Yahudi gila”. Saat itu, Yaakov tengah berjalan-jalan di pusat perbelanjaan bersama sang istri yang tengah mengandung. Penampilan Yaakov yang terlihat ‘Yahudi’ menjadi penyebabnya pada saat itu.
Demi keamanannya, ia kemudian memutuskan untuk menyembunyikan jati dirinya yang merupakan penganut Yudaisme. Penampilannya pun diubah dan tidak lagi menggunakan Kippah (semacam topi kecil khas orang Yahudi) di tempat umum. Yaakov dan penganut Yudaisme lainnya, merupakan satu dari sekian orang-orang Yahudi Indonesia yang tersisa di Manado.
Yaakov saat ini dikenal sebagai rabi yang memimpin Sinagoge Shaar Hashamayim yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa. Lokasinya berjarak sekitar 33 km dari Manado, Sulawesi Utara. Bersama sekelompok kecil penganut Yudaisme lainnya, ia rutin menyelenggarakan ibadah. Yaakov juga menjelaskan pandangannya soal Yahudi, Israel, dan Zionis yang menurutnya memiliki perbedaan.
Menurut Yaakov, Yahudi merupakan etnis layaknya suku-suku bangsa seperti, Arab, India, melayu, dan sebagainya. Sedangkan Zionisme dipandangnya sebagai paham dari kelompok sekular Yahudi yang ingin mendirikan Israel (Judeenstaat atau negara Yahudi). Tak semuanya setuju. Salah satunya menurut Yaakov adalah, kalangan religius Yahudi justru menentang pendirian Israel karena konsep negara itu tidak ada di dalam Taurat mereka.
BACA JUGA: 5 Fakta Kehidupan Muslim di Negara Mayoritas Yahudi Israel yang Ternyata Adem Ayem
Yudaisme dan Yahudi mungkin masih menjadi perdebatan di Indonesia. Banyak dari mereka yang belum menerima karena anggapan Yahudi kerap dihubungkan dengan konflik Israel Palestina. Padahal jika ditelaah lebih jauh, keduanya memiliki makna yang berbeda meski hakikatnya sama. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…