Sudah menjadi rahasia umum kalau Amerika adalah negara tukang sebar propaganda paling cerdik. Untuk mencapai tujuannya AS disinyalir selalu menggunakan cara ini dan seringkali mereka sukses. Sudah banyak bukti untuk ini, salah satunya misalnya adalah propaganda CIA di Iran beberapa dekade yang lalu. Bahkan diduga Indonesia juga jadi korban propaganda AS, terutama tentang awal mula Freeport yang melibatkan Soekarno, Soeharto dan juga CIA.
Dalam melancarkan aksi propagandanya, AS tak selalu menciptakan chaos atau kekacauan. Di era seperti sekarang, mereka bermain lebih halus dan terselubung lagi. Misalnya lewat film-film bertema heroik. Percaya atau tidak, banyak dari film-film rilisan Hollywood yang sukses ternyata disisipi semacam pesan khusus. Intinya, AS ingin memberikan semacam pemahaman tertentu sehingga moviegoers terbentuk mindset-nya, padahal apa yang ada tidak demikian.
Ini sama sekali bukan semacam cocoklogi atau bahasa Jawanya “digatuk-gatukkan”. AS memang sengaja menyebarkan propagandanya lewat film-film tertentu. Simak ulasannya berikut ini.
Film rilisan tahun 2001 ini kurang lebih menceritakan tentang peristiwa Pearl Harbour yang dramatis itu. Namun, diduga banyak dari ceritanya diubah sedemikian rupa dengan tujuan khusus. Menurut USA Today, Pentagon menawarkan banyak bantuan di film ini, namun sebagai gantinya, naskah dan skenarionya harus boleh diubah.
Salah satunya buktinya adalah pengubahan karakter Jimmy Doolittle yang di naskah aslinya biasa, menjadi istimewa. Tokoh ini sengaja dibikin sangat heroik biar bisa membuat rasa nasionalisme rakyat AS naik. Ketika ditanya, tujuan Pentagon memang menciptakan kesan baik agar makin banyak warga AS yang menjadi anggota militer. Ya, film ini sedikit banyak memang berhasil membuat militer AS kebanjiran pelamar.
Film yang dibintangi oleh Ben Affleck ini bercerita tentang konspirasi adu domba pihak tertentu yang sengaja ingin membuat AS dan Rusia bertempur. Film ini dikemas sangat apik mewah di zamannya (2001). Sayangnya, ada propaganda terselubung di sini. Secara tersirat, AS seolah ingin mengatakan “inilah kehebatan Amerika”.
Film ini melibatkan secara aktif para anggota militer dan alutsistanya, mulai dari 2 buah jet F-16, 2 pesawat B-2 Bombers, sampai sebuah kapal induk. Bayangkan, berapa duit yang harus dikeluarkan untuk menyewa ini semua. Tapi, ada indikasi jika pemerintah menggeratiskannya. Tujuannya sendiri agar Amerika nampak sangat jumawa dibandingkan negara-negara yang disebutkan dalam film ini. Lebih-lebih Rusia.
Iron Man yang rilis tahun 2008 ini diduga juga sudah ‘dipermak’ demi tujuan propaganda. Pertama adalah tentang cerita awal mulanya yang sedikit diubah dari versi komiknya dengan maksud tertentu. Di komik, diceritakan jika Stark diculik oleh sekelompok Komunis yang kemudian membawanya ke Vietnam. Di Film, skenario ini diubah. Komunis diganti teroris, dan Vietnam diganti Afghanistan, entah apa maksudnya.
Tak hanya itu, lewat film ini AS juga seolah ingin menyombongkan kekuatan udaranya. Pada sebuah scene, Iron Man bergelut sangar dengan dua buah F-22 Raptor. Gilanya, pesawat tempur ini hampir bisa mengimbangi Iron Man yang secara teknologi sudah jauh ke depan. Ini seolah-olah memiliki kesan jika angkatan udara AS sangatlah hebat. Bahkan si Iron Man yang begitu canggih dan sangar seakan bisa ditaklukkan.
Inti cerita dari film Argo adalah bagaimana seorang agen CIA menyelamatkan sekawanan warga AS untuk bisa keluar dari Iran lewat sebuah manipulasi skenario. Sebenarnya, hal yang disoroti di film ini bukan hanya tentang Ben Affleck (si agen CIA) menyelamatkan sandera saja, tapi juga potret warga Iran yang digambarkan seperti orang kanibal haus darah.
Setting film ini sendiri memang diambil pada masa revolusi Iran di mana saat itu tengah terjadi kekacuan besar. Sebenarnya sudah jadi rahasia umum jika awal mula dari kekacuan ini adalah gara-gara CIA yang melakukan propagandanya di negara minyak itu. Hingga akhirnya membuat penduduk geram. CIA memainkan peran seolah mereka superhero di film ini. Padahal mereka justru jadi biang dari masalah. Tentang warga Irak yang seperti haus darah, jelas AS melebih-lebihkan ini agar orang-orang takut untuk ke negaranya Ahmadinejad itu.
AS dan Korut seperti yang kita tahu adalah musuh bebuyutan. Keduanya sudah saling membenci sejak lama. Di Korut, Kim Jong Un menjejalkan propaganda buruk Amerika kepada rakyatnya, AS membalas dengan menjelek-jelekkan Korut di dunia lewat The Interview.
Sebenarnya tak perlu dijelaskan panjang lebar kalau sudah lihat filmnya sendiri, karena sudah sangat jelas isinya menghina Korut. Film ini memang sengaja dibuat agar dunia menganggap enteng Korut dan menjadikannya bahan lelucon level global. AS berhasil melakukannya. Korut sendiri bukannya diam dengan film ini. Mereka melakukan aksi nyata dengan meretas Sony sebagai pihak distributor film.
Inilah alasan kenapa kita harus jadi penonton cerdas. Menonton film memang untuk bersenang-senang, namun jangan lupa untuk selalu memandang dari sisi yang lain. Jangan sampai kita tak aware terhadap skenario, naskah, cerita dan lainnya. Sehingga terbentuk mindset tertentu tanpa kita sadari.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…