Lagi-lagi sebuah tindakan kekerasan terjadi pada orang yang lemah dan tak berdaya. Yang lebih mengagetkan lagi, penganiayaan itu sendiri dilakukan oleh sekumpulan aparat. Tak bisa dibayangkan seorang aparat bisa melakukan hal tak bermoral seperti itu.
Seperti yang dilansir dari beberapa media lokal dan Facebook, kabar ini tersebar luas di berbagai social media. Beberapa akun sempat memposting foto ini dan menyampaikan keprihatinan mereka. Ada dua nama yang diketahui, yakni Ghina Sari Mustika dan Muh Azone Sadega. Seperti apa ya kronologi kejadiannya? Kita simak pemaparannya di bawah ini yuk.
Baca Juga : 5 Fakta di Balik Keputusan Polwan Boleh Berjilbab
Korban yang mengalami tindakan penganiayaan ini adalah para petani. Mereka semua dipukuli oleh aparat kepolisian hingga babak belur dan berlumuran darah. Para petani yang jumlahnya puluhan itu ada yang masih muda ada pula yang sudah tua.
Sungguh kejam apa yang dilakukan oleh para aparat tersebut. Lihat saja korban dalam foto diatas, kepalanya luka dan mata sebelah kanannya mengeluarkan darah. Para petani juga tampak tak memakai baju mereka, hanya mengenakan celana pendek saja.
Peristiwa ini diduga terjadi pada perkebunan di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Para petani ditangkap, ditelanjangi dan di borgol tangannya oleh para aparat kepolisian. Para petani yang menjadi korban penganiayaan tersebut tampak sedang duduk dan dikumpulkan di lahan yang tak terlalu luas.
Saat petani-petani itu ditangkap dan kemudian dikumpulkan, polisi menghardik mereka dengan perkataan yang sangat kasar. “Bawa ke sana. Bawa. Daripada saya seret” kata salah seorang polisi dengan sedikit berteriak. Entah apa alasan mengapa petani diperlakukan seperti ini.
Tak berapa lama, terkuak sudah latar belakang peristiwa ini dalam video berjudul “Penangkapan Petani Penggarap Lahan HGU PT. Sindoka Di Luwu Timur”. Video yang memperlihatkan bagaimana para petani itu ditangkap dan dianiaya itu di unggah pada 10 Maret 2015 kemarin.
Dalam video itu juga menggambarkan bagaimana para polisi berlaku dengan begitu arogant. Terlihat juga ada seorang polisi menekan kepala seorang petani dalam keadaan jongkok dan menunduk. Sontak video tersebut mendapat begitu banyak kecaman dari netizen.
Tindakan intimidasi terhadap petani itu, dilakukan hanya karena lahannya tak mau dikuasai oleh PT. Sindoka. Padahal petani-petani itu adalah ujung tombak dari kesemuanya. Tanpa mereka, mungkin perkebunan itu tidak bisa menghasilkan apa-apa.
Jikapun memang ada masalah lahan, seharusnya para aparat kepolisian itu tidak berlaku kasar seperti yang mereka lakukan kepada petani tersebut. Para petani itu diperlakukan tidak selayaknya manusia, sampai harus meneteskan banyak darah.
Foto-foto itu sempat dihapus oleh sang pengguna yang mempostingnya, tapi berita ini sudah terlanjur tersebar luas. Sampai saat ini belum ada klarifikasi oleh pihak terkait dari peristiwa pengintimidasian terhadap orang tak berdaya ini.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…