Anak-anak Indonesia yang tumbuh di tahun 90an adalah anak-anak yang kehidupannya sangat berwarna. Mereka tumbuh di saat kondisi negara masih aman dan stabil, dollar masih seharga Rp. 1.500, siaran TV yang beraneka rupa dan masih bermuatan positif.
Meskipun dunia hiburan dan percetakan masih belum sebebas jaman ini, justru di era 90an lah banyak tontonan dan bacaan positif yang bermanfaat dan sangat menghibur. Komik, cersil (cerita silat), sandiwara radio, berbagai rupa acara TV, dan bermacam hal yang sangat seru, edukatif, juga mendekatkan.
Berikut adalah beberapa hal yang pernah mewarnai dekade yang keren ini!
Tahun 90an adalah surga bagi film kartun dan anime di layar kaca. Hampir setiap sore, semua stasiun TV menayangkan film kartun/anime yang selalu ditunggu oleh anak-anak.
Bahkan mereka rela bolos les pelajaran atau mengaji hanya agar bisa menonton film-film kesayangannya. Serial seperti Mask, Galaxy Rangers, Silverhakws, Thundercats, Teenage Mutant Ninja Turtles, Doraemon, Dragon Ball, Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Knight Rayearth,Remi, Candy Candy, Lady Oscar, Captain Tsubasa, Chibby Maruko Chan dan masih banyak lagi!
Sinetron di layar kaca pada tahun 90an masih belum semenyedihkan jaman sekarang yang bertele-tele, menjual kemegahan, dan terlalu dibuat-buat. Sinetron di dekade 90an adalah sinetron yang menghibur namun menanamkan nilai nilai keluhuran budi pekerti, sopan santun, dan kekayaan budaya,pantas untuk ditonton oleh anak-anak.
Di dekade ini, tokoh bernama Midun, Jojo, Doel, dan Ali Topan, sempat menjadi tokoh idola yang selalu ditunggu kemunculannya. Sinetron yang terkenal di dekade 90an antara lain: Si Doel Anak Sekolahan, Ali Topan Anak Jalanan, Sengsara Membawa Nikmat, Jendela Rumah Kita, dll.
Tahun 90an, penerbitan memang masih sangat terkontrol oleh pemerintah Orde Baru. Meskipun begitu, dunia penerbitan majalah sangat ramai dan sangat edukatif. Anak-anak mengenal majalah Bobo, Ananda, dan Kawanku. Untuk remaja ada majalah Hai, Gadis, Aneka Yess. Ada pula majalah Anita Cemerlang yang memuat kisah-kisah fiksi yang menghibur.
Sayang, begitu era internet hadir, dan masuknya majalah-majalah luar negeri seperti Cosmo, Vogue, dan lain-lain, majalah terbitan 90an menjadi kehilangan pasarnya dan bubar satu demi satu.
Komik lokal dan ‘interlokal’ tumbuh dengan pesat di dekade ini. Di era 80an, komik lokal sangat merajai pasar. Tetapi perlahan-lahan kalah bersaing dengan komik Jepang, Eropa, dan Amerika yang menyerbu dengan gencar di awal tahun 90an.
Komik seperti Dragon Ball, Kungfu Boy, Mari-Chan, Candy-Candy, Tiger Wong, Tapak Sakti, Crazy Guy dan lain-lain, sangat berjaya dan penerbitannya mencapai jutaan eksemplar.
Selain kaya dengan hiburan seperti tontonan dan bacaan, era 90an juga kaya dengan permainan-permainan anak yang menggunakan aktivitas fisik. Selain lucu dan seru, permainan ini juga menyehatkan dan mengakrabkan.
Di jaman ini petak umpet, bentengan, kasti, kelereng, dll selalu dimainkan anak-anak setiap sore setelah mereka pulang dari sekolah. Begitu malam menjelang, masing-masing orang tua akan datang memanggil anaknya untuk pulang, mandi, dan belajar.
Sandiwara radio ini adalah salah satu hiburan di era 90an yang sangat banyak penggemarnya. Berbagai genre ditampilkan di dalam sandiwara radio, ada drama percintaan, drama keluarga, kisah silat, detektif, dan lain-lain. Genre yang paling merajai sandiwara radio adalah kisah persilatan seperti Saur Sepuh, Tutur Tinular, dan Misteri Gunung Merapi.
Sandiwara radio biasanya diputar 2 atau 3 kali setiap hari. Masing-masing memiliki jamnya tersendiri. Jika sandiwara sudah dimulai, seluruh keluarga akan berkumpul di sekeliling radio dan menyimak dengan seksama. Mungkin karena alur cerita yang seru, efek suara yang nyata, serta pengisian suara yang sempurna, sandiwara radio menjadi sangat populer dan bahkan diangkat ke televisi dan film. Pengisi suaranya pun menjadi selebritis yang dicintai masyarakat seperti Ferry Fadly dan Elie Ermawatie.
Film serial barat (eropa/amerika) menjadi tontonan yang selalu ada setiap malam. Dengan keunikan dan keseruannya tersendiri, film-film ini selalu lekat di hati pemirsa. Macgyver, Airwolf, TJ Hooker, Baywatch, 21 Jump Street, Renegade, dan Kungfu: The Legend Continues adalah serial-serial barat yang tak pernah kehilangan pecintanya.
Ditayangkan di waktu prime time (jam 7 sampai 9 malam) serial-serial ini mendapuk banyak pemasukan iklan. Sampai sekarang serial-serial ini masih laris dalam bentuk DVD atau download.
Di jaman itu, siapa yang tidak kenal dengan Little Missy, Kasandra, Maria Mercendes, Carita de Angel, Betty La Fea, dll? Serial buatan negara-negara Amerika Latin ini sebenarnya hampir sama formatnya dengan sinetron Indonesia, hanya saja ceritanya tidak terlalu bertele-tele.
Selain telenovela latin, ada juga telenovela buatan Thailand seperti Badai Asmara, Kabut Cinta, dan Lady of The Poor yang membuat nama Pamela Bowden menjadi cukup terkenal.
Tokoh-tokoh seperti Yoko, Kwee Ceng, Pendekar Harum, dan Pendekar Ulat Sutra sangat melekat di benak anak-anak dan juga orang dewasa. Kisah kepahlawanan mereka dan tata laga serial ini membuat begitu banyak stasiun TV yang menayangkan.
Ada yang sukses ada pula yang gagal. Tapi satu yang pasti serial ini telah pernah merajai dunia hiburan Indonesia. Bahkan melahirkan juga serial-serial asli Indonesia yang cukup menarik seperti Saur Sepuh, Kaca Benggala, Misteri Gunung Merapi, dll.
Wiro Sableng adalah contoh novel silat Indonesia yang sangat populer di jamannya. Bersama dengan novel lain seperti ‘Api di Bukit Menoreh’, dan ‘Bende Mataram’, novel silat Indonesia sempat merajai dunia penerbitan. Awalnya novel-novel jenis ini terinspirasi oleh novel-novel silat Tiongkok karya Chin Yung dan Khu Long yang diterjemahkan oleh Tjan ID, Gan KL, dan lain-lain.
Seorang penulis asli Indonesia bernama Asmaraman Kho Ping Hoo lalu menulis sendiri novel silat berlatar belakang Tiongkok dan Nusantara yang meraih banyak penggemar. Bahkan sampai sekarang orang masih membaca karya-karyanya. Dari sinilah kemudian muncul penulis-penulis lain asli Indonesia yang menulis cerita silat nusantara.
Begitu banyak kenangan manis dan menyenangkan yang datang dari dekade 90an, redaksi Boombastis akan mengulas dan mengupasnya dengan lebih dalam pada tayangan mendatang. Yuk mampir!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…