Waktu terus berjalan, teknologi makin canggih, begitupula manusianya. Masih ingat nggak perasaan kalian waktu pertama kali dibelikan handphone? Apalagi jaman layar hitam putih? Ponsel ini pernah begitu beken di tahun 2003-an.
Dulu, benda itu sudah mewah banget. Dibawa ke sekolah aja rasanya udah gaya seperti pemain Meteor Garden. Meski bunyinya nyaring dan norak sampe bikin sakit kuping, bahkan bikin geger pas kita lupa ‘silent’ di kelas.
Sekarang, mungkin handphone kita itu sudah bagaikan ‘fosil’ atau kadang kita ‘tega’ bilang benda bersejarah itu sebagai ‘ganjelan pintu’. Andai handphone jadul kita bisa bicara, mereka akan menceritakan kembali kelakuan kita waktu pertama kali punya ponsel jadul ini.
Sekarang jadul, tapi dulu sih udah keren. Inget nggak pertama kali punya ponsel hitam putih dulu, kita udah seneng banget seperti punya iPhone di jaman sekarang. Nggak semua anak remaja bisa pegang handphone seperti anak sekolah masa kini. Ada yang butuh perjuangan demi bisa punya handphone, baik itu beli sendiri ataupun dibelikan orang tua.
Langkanya muda-mudi yang punya posel jadul ini tak lain karena memang harganya mahal. Harga ponsel hitam putih dulu bisa setara dengan smartphone atau android kelas menengah jaman sekarang.
Eh, tapi ada yang bikin heran. Jaman itu, nggak punya ponsel atau bahkan ponsel ketinggalan, kita nggak akan gusar seperti jaman sekarang. Kita tetep bisa janjian dengan teman, main sambil gaul dengan teman-teman dan tetap update tentang berbagai hal.
Setelah pulang dengan hati senang membawa handphone, kita bakalan bongkar dos dan buku petunjuknya. Entah semalaman atau seharian, kita bakal baca dengan hati-hati.
Maklum, namanya juga pertama kali punya HP. Dan nggak banyak orang yang bisa kita tanyai tentang cara pakainya, karena nggak semua orang punya dan tahu caranya.
Jaman dulu, mainin ringtone monoponik yang bunyinya bagaikan ‘Alvin And The Chipmunk’ kejepit (meski suara mereka udah bagaikan kejepit), punya keseruan tersendiri. Bodo deh keliatan kaya’ anak kecil nemu mainan baru.
Nyatanya, banyak juga orang dewasa yang melakukannya. Tapi kebanyakan sih dalam rangka setting profile ponsel supaya lebih notice kalau ada telepon dan sms. Nah, siapa yang dulu suka mainan ringtone di HP jadul?
Eh, dulu juga ada lho rumus buat menghasilkan bunyi ringtone monoponik tertentu. Biar bunyinya bisa seperti jingle Power Ranger, Doraemon, sampai lagu-lagu pop populer jaman itu. Biasanya kode ringtone ini ada di majalah-majalah remaja.
Awal-awal punya ponsel, tuker-tukeran nomor telepon biar phonebook ada isinya itu masih ‘sesuatu’ banget. Nggak seobral tuker-tukeran pin BBM atau ID Line di jaman sekarang.
Nomor HP jaman dulu privasinya tinggi sekali dibandingkan masa kini. Maka dari itu jaman dulu kalau mau minta nomor HP gebetan, butuh ‘perjuangan’ dan sepik-sepik temen kanan kiri.
Nun jauh sebelum HP kita secanggih sekarang, dan belum ada Google Play Store, inilah dua game yang menghibur hari-hari kita. Apalagi kalau di jaman itu, kita pakai ‘ponsel sejuta umat’ berinisial N.
Sebagian besar generasi ponsel jaman itu, sudah pernah merasakan asiknya main Snake dan Space Impact sambil membunuh waktu waktu, nunggu antrian di warnet, nganggur di kelas dan sebagainya. Jangan remeh, susah-susah gampang juga biar bisa dapet skor tinggi dan level expert di kedua game ini.
Semua pernah merasakan, mencet 3 kali demi huruf C, mencet berkali-kali demi tanda tanya. Tapi anehnya, SMSan sambil merem aja kita bisa. Sampai-sampai di dunia ini ada lomba cepet-cepetan ngetik SMS.
Kalau jaman sekarang, belum banyak orang yang bisa ngetik dengan cepat pakai keypad qwerty di android. Entah layar sentuh yang sensitif atau jempol yang kegedean, sampai ngetik jadi salah-salah terus.
Pertama kali punya ponsel hitam putih, pasti pernah merasakan tarif SMSan yang Rp 350 dan tarif nelepon yang mahalnya selangit. Sampai akhirnya ada paket SMSan yang lebih murah dan ada trik telepon 3 detikan.
Cara ini banyak dipakai muda-mudi jaman itu yang kantongnya masih mepet banget. Beli pulsa juga masih berani 5-10 ribu rupiah. Beda dengan jaman sekarang. Di mana SMS hampir terkalahkan oleh popularitas messenger chat, telepon bisa pakai voice call atau video call, serta kita rela menyiapkan uang 50-100 ribuan atas nama kuota internet. Wah, ternyata sebenarnya kita kaya juga ya di jaman sekarang?
NAH! Inilah kehebatan ponsel hitam putih jaman dulu. Ngecharge sekali, bisa tahan berhari-hari. Itulah kenapa colokan listrik nggak begitu laris, kecuali kita butuh setrika, masak nasi atau nonton TV. (Eciee, jaman dulu kita masih sering nonton TV lho, walau sambil pake HP.)
Kini ketika sudah punya smartphone, sehari bisa 2 kali charge. Atau bahkan bawa power bank ke mana-mana. Sampai kadang-kadang kangen sama ponsel jadul yang baterainya lebih betah. Nggak harus rebutan colokan, apalagi power bank.
Yep. ponsel jaman dulu memang boleh dibilang tebel-tebel. Bahkan beberapa kadang masih pakai antena, demi ngobrol nggak kaya’ orang lagi kumur-kumur.
Meski terbilang ‘gemuk’ kalau dibandingkan dengan smartphone jaman sekarang, ponsel-ponsel lama ini terbilang tahan banting. Beberapa pemilik hp jadul mungkin ada yang sampai mengisolasi ponselnya seperti gambar di atas.
Tidak dipungkiri, ponsel jadul pertama kita sudah banyak berjasa. Menghubungkan dengan keluarga yang jauh di sana, menyambungkan perasaan dengan mantan atau bahkan jadi pelampiasan sampai kita tega banting ponsel tersebut pas lagi KZL BGT (kesel banget maksudnya kalo jaman sekarang).
Semoga ulasan tentang ponsel hitam putih jadul ini bisa membuat kita tetap rendah hati. Meski sudah punya smartphone yang lebih canggih, bagus dan mahal, dulunya kita pernah ‘jatuh cinta’ pada ponsel jadul hitam putih yang jadi saksi bisu banyak cerita dalam hidup kita.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…