Sejak kecil kita sering dicekoki sebuah pernyataan: “Tugas wajib anak adalah belajar yang rajin.” Namun nampaknya hal itu tidak berlaku untuk beberapa anak yang hidup di lingkungan kumuh dan buruk di seluruh penjuru dunia. Anak-anak ini diwajibkan untuk bekerja untuk membantu orang tua. Sebagian besar malah dipaksa dengan ancaman.
Setiap tahun setiap tanggal 12 Juni diperingati sebagai Hari Menentang Perburuhan Pada Anak. World Day Against Child Labour ini digagas oleh ILO sejak tahun 2002. Namun bukannya menurun, jumlah buruh anak kian meningkat tahun ke tahun. Berikut ulasan selengkapnya seputar perburuhan pada anak.
Saat ini ada sekitar 168 juta anak-anak di seluruh dunia yang bekerja. Mereka adalah yang bekerja dalam kisaran umur 8 hingga 14 tahun. Pernyataan ini dikemukakan oleh Aktivis anak India bernama Kailash Satyarthi, penerima anugerah Nobel Perdamaian Dunia tahun 2014.
Jumlah yang disebutkan tersebar luas ke seluruh penjuru dunia seperti India, Indonesia, dan beberapa negara berkembang dan miskin lainnya. Di India sendiri ada sekitar 10 juta anak kecil yang bekerja paruh waktu atau pun bekerja penuh seharian. Akibat hal ini mereka kehilangan waktu berharga untuk belajar dan bermain.
Saat dunia memiliki sekitar 168 juta pekerja anak di bawah umur. Dunia memiliki 200 juta orang dewasa yang hidup tanpa adanya pekerjaan. Dan lebih mirisnya lagi sebagian besar dari mereka adalah orang yang lulus dari perguruan tinggi. Bahkan ada yang bergelar Master namun tetap tidak mendapatkan pekerjaan.
Jika saja dunia ini mudah diatur dan dibolak-balikkan. Maka kita bisa menukar mereka. Sehingga semua anak akan bisa belajar dengan baik. Sementara jutaan orang dewasa mendapatkan pekerjaannya apapun itu.
Penyebab perbudakan anak ada dan semakin banyak adalah kemiskinan. Anak dari keluarga yang sangat miskin biasanya akan dituntut untuk bekerja. Asal bisa berjalan dan membawa barang, artinya mereka dapat dipekerjakan. Jika tidak bekerja artinya tidak dapat uang dan tidak mendapatkan jatah makan di rumah. Orang tua akan memaksa anak untuk bekerja, tidak memperbolehkan sekolah, bahkan yang paling buruk adalah anak-anak ini akan diancam.
Selain itu aturan di sebuah negara belum kuat untuk membatasi adanya perburuhan anak. Belum ada hukuman yang berat untuk mereka yang mempekerjakan anak, atau sebuah perusahaan yang mempekerjakan anak di bawah 14 tahun. Umur segitu seharusnya banyak belajar dan juga bermain. Tidak ditekan untuk melakukan pekerjaan berat yang kadang tidak sesuai dengan keadaan fisik dan mentalnya.
Tema dari World Day Against Child Labour tahun 2015 ini adalah “Melawan Perburuhan Anak Dengan Pendidikan Yang Berkualitas.” Pendidikan yang berkualitas dipercaya dapat menghindarkan anak dari perburuhan anak. Namun sepertinya hal ini tidak akan berjalan dengan baik jika hanya berupa slogan saja. Karena masalah perburuhan pada anak tidak segampang yang kita kira.
Tidak semua anak mampu mendapatkan pendidikan berkualitas. Terutama di negara-negara yang berkembang, Indonesia misalnya. Tidak semua anak mampu mendapatkan pendidikan yang berkualitas, alasannya adalah mahalnya biaya pendidikan. Untuk makan saja apalagi untuk membayar sekolah.
Perlu adanya peran serta orang tua dalam penyelesaian masalah ini. Karena biasanya anak-anak bekerja atas paksaan orang tua. Tidak ada yang bisa menyembuhkan keadaan ini. Karena membuat anak menjadi buruh adalah kejahatan sosial yang sangat berat. Jika lingkungan keluarga tidak menyadari maka susah melepaskan anak dari pekerjaan yang membuatnya kehilangan dunia di masa muda yang harusnya penuh dengan warna.
Seharusnya anak-anak diberikan kesempatan yang besar untuk dapat belajar dan bermain. Kalau pun diharuskan bekerja, anak tetap harus diberi sedikit kelonggaran. Karena secara fisik dan mental, anak-anak belum siap untuk bekerja. Terlebih di bawah tekanan dan ancaman. Manusiakan seorang anak-anak!
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…