Umumnya, namanya penjara dibuat menyeramkan, keras serta mimpi buruk buat siapa pun yang datang. Tujuannya hanya satu, agar membuat efek jerah bagi para tahanan yang agar tidak mengulang perbuatan yang sempat dilakukan. Namun ternyata hal itu juga lumayan efektif buat bikin takut para kriminal.
Namun di Arab, ada sebuah penjara yang sangat beda dengan yang lain. Alih-alih seram, yang ada malah bangunan mewah layaknya sebuah hotel bintang lima. Bahkan pembangunannya saja menelap dana sampai 35 juta dollar. Lalu kenapa bisa seperti itu? Simak ulasan berikut.
Jika menyebut kata penjara mungkin yang terpikir dalam benak kita adalah kengerian yang ada di dalamnya. Ya wajar memang, namun rupanya hal semacam itu tidak akan terjadi di Arab. Pasalnya di negeri timur tengah ini banyak penjara yang tak ubahnya sebuah hotel berbintang mewah buat para penghuninya.
Misalnya saja di hotel Ritz-Carlton Hotel Riyadh, yang sebenarnya juga difungsikan sebagai penjara buat ratusan tahanan yang melakukan korupsi, termasuk pangeran Arab. Begitu pula yang ada di Al-Ha’ir dan The Prince Mohammed bin Nayef Centre yang merupakan sebuah penjara yang khusus buat ribuan orang teroris.
Tidak seperti yang ada di Alctraz atau pun Nusakambangan, para tahanan di sini juga bisa menikmati beberapa fasilitas yang ada di penjara super mewah itu. Mulai dari kolam renang, tempat tidur super nyenyak hingga arena bowling pun tersedia buat mereka. Bahkan di penjara khusus teroris, pemerintahnya menyediakan ruangan khusus dan rumah sewa buat anggota narapidana yang ingin berkunjung ke sana.
Hal ini ternyata sengaja dilakukan lantaran diharap para nara pidana terutama teroris mendapatkan kenyamanan sehingga tidak masuk ke dunia gelap itu kembali. Alhasil pemerintah di sana harus merogoh kocek sampai 35 juta dollar untuk penjara itu.
Meskipun penjara dibuat dengan keadaan yang super mewah, siapa sangka masih banyak narapidana yang tidak betah. Hal itu lantaran ketakutan akan ancaman hukuman yang menanti mereka. Alhasil perbuatan nekat pun dilakukan seperti usaha kabur, bagi para tahanan terorisme.
Alhasil para tahanan yang melakukan aksi membangkang itu malah dijatuhi hukuman yang lebih berat. Sebaliknya buat para tahanan korupsi, kebanyakan dari mereka menempuh jalur “damai”. Bukan dalam artian penyuapan, namun pengembalian segala uang yang dicuri dari negara seberapa pun besarnya. Hal itu lebih baik ketimbang hukuman berat yang menanti.
Satu hal yang membuat segala kenyamanan yang ada di penjara seolah bukan apa-apa di mata para tahanan adalah hukuman yang menanti mereka. Pasalnya di sana masih berlaku hukuman cambuk, rajam eksekusi mati pun masih sering dilakukan.
Bahkan berdasarkan data tahun 2013 ada kurang lebih 79 teroris yang harus meregang nyawa lantaran masih juga tidak kapok dan mengulangi perbuatannya meskipun sudah diberi banyak kemewahan. Sebaliknya, hal yang juga terjadi di penjara korupsi, saking takutnya bahkan 95 persen dari mereka lebih memilih jalan “damai” ketimbang harus menempuh jalur peradilan.
Ya, meskipun mungkin terlihat sangat mewah, ternyata ada hukuman berat yang menanti. Ya, paling tidak pemerintah di sana mencoba untuk menyadarkan para tahanan meskipun dengan cara yang agak tidak biasa.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…