Bumi ini terdiri dari banyak sekali ras dan suku bangsa. Bahkan di Indonesia saja terdapat puluhan ras yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap ras memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda. Sayangnya, perbedaan ini justru kerap memunculkan masalah. Perpecahan yang tak diinginkan kerap terjadi, bahkan menimbulkan adanya perang dan pengusiran. Indonesia pernah mengalami perang antar ras atau suku yang berakhir mengenaskan. Seperti tragedi di Sampit berpuluh tahun silam.
Baca Juga : 7 Eksperimen Mengerikan dengan Manusia Sebagai Kelinci Percobaannya!
Ternyata di dunia ini juga pernah terjadi peristiwa yang nyaris sama dengan tragedi Sampit. Pengusiran sebuah ras atau kaum dilakukan oleh oknum tertentu yang memiliki kepentingan. Pengusiran ini berakibat banyaknya anggota ras meninggal, bahkan mengalami kehidupan yang mengerikan. Kejadian ini terjadi di masa lalu, dan telah banyak dilupakan oleh umat manusia. Berikut tujuh peristiwa pengusiran ras manusia yang sempat membuat bumi ini begejolak!
Saat perang dunia kedua berlangsung sekitar tahun 1945. Warga Jepang yang ada di Kanada semuanya diusir. Hal ini terjadi karena saat itu Kanada bergabung dengan sekutu yang memerangi Jepang. Gelombang pengusiran ini dilakukan oleh panglima perang Kanada bernama Ken Stuart. Pria berkuasa ini menyebut jika tak ada hak lagi warga Jepang untuk hidup di negara yang memeranginya.
Saat itu ada sekitar 20.800 orang Jepang yang berada Kanada. Bahkan mereka telah membangun keluarga dan memiliki anak di sana. Keadaan ini membuat mereka harus pergi di negara yang dicintainya setelah Jepang. Sebanyak 4.000 anak-anak berumur di bawah 16 tahun dikembalikan lagi ke Jepang. Kapal-kapal akan mengangkut mereka semua ke negara yang sedang diserang oleh sekutu. Pengusiran ini berhenti pada tahun 1949 setelah terjadi kesepakatan. Penduduk yang telah di Jepang diperkenankan kembali atau tetap di Jepang.
Saat Mussolini berkuasa tahun 1922, seluruh penduduk di Italia benar-benar dibersihkan dengan hal-hal berbau Jerman. Orang-orang yang berasal dari Jerman semuanya diusir agar tidak tinggal di Italia. Padahal saat itu ada sekitar 75% penduduk Jerman di sana. Program Italisasi ini membuat banyak warga Jerman resah. Bagaimana tidak, mereka yang kedapatan menggunakan Bahasa Jerman atau pernak-pernik negara itu akan ditangkap.
Pemerintah Italia mulai membangun sekolah dengan banyak menggunakan Bahasa Italia. Buku pelajaran hingga seluruh dokumen diubah menjadi bahasa asli. Dalam peristiwa ini ada sekitar 75.000 orang meninggalkan Italia. Sebelumnya mereka bertahan di camp pengungsian dengan keadaan mengerikan. Pemerintah Italia di bawah Mussolini benar-benar menekan mereka hingga batas terbawah.
Chagossians adalah sebuah suku yang bertahan di sebuah pulau kecil di Samudera Hindia. Saat Inggris mulai menginvasi, banyak warga dari pulau itu diusir. Bahkan mereka dikirim ke pulau lain yang jauhnya puluhan ribu kilometer. Selain itu, Tentara Inggris membunuh anjing-anjing mereka sebelum pegusiran terjadi. Padahal anjing itu digunakan untuk berburu dan bertahan hidup.
Inggris menggunakan pulau itu untuk pangkalan militer Amerika. Penduduk asli yang terusir pada tahun 70-an, sampai saat ini masih bertahan di pulau-pulau kecil seperti Mauritius. Mereka terus berjuang dan berusaha agar bisa kembali ke pulau yang menjadi rumahnya. Tapi segala usaha yang dilakukan warga Chagossians harus menemui jalan buntu. Pasalnya perjanjian antara Inggris dan Amerika akan berakhir pada tahun 2036.
Pada tahun 1863 terjadi invasi besar-besar terhadap suku asli di Benua Amerika. Salah satu korban dari pengusiran ini adalah suku Navajo. Para tentara dari Amerika menyuruh mereka semua keluar dari kampung dengan cara yang sangat kejam. Mereka membakar lumbung makanan. Membantai ternak dan lain sebagainya. Setelah itu penduduk yang jumlahnya mencapai 10.000 orang diminta berjalan sejauh 500 kilometer.
Jarak jauh yang ditempuh oleh penduduk mengakibatkan banyak orang mengalami kematian. Sebagian besar kematian ini terjadi karena kelelahan. Penyakit dan dehidrasi akut juga menyumbang banyak warga meninggal dan ditinggalkan begitu saja di jalanan. Selama perjalanan, dari awal hingga akhir, sekitar 2.300 orang meninggal dunia. Sebagian besar dialami orang tua dan anak-anak. Benar-benar kejam!
Pembantaian Tripoli dilakukan untuk melepaskan Libya dari dikontrol oleh Dinasti Ottoman. Sebuah kota bernama Tripoli dijatuhi banyak bom hingga mengakibatkan banyak sekali orang mengalami kematian. Setelah itu orang-orang dari Italia melakukan agresi kepada Kerajaan Ottoman yang mengakibatkan sekitar 100.000 orang harus mengungsi.
Kejadian ini membuat banyak warga merasa terusir. Bagaimana tidak, tempat mereka melakukan kegiatan sehari justru digunakan sebagai lahan perang. Saat Libya menyatakan diri sebagai provinsi lain dari Italia, perang justru terus terjadi dan tak berhenti. Padahal niat mereka menyatakan bergabung agar masalah perang cepat selesai.
Pada tahun 1492, Spanyol melakukan aturan yang sangat ketat terhadap warganya. Mereka melarang hal-hal berbau Islam ada di negaranya. Mulai dari orang yang beragama Islam, tulisan-tulisan arab, hingga tempat ibadah harus dihancurkan. Orang-orang yang telah memeluk Islam diberi tiga pilihan: pergi dari Spanyol, mengganti agamanya atau mati. Akhirnya banyak warga yang mengganti agamanya meski tetap beribadah sesuai ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi.
Pengusiran yang sangat besar terjadi pada tahun 1609-1610. Sekitar 90% Muslim yang ada di Spanyol benar-benar dipaksa keluar. Tak ada pilihan lain. Jika masih membangkang artinya mereka mau dihukum mati. Total orang yang keluar dari Spanyol saat itu berjumlah 270.000. Penduduk Muslim yang terusir akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke negara-negara muslim di jazirah Arab.
Saat Jacobite Rebellion berkuasa di Skotlandia tahun 1745, sekitar 15.000 orang yang hidup di daerah pegunungan diusir dengan sangat kejam. Segala harta yang dimiliki mulai dari ternak, dan tanah dirampas. Mereka diusir keluar dari Skotlandia untuk mencari tempat baru. Beberapa orang Skotlandia akhirnya memilih untuk hijrah ke negara Eropa lain atau ke Amerika.
Pengusiran ini dilakukan oleh Jacobite agar ia dan juga pengikutnya mendapatkan lahan yang luas untuk tempat tinggal. Selain itu hasil bumi dan ternak bisa dimanfaatkan tanpa perlu mengelolanya terlebih dahulu. Banyak warga yang memprotes aksi keji ini. Namun aksi mereka dibalas dengan pembakaran dan perusakan seluruh isi kampung!
Baca Juga : 7 Manusia Ini Bertahan dari Kondisi yang Seharusnya Membuat Mereka Mati
Pengusiran adalah hal yang tak berbudi yang kerap dilakukan manusia. Akibatnya, perang akan tersulut hingga menyebabkan banyak orang meninggal tanpa mengetahui apa-apa. Semoga kejadian seperti ini tidak terjadi di negara kita Indonesia!
Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo, dan istrinya, Erina Gudono, heboh dibicarakan publik karena…
Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus kopi sianida akhirnya menghirup udara bebas. Dinyatakan sebagai orang yang…
Kasus perundungan ternyata tidak hanya marak di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan ketika sudah memasuki…
Indonesia patut berbangga pada Veddriq Leonardo. Ketika harapan untuk meraih medali emas Olimpiade Paris 2024…
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, ada kado baru yang dipersembahkan Pemerintah…
Mukbang merupakan salah satu kategori konten yang sangat disukai masyarakat media sosial. Suatu jenis siaran…