Biasanya sih kalau sedang berada di tempat umum, yang paling sering ditemui menangis sampai gulung-gulung itu anak kecil. Entah karena tidak dibelikan kue atau mainan, terkadang bisa juga karena sudah terlalu capek jalan-jalan. Eh, tapi kalau kamu beruntung (atau sial ya?) kamu akan bertemu dengan orang-orang dewasa yang sedang tantrum alias ngambek dan marah-marah yang biasanya diikuti dengan cara gulung-gulung, atau juga menghentak-hentakkan kaki layaknya anak kecil yang sedang marah.
Beberapa waktu terakhir ini, sering ada berita tentang orang dewasa yang ngambek di keramaian. Ada yang telentang di tengah jalan, gulung-gulung di toko perhiasan, atau menghentak-hentakkan kaki di pelabuhan. Pokoknya selalu ada tempat untuk protes dan ngambek di tempat umum.
Beberapa waktu lalu, seorang wanita marah dan nangis gulung-gulung gara-gara diputus lewat chat. Menurutnya ia sudah menjalin hubungan selama 26 tahun, meski menurut identitasnya ia masih berusia 24 tahun. Sepertinya kalau yang ini sih kita nggak perlu bingung kenapa ia mengekspresikan rasa sedihnya dengan gulung-gulung di keramaian.
Ada juga seorang ayah yang mengamuk di toko perhiasan gara-gara anaknya dilamar seorang pria Jepang. Ini lebih aneh lagi, yang melamar si pria Jepang kok marahnya ke toko perhiasan. Di berita yang lain, seorang wanita berusia 20 tahun telentang di tengah jalan gara-gara ayahnya tidak membelikannya smartphone yang mahal. Sudah dewasa kok nggak mau kerja sendiri dan beli smartphone sendiri.
Melihat beberapa fenomena ini, tentu membuat kita berpikir, kenapa sih orang-orang dewasa ini sampai gulung-gulung di tengah jalan? Atau jangan-jangan kamu juga sering marah sampai gulung-gulung? Nah, ternyata ada beberapa penjelasan yang memunculkan perilaku seperti ini, lho. Jadi, tantrum orang dewasa seperti ini tidak jauh berbeda dengan tantrum yang dilakukan anak-anak.
Sama seperti tantrum pada anak-anak, tantrum yang dilakukan orang dewasa sebenarnya juga berhubungan dengan masalah mengontrol emosi. Merasa marah atau sedih adalah hal yang wajar, namun sebagai orang dewasa, mengontrol emosi adalah hal yang penting.
Perilaku seperti ini biasanya muncul karena pasangan atau orang tua mereka membiarkan kebiasaan seperti ini baik secara disengaja atau tidak. Orang yang selalu melepaskan tantrum seperti ini merasa ia bisa dan boleh melepaskan tantrum dan merasa orang lain menoleransi perilaku seperti ini. Mereka merasa peraturan atau urusan orang lain tidak ada hubungannya dengan dengan dirinya. Padahal bagi orang lain, sikap seperti ini justru bisa sangat menyebalkan.
Saat anggota keluargamu ada yang sedang melepaskan tantrum, sebaiknya menyingkir terlebih dahulu agar ia tenang. Saat sudah tenang, barulah ajak dia bicara dan katakan bahwa perilaku seperti ini tidak bisa ditoleransi. Katakan dengan tegas, tapi tetap tenang. Jangan ikutan membentak dengan nada tinggi, karena hal ini justru membuatnya emosi kembali.
Nah, dengan penjelasan tersebut, kamu bisa mengenali apa sih yang bikin seseorang marah sampai guling-guling, menghentak-hentakkan kaki, atau teriak-teriak. Jadi, jangan langsung menuduh orang yang lagi tantrum sebagai PMS ya. Jangan-jangan kamu atau orang di sekitarmu sendiri yang menimbulkan sikap seperti ini?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…