Berbicara tentang Olo Panggabean, mungkin tidak semua orang mengetahuinya. Namun, di dunia hitam masa lalu nama ini begitu terkenal. Ya, Olo adalah salah satu sosok yang cukup punya pengaruh. Bahkan ia sering dijuluki Godfather. Kalau dalam film, julukan itu hanya dipunyai oleh orang-orang dengan kekuatan besar.
Olo Panggabean sering disebut sebagai salah satu raja judi Indonesia. Diduga ia menjalankan bisnis ini dengan skala yang cukup besar. Uniknya, meskipun sering disebut si raja judi, namun Olo memiliki sisi lain yang bisa dikatakan kontradiktif tapi luar biasa. Ya, pria ini dikenal juga sebagai seorang dermawan yang kalau nyumbang benar-benar tak tahu aturan alias banyak sekali.
Di Medan nama seorang Olo Panggabean begitu melegenda tapi kontradiktif. Di satu sisi ia dikenal sebagai raja judi dan preman bengis, tapi di sisi lain ia diketahui sangat dermawan. Dan lebih jauh tentang sosok satu ini, berikut adalah hal-hal yang mungkin belum kamu tahu tentang seorang Olo Panggabean.
Menurut rumor, masa muda Olo ini begitu keras. Sejak masih masih hijau ia dikatakan sudah terjun di dunia preman dan jadi sosok yang punya nama dan sangat ditakuti. Ia juga dikatakan pernah menjadi seorang penagih hutang bengis. Petisah adalah daerah di mana Olo berkuasa.
Tak hanya menjadi preman, Olo juga diduga mendirikan sebuah bisnis judi yang cukup besar. Bahkan ia juga mendirikan semacam kumpulan bernama Ikatan Pemuda Karya (IPK) yang diduga pula bersinggungan dengan perjudian. Polisi sendiri kemudian menyebut sosok ini sebagai raja judi meskipun pihak berwajib sepertinya belum bisa mengungkapkan kebenaran hal tersebut.
Ketika Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara pada tahun 1999, Olo pernah mendapat tudingan sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Organisasi IPK pun diminta untuk menghentikan kegiatan judinya. Moses (anak buah Olo) langsung muntab. Ia sampai menantang Sutiono untuk membuktikannya. Masalah tersebut pun diduga jadi pemicu terjadinya sebuah insiden di kawasan Petisah. Saat itu akibat penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok orang, ada anggota Brimob yang terluka. Korban yang terluka kemudian melaporkan kejadian itu ke rekan-rekannya. Akibatnya, sekelompok oknum kemudian memberondong kediaman Olo dengan senjata api.
Praktik perjudian yang dilakukan Olo kemudian mengalami banyak penurunan saat Sutanto menjabat sebagai Kapolri pada tahun 2005. Bisnis Olo benar-benar dihabisi. Karena hal itu, Olo kemudian dikabarkan memilih melakukan bisnis yang legal. Konon kabarnya, ia lalu berbisnis di Perusahaan Otobus (PO), POM Bensin, dan sebagainya.
Saat mencari foto atau gambar Olo Panggabean di internet, mungkin kita hanya bisa menemukan satu atau dua foto saja. Wajah Olo sendiri jarang diabadikan kamera wartawan. Hal tersebut tak lain karena tidak banyak orang yang pernah berkesempatan bertemu langsung dengannya. Bahkan kisah dan sepak terjangnya tersebar lebih karena info dan cerita dari mulut ke mulut.
Meski begitu, diyakini bahwa karisma seorang Olo Panggabean di Sumatera Utara bisa melebihi pejabat. Kediamannya di Jalan Sekip, Medan juga ramai jadi buah bibir. Menurut sebuah sumber, setiap kali Olo berulang tahun atau ada perayaan Natal dan tahun baru, banyak jajaran papan bunga ucapan selamat yang memenuhi daerah kediamannya tersebut.
Walaupun dikenal sebagai preman dan sempat berbisnis di jalan yang tak halal, Olo dikenal sebagai seorang dermawan yang mengagumkan. Ketika menjadi donatur untuk pembangunan tempat ibadah, ia tak mau namanya ikut disebut. Pihak Olo selalu berusaha memberi bantuan dan memberikan yang terbaik pada siapa saja yang membutuhkan dana sumbangan. Pernah pihaknya membantu sebuah keluarga yang anaknya tak bisa keluar dari rumah sakit karena “disandera” akibat tak bisa membayar biaya persalinan. Setelah biaya dilunasi dan dijamin langsung oleh Olo, pihak rumah sakit langsung memperlakukan keluarga itu dengan baik.
Olo Panggabean juga dikabarkan pernah membantu keluarga miskin. Diceritakan keluarga tersebut harus menerima nasib digusur secara paksa oleh oknum Satpol PP. Bahkan gerobak yang digunakan untuk berdagang yang jadi sumber penghasilan mereka dihancurkan. Dengan uluran tangan Olo, keluarga tersebut kemudian memiliki kios permanen sebagai tempat berjualan.
Masih ingat bayi kembar siam Angi dan Anjeli? Buah hati dari pasangan Subari dan Neng Harmaini ini harus menjalani operasi karena kembar siam sementara organ jantung, hati, dan paru-parunya saling berdiri sendiri. Di tengah keruwetan siapa pejabat yang akan membantu biaya untuk operasi tersebut, Olo tanpa ba-bi-bu langsung memberikan bantuan.
Ia menanggung semua biaya yang dibutuhkan. Olo pun masih menyempatkan diri untuk menyambut serta menggendong bayi kembar tersebut saat tiba di Bandara Polonia, Medan pada tanggal 18 Juli 2004.
Olo sendiri wafat pada tanggal 30 April 2009 setelah menjalani pengobatan di Singapura akibat komplikasi penyakit diabetes yang dideritanya. Dan yang bikin heran, kematiannya begitu ditangisi oleh banyak orang. Ya, meskipun preman dan raja judi, tapi di sisi lain Olo pernah membantu banyak orang. Sisi jahat Olo mungkin bukan untuk ditiru, tapi kebaikannya mungkin bisa jadi inspirasi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…