Inspirasi

Nu-Jek, Aplikasi Ojol Unik Buatan Santri Asal Pasuruan yang Bisa Pesan Penceramah Agama

Perkembangan bisnis teknologi di Indonesia terus menunjukkan perkembangannya. Setelah Gojek sukses menjadi unicorn startup di bidang transportasi online, kini menyusul aplikasi Nu-Jek buatan santri asal pasuruan ikut meramaikan industri angkutan berbasis teknologi di tanah air. Unicorn sendiri merupakan capaian dari sebuah perusahaan rintisan yang telah memiliki nilai di atas 1 miliar dollar AS.

Dilihat dari namanya, Nu-Jek yang berarti singkatan dari Nusantara Ojek itu, sangat kental dengan kultur masyarakat dari kalangan agama. Dilansir dari jppn.com, produk berbasis Android itu resmi diluncurkan oleh Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi). Tak hanya melayani transportasi, aplikasi tersebut bahkan bisa digunakan untuk memesan guru ngaji dan penceramah agama. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut.

Dibentuk oleh empat orang santri Pondok Pesantren

Nu-Jek dibangun oleh empat orang santri asal Pasuruan [sumber gambar]
sebelum membuat aplikasi Nu-Jek, keempat santri yang bernama Moch Ghozali, Imam Syafii, Umayya, dan Lukman Khakim, sejainya telah mengenal satu sama lain. Dilansir dari surabaya.tribunnews.com, mereka sebelumnya memang telah bergelut di dunia IT. Di mana keempat orang itu terlibat bersama mengelola sebuah perusahaan software. Oleh karena itu, teknologi informasi dan beragam hal di dalamnya, bukanlah menjadi sesuatu yang asing bagi mereka berempat.

Berawal dari kunjungan belajar di Sidney, Australia

Nu-Jek hadir setelah mengikuti seminar di Sidney, Australia [sumber gambar]
Kehadiran Nu-Jek bukan tanpa alasan. Keempat orang di atas (minus Umayya), mendampingi beberapa rekan dari Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), untuk menghadiri kunjungan dan belajar singkat di salah satu Universitas di Sydney Australia, November 2016. Salah satu materi yang berkesan dari mereka berempat adalah pengetahuan tentang membangun Start Up berbasis IT. Dari sinilah, akhirnya muncul ide untuk membuat Nu-Jek setelah didiskusikan sepulangnya dari Australia.

Produk teknologi yang dibuat berbeda dengan aplikasi ojol sejenis

Nu-Jek yang dilengkapi fitur unik [sumber gambar]
Setelah aplikasi Nu-Jek diluncurkan, keempatnya mulai berbagi tugas untuk menahkodai usaha baru tersebut. Sumber dari surabaya.tribunnews.com menuliskan, Moch Ghozali duduk sebagai Chief Executive Officier (CEO), Imam Syafii menjadi Chief Operation Officier (COO), Umayya di posisikan sebagai Chief Technology Officier (CTO), dan Lukman Khakim menjadi Chief Finance Officier (CFO). Meski terlihat sejenis dengan aplikasi macam Gojek dan Grab, NU-Jek memiliki sebuah keunikan tersendiri. Dilansir dari jpnn.com, produk berbasis Android itu bisa mengakomodir kebutuhan memesan penceramah agama untuk masjid atau musala, serta guru ngaji dan les bagi para orang tua untuk anak mereka. Luar biasa!

Niat mulia untuk menyejahterakan masyarakat

Nu-Jek dibangun untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia [sumber gambar]
Di balik pendirian Nu-Jek, terdapat sebuah keinginan luhur yang terkadang luput dari para pebisnis. Apa itu? Dikutip dari surabaya.tribunnews.com, keempat pendirinya ingin agar aplikasi yang mereka buat, bisa ikut mensejahterakan masyarakat di Indonesia. Khususnya di bidang ekonomi. “Dari beberapa riset dan penelitian, kami berempat memutuskan untuk tidak jadi penonton. Kami ingin aplikasi NU-JEK ini dari anak negeri , untuk negeri dan kembali lagi ke negeri. Kami ingin membantu pemerintah dalam mensukseskan peningkatan kesejahteraan umat,” ujar mereka.

BACA JUGA: 5 Keuntungan ini Cuma Bisa Dirasakan Pengemudi GoJek

Dengan niat untuk menyejahterakan umat, Nu-Jek hadir dan berusaha untuk mengakomodir kebutuhan pemakai maupun mitranya. Meski datang sebagai pemain baru pada bisnis transportasi berbasis online, aplikasi buatan anak bangsa tersebut menunjukkan bahwa perkembangan teknologi di Indonesia telah merata dan mengalami kemajuan. Dengan keunikan yang ditawarkan, mudah-mudahan Nu-Jek bisa meraih sukses seperti Gojek dan raksasa teknologi lainnya.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago