Lucu

Mengenal Strombolian, Jenis Erupsi Gunung yang Ringan namun Bisa Bertahan Ribuan Tahun

Letusan gunung merupakan musibah yang berbahaya dan bisa menelan korban kapanpun. Bahkan tercatat dalam sejarah semburan lava dan magma pernah membuat penduduk dunia kalangkabut, dua di antaranya adalah Tambora dan Karkatau yang berada di Indonesia.

Dengan alam yang luar biasa indah, Indonesia memiliki banyak pasak bumi yang masih aktif dan bisa meletus kapan saja. Senin malam (2/7), Gunung Agung yang berada di Bali kembali mengalami erupsi. Kali ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengatakan erupsi terjadi dengan tinggi kolom abu 2.000 meter dari atas puncak (sekitar 5000 mdpl lebih)

Erupsi Strombolian Gunung Agung [Sumber gambar]
Dari erupsi ini, lava pijar keluar dari kawah mencapai 2 KM. Hutan sekitar puncak juga terbakar dan terlihat api menyala di beberapa titik. Erupsi ini sendiri disebut sebagai strombolian. Erupsi strombolian adalah ledakan yang relatif ringan dengan indeks ledakan vulkanik sekitar 1 hingga 3. Nama ini sendiri diambil dari gunung api yang berada di Pulau Stromboli Italia. Gunung Agung mengalami strombolian dengan disertai dentuman yang menggelegar bak suara petir.

Dilansir dari situs kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia), strombolian merupakan erupsi yang dialami gunung berapi. Hal ini juga disertai dengan semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunung api yang sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.

Jenis ini berbeda bila dibandingkan dengan erupsi vulkanik atau hawaiian. Strombolian mengembalikan materi yang ia keluarkan ke dalam kawahnya. Ketika letusan lebih besar terjadi, ia akan memuntahkan lava ke sekitar gunung. Sehingga, tak heran jika banyak batuan yang terbentuk dari lava letusan erupsi ini.

Api yang membakar lereng gunung [Sumber gambar]
Mengenai aktivitas erupsi, strombolian bisa sangat tahan lama karena sistem saluran tidak sangat dipengaruhi oleh aktivitas erupsi, sehingga sistem erupsi dapat berulang kali mereset sendiri. Seperti contohnya, Gunung Erebus, Antartika yang selama beberapa dekade tetap menghasilkan erupsi strombolian. Atau, Gunung Stromboli sendiri yang menghasilkan erupsi ini selama dua ribu tahun lamanya. Karena awet tersebutlah, orang-orang Romawi menyebutnya sebagai ‘Mercusuar Mediterania’.

Hingga saat ini, semua penduduk yang berada di dekat Gunung Agung sudah dievakuasi  ke daerah yang lebih aman, aktivitas bandara pun masih beroperasi dengan baik. Kita doakan semua sahabat, saudara, serta semua penduduk yang berada di Bali semoga selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

11 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago