Masih hangat euforia masyarakat Indonesia yang didominasi anak-anak muda, film Dilan 1991 sukses menyita perhatian. Dilansir dari viva.co.id, kisah tentang percintaan remaja itu Tembus 2 Juta Penonton dalam 3 Hari Saja. Bisa dibilang, Dilan 1991 resmi pecahkan rekor box office Indonesia sepanjang masa.
Sayang, prestasi tersebut ternyata diikuti dengan banyaknya ‘nada-nada’ sumbang yang datang dari masyarakat. Mulai dari jalan cerita yang dianggap tidak sesuai dengan budaya ketimuran Indonesia, hingga Dilan Corner yang membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dikritik oleh warganet.
Saat penayangan film remaja “Dilan 1991” di Kota Makkasar, sejumlah orang diketahui melakukan protes karena dianggap mengandung adegan tidak bermoral. Alhasil, produser Ody Mulya dari Max Pictures pun angkat bicara mengenai peristiwa tersebut.
Dilansir dari antaranews.com, tayangan tersebut sebenarnya sudah melewati Lembaga Sensor Film (LSF). Terlihat dalam sebuah video, massa yang merupakan mahasiswa tersebut, berorasi sambil berusaha menutup akses pintu masuk bioskop. Mereka yang menolak, mengganggap tayangan yang disajikan kurang menghargai posisi guru yang ada dalam film tersebut.
Dalam film yang diperankan oleh Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan (Dilan) dan Vanesha Prescilla (Milea) itu, kerap menjadi sasaran kritik bagi mereka yang tidak setuju dengan adanya tayangan semacam itu di tanah air. Bagi para orang tua dan mereka yang kontra, gaya hidup seperti pacaran, tawuran, geng motor, bolos sekolah, dan adegan yang dianggap buruk lainnnya, membuat film tersebut tidak pantas dilihat oleh para remaja.
Termasuk sosok Dilan dan kebiasaannya yang jadi sorotan. Menurut penulis pribadi, hal ini tentu saja sangat ironis. Mengingat, hal-hal di atas juga kerap menjadi konten utama pada tayangan sinetron, FTV dan drama lebay yang dikonsumsi setiap hari. Tentu saja, potensi terpapar hal negatif lebih tinggi dibanding dengan Dilan 1991 yang jelas tidak tayang setiap hari di layar kaca.
Wacana pembangunan Dilan Corner (sudut Dilan) yang digags oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menuai pro dan kontra dari para netizen. Dilansir dari news.detik.com, netizen bernama @tudor.elizabeth melontarkan kritikannya dengan mempertanyakan kepantasan sosok Dilan yang dijadikan nama di lokasi tersebut. Tak hanya warganet, Para Budayawan Sunda, Hawe Setiawan juga ikut kritisi pembangunan Dilan Corner.
“Saya sendiri sebagai warga Jabar, tidak melihat ada urgensi dengan pembuatan taman atau pojok Dilan di Kota Bandung itu. Saya hanya melihat kemarin kegiatan publik berupa pawai, tidak lebih dari euforia kolektif saja. Ini semua marketing industri pertunjukan. Tidak ada urgensinya dengan nilai simbolik bagi Jawa Barat,” ujarnya yang dikutip dari news.detik.com.
BACA JUGA: Jangan Ketinggalan! 6 ‘Aksesoris’ Jadul Ala Dilan Ini Diprediksikan Bakal Kembali Populer
Mengungkapkan ketidaksetujuan lewat kritikan, sah-sah saja dilakukan. Asal, sesuai dengan fakta dan mematuhi aturan hukum di negeri ini. Tentu saja, hal-hal yang menjurus pada aksi demo yang berpotensi mengundang kerusuhan sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Selain sama-sama menjaga faktor keamanan, mengkritik secara santun juga menjadi bukti bahwa kita adalah masyarakat yang cerdas dan dewasa dalam menyampaikan perbedaan pendapatnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…