Lucu

4 Kisah Mengerikan Tentang Pelarian Orang Korea Utara yang Bikin Bergidik Takut

Berbicara tentang Korea Utara memang tak akan pernah ada habisnya. Mungkin karena rasa penasaran kita terhadap segala sistem dan aturan yang berlaku di dalamnya. Negara yang dipimpin oleh ‘The Kims’ ini adalah salah satu negara komunis yang masih bertahan, dengan menutup segala campur tangan dari luar.

Maka, tak menjadi hal yang mengherankan lagi jika para penduduknya banyak yang tidak betah tinggal di negeri mereka sendiri. Melarikan diri adalah pilihan, walaupun sangat sulit untuk ditempuh. Nah, berbicara tentang kisah pelarian, kali ini Boombastis akan membahas tentang bagaimana perjuangan luar biasa orang-orang Korea Utara yang berhasil melarikan diri dari rezim yang berkuasa.

Yongho Thae, diplomat Korut yang mencari kebebasan ke negara tetangga

Kasus kepindahan  Yongho Thae ke Korea Selatan ini pernah menjadi berita yang menghebohkan. Bagaimana tidak, ia adalah seorang diplomat Korea Utara untuk Inggris. Merasa lelah dengan pemerintahan Kim Jong Un, dirinya berusaha mencari tempat yang lebih aman dan nyaman. Dia juga menceritakan bahwa kehidupannya –yang dianggap orang elit, faktanya tidaklah sebanding.

Yongho Thae [Sumber gambar]
Tak ada fasilitas mewah, apa yang didapat tak sebanding dengan yang dikerjakan. Pun dalam menjalankan misi sebagai diplomat, jika gagal maka ia akan dipaksa untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan uang, sekalipun itu hal yang illegal.

Kim Hyuk, menyeberangi sungai demi lari dari Korea Utara

Kisah Kim Hyuk ini sangat dramatis dan membuatmu bersyukur bisa tinggal di negara seperti Indonesia. ia sudah tinggal di jalanan sejak umur 7 tahun, menjadi pengemis dan penjual barang-barang illegal. Musibah kelaparan Korea Utara pada tahun 1997 juga membuat ia menjadi yatim piatu, ia pernah merasakan bagaimana susahnya hidup di panti asuhan. Muak dengan negaranya sendiri, Kim Hyuk mencoba peruntungan dengan menyeberangi Sungai Tumen untuk melarikan diri.

Kim Hyuk [Sumber gambar]
Namun, perjalanan tak mulus karena ia tertangkap tentara perbatasan dan masuk penjara selama tiga tahun. Tahun 2000, ia kembali beraksi dengan berjuang menyeberang ke perbatasan antara China dan Rusia, tinggal di hutan selama 5 bulan, menyeberangi gurun menuju Mongolia, sebelum kemudian dibantu oleh polisi Mongolia mengurus dokumen untuk menjadi pengungsi di Korea Selatan.

Song Byeok, kehilangan ayah saat dalam pelarian

Song Byeok juga mengalami hal yang sama seperti Kim Hyuk. Semua anggota keluarganya meninggal ketika krisis lapar melanda Korea Utara pada 1990-an. Ia yang hanya berdua dengan ayahnya berinisiatif untuk mencari makanan dengan menyeberangi sungai menuju China. Sayang, sang ayah tewas karena tersapu arus air dan Song Byeok pun ditangkap.

Song Byeok dan lukisannya [Sumber gambar]
Tak kapok, pada 2002 ia kembali melarikan diri ke Korea Selatan. Kali ini pelariannya berhasil, ia kemudian belajar di Universitas Hongik dan hidup sebagai seniman. Melalui dunia lukis, Song Byeok menggambarkan segala kekerasan hidup di negara asalnya. Ia berusaha menumbangkan rezim yang berkuasa saat ini.

Grace Jo, lolos setelah tiga kali percobaan kabur

Grace Jo adalah sosok perempuan berani yang mencoba pergi ke dunia luar sebagai tempat yang lebih nyaman. Keluarganya adalah korban lain dari tragedi kelaparan tahun 1990-an. Ayahnya meninggal dalam kereta menuju penjara setelah dipukuli karena ketahuan menyeberangi perbatasan untuk membeli sekantong beras. Nenek dan adik lelakinya meninggal karena kelaparan, sementara kakak perempuannya menghilang tanpa jejak. Ia, ibunya, serta asik perempuannya adalah sosok yang tersisa dan melakukan pelarian.

Grace Jo [Sumber gambar]
Walau berhati-hari berjalan kaki, Jo dan keluarga tetap tertangkap juga dan kembali dikirim ke Korut. Hidup di Hamgyong Utara dengan memakan jangkrik, buah liar, serta kulit pohon  membuat ibu Jo akhirnya menyogok penjaga perbatasan. Namun sekali lagi, mereka tertangkap dan dikirim kembali ke Korut. Pada 2006, dibantu pendeta Amerika-Korea pelarian mereka sukses dan mengantar ia ke Amerika. Hingga sekarang, Jo adalah wakil presiden NKinUSA, organisasi yang ia dan adiknya dirikan untuk membantu pembelot yang ingin melarikan diri.

Ya, cara memimpin ‘The Kims’ yang diktator dan menindas rakyat pastinya membuat siapapun tidak betah tinggal di dalamnya. Mereka hanya segelintir orang yang membelot, ada banyak sekali kisah sedih yang tak kalah menyeramkan jika diulas lebih dalam. Ternyata, di balik nuklir yang hebat, ada ribuan orang yang kelaparan, di balik senyuman senjata ditodongkan di depan kening.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

2 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago