Mendaki gunung akhir-akhir ini menjadi tren bagi hampir semua kalangan. Tidak cuma anak muda, orang tua sampai anak-anak pun mulai ikut merasakannya. Bahkan, diawal tahun 2014 lalu pernah tercatat nama Eka Meidya Putra, bocah 4,8 tahun, sudah 3 kali mencapai Puncak Gunung Merapi Burni Telong di Kabuaten Bener Meriah, Aceh, dengan ketinggian 2.623 MDPL.
Naik gunung yang dulunya wah kini menjadi ‘biasa-biasa’ saja. Tapi, meskipun demikian sensasi menaklukkan puncak tertinggi itu tak pernah ada habisnya. Meski badan remuk, seperti pepatah Jawa, kapok lombok, setelah pedasnya hilang orang itu pun ingin mencobanya lagi. Karena kesan naik gunung itu tak bisa digantikan dengan yang lain. Nah, apa saja sih sebenarnya sensasi yang hanya bisa didapatkan dengan naik gunung? Berikut ulasannya.
Salah satu hal yang banyak dicari oleh pendaki gunung adalah mengejar. Istimewanya di atas gunung, pemandangan terasa indah karena tidak ada yang menghalangi luasnya pandangan mata. Faktanya, banyak pendaki pemula yang ketagihan naik gunung gara-gara keindahan terbit dan tenggelamnya bintang pusat tata surya ini.
Luar biasa! Satu kata yang mungkin pantas terucap untuk pemandangan satu ini. Jika beruntung, seorang pendaki akan menemukan negeri di atas awan yang sesungguhnya.
Gumpalan awan bergulung–gulung mirip karpet kapas putih yang sangat luas tersaji di depan mata, seolah-olah bisa diraih dengan mudah. Bahkan imajinasi akan membawamu melayang mengajakmu untuk berjalan di atasnya.
Edelweis adalah primadona bagi setiap pendaki. Sebuah kesempatan langka bisa menemukan bunga ini karena mekarnya yang hanya di saat-saat tertentu selama satu tahun.
Yang harus diketahui, bunga ini tak boleh dipetik barang setangkai pun. Jika ketahuan, seorang pendaki bisa disuruh petugas untuk kembali naik ke puncak untuk mengembalikkan bunga ini ke tempat asalnya.
Ada satu pedoman yang harus dipegang oleh seorang pendaki, yakni tidak boleh meninggalkan ataupun membuang sampah sembarangan. Keindahan alam adalah bonus bagi seorang pendaki dan untuk menjaganya ia harus ikut melestarikan, paling tidak dengan tidak mengotorinya.
Bawa kembali setiap sampah yang kamu bawa karena di gunung tidak menyediakan jasa cleaning service untuk kotoran-kotoranmu. Jangan tinggalkan apapun kecuali jejak.
Kamu ingin mengenali temanmu lebih baik? Ajaklah dia naik ke puncak gunung. Perjalanan berhari-hari akan mengolah emosinya. Saat lelah dan energi terkuras habis, kepribadian seseorang akan muncul.
Bisa saja teman yang kamu kenal baik berubah drastis saat perjalanan ke puncak. Sebaliknya, teman yang sekiranya biasa bersikap acuh pun bisa berubah sikap menjadi lebih care dan friendly.
Sebagai sesama pendaki, kamu akan merasa senasib sepenanggungan. Tidak ada lagi orang yang kamu punya selain teman seperjalanan.
Meski demikian, kenal ataupun tidak, antar sesama pendaki akan selalu tersimpan sikap baik, ramah dan helpfull satu sama lain. Bisa saja kamu akan sering saling sapa selama perjalanan, terlibat obrolan, dan saling berbagi info layaknya teman dekat.
Mendaki gunung selalu menciptakan rasa lelah. Namun semua itu akan terbayar lunas saat kamu menemui ke puncak. Di setiap pendakian tak afdhol jika kamu tak sampai ke titik tertinggi.
Dan setiap pendaki akan selalu terobsesi untuk menaklukannya. Dia akan melakukan apapun untuk menginjakkan kaki sampai ke puncak tertinggi gunung yang didakinya.
Tantangan besar yang harus yang harus ditaklukkan seorang pendaki salah satunya adalah meninggalkan ‘kenyamanan dunia’. Di gunung kamu bakal tidak menemui lagi adanya listrik, televisi, ataupun sinyal handphone.
Namun saat malam datang, justru kamu bisa menyaksikan gemerlap lampu kota yang bersinar terang. Saat momen itu kamu bisa merasakan nikmatnya sejenak jauh dari penatnya kehidupan.
Setiap pendakian akan menyisakan kenangan hebat bagi yang melewatinya. Di alam bebas, seorang pendaki akan belajar untuk bertahan hidup hanya dengan bekal air dan makanan yang dibawanya, tidak ada yang lain. Belum lagi soal keamanan dan keselamatan selama mendaki.
Itu adalah pengalaman hebat yang diraih untuk menyempurnakan sampainya kamu ke titik puncak. Sampai suatu saat jika kamu teringat, kamu akan bangga pernah menginjakkan kaki di puncak tertingginya.
Di balik semua kelebihan dan keindahan yang kamu rasakan di puncak gunung, di saat itu kamu akan menemukan luasnya kekuasaan Sang Pencipta. Kamu akan merasa begitu kecil, tak memberi andil apa-apa selain hanya menikmati mahakarya yang begitu sempurna. Disadari atau tidak, duduk-duduk berbagi waktu dengan alam akan membawamu berucap syukur atas keelokan yang hanya diciptakanNya untuk makhluk bernama manusia.
Nah, itu tadi ulasan sensasi yang hanya kamu dapatkan dengan naik gunung. Indonesia termasuk negara yang beruntung karena dilewati Cincin Api Pasifik. Gunung-gunung di Indonesia rata-rata masih aktif dan eksotis untuk ditaklukkan. So, kamu tak perlu harus ke luar negeri untuk mendapatkan keindahan itu. Siapkan fisik dan peralatanmu sebelum memulai perjalanan menaklukkan pegunungan Indonesia. Dan rasakan sensasi yang bakal tak membuatmu kapok mendaki berulang kali.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…