Jauh di daerah tandus dan padang pasir di Yordania terdapat sebuah bangunan yang indahnya tak karuan dan jadi situs warisan UNESCO paling menakjubkan. Yup, mungkin kamu pernah mendengar sebuah kota atau bangunan yang bernama Petra. Seperti yang dituliskan sejarah, bangunan ini adalah milik Kaum Tsamud yang bentuknya berupa gunung-gunung batu yang dipahat dengan sangat cantik.
Baca Juga : 10 Makhluk Mitologi Yunani yang Belum Pernah Kamu Lihat Sebelumnya
Kaum Tsamud sendiri memang terkenal cerdas soal arsitektur. Di lokasi sejarah tersebut ada cukup banyak bukit-bukit batu yang dibentuk menjadi rumah, istana, makam dan sebagainya. Kita pasti bertanya-tanya, bagaimana orang-orang Tsamud melakukan ini? Padahal zaman dahulu mungkin belum ada teknologi konstruksi seperti sekarang ini dan mereka sudah bisa membuat hal yang demikian hebat.
Sayangnya, situs tersebut jadi bukti akan kebinasaan pembuatnya sendiri. Ya, dikisahkan dalam Al-Qur’an jika kaum Tsamud adalah bangsa terlaknat yang hancur karena kesombongannya sendiri. Bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya.
Seperti yang sudah dijelaskan sedikit dalam bagian awal, Petra adalah salah satu bukti paling nyata dari kaum Tsamud. Ya, manusia yang berkunjung ke tempat ini tak henti-hentinya terkagum-kagum melihat deretan tempat yang asalnya adalah bukit batu itu.
Hal yang mencengangkan lagi adalah bangunan ini tidak seperti yang bisa dibikin oleh masyarakat zaman dulu. Bentuknya sangat presisi, pilar-pilarnya terbentuk dengan sempurna tanpa ada satu pun kecacatan yang terlihat. Belum lagi detail-detailnya sangat mempesona. Semua ini adalah bukti jika si pembuatnya memang benar-benar cerdas.
Tak hanya cerdas soal arsitektur, kaum Tsamud juga mampu mengelola pertanian dengan profesional. Ya, di tempat mereka tinggal yang notabene adalah padang pasir, orang-orang Tsamud bisa mendapatkan banyak sekali buah-buahan. Uniknya lagi, mereka juga punya akses air yang umumnya sangat susah didapatkan di padang pasir yang kering itu. Sayangnya, bangsa yang semestinya harum namanya dalam sejarah itu dikenal sangat tidak bersyukur dan mendustai nikmat. Mereka konon menyembah berhala yang dibuat dari batu-batu. Sama seperti ketika mereka membangun Petra.
Melihat kelakuan kaum Tsamud yang sudah rusak dan tak kenal rasa syukur serta diceritakan dalam Al-Qur’an suka merusak itu, akhirnya Allah pun mengutus salah satu nabinya untuk memberikan peringatan. Nabi Sholeh namanya, beliau sendiri memang berasal dari tengah-tengah kaum Tsamud dengan tujuan agar ajarannya bisa lebih diterima.
Namun apa yang terjadi sungguh lain. Ketika Nabi Sholeh mengingatkan kaum Tsamud agar lebih bisa bersyukur dan menerima Allah sebagai Tuhan, mereka pun menertawakan ajakan sang nabi. Bahkan mereka menantang Nabi Sholeh untuk menunjukkan kekuasaan Allah. Sang nabi pun berdoa dan akhirnya apa yang diinginkan kaum Tsamud sebagai bukti terjadi secara nyata di hadapan mereka.
Kaum Tsamud mengatakan jika Nabi Sholeh harus punya bukti jika dirinya adalah utusan Allah yang mengajak ke kebaikan. Orang-orang tersebut meminta sang Nabi untuk mengeluarkan seekor unta dari dalam bebatuan tempat mereka tinggal. Atas kekuasaan Allah, akhirnya hal tersebut benar-benar terjadi. Seekor unta betina keluar dari dalam batu dan membuat kaum Tsamud terbelalak matanya.
Meskipun sudah menyaksikan sendiri mukjizat yang sedemikian menakjubkan itu, ternyata kaum Tsamud masih sama seperti dulu. Bahkan setelah melihat tanda kekuasaan Allah tersebut mereka makin menggila lagi. Mereka malah memutuskan untuk membunuh unta betina tadi. Nabi Sholeh sebelumnya sudah memperingatkan barang siapa mengganggu untanya tersebut, maka bencana besar akan menimpa dan membinasakan semuanya.
Tanpa memperdulikan apa yang dikatakan Nabi Sholeh, orang-orang kaum Tsamud pun memburu unta ini dan akhirnya dibunuh. Nabi Sholeh pun marah dan menjanjikan bencana akan segera datang menemui mereka semua.
Nabi Sholeh menjanjikan jika mereka hanya punya tiga hari saja untuk hidup dan menikmati kemaksiatan, setelah itu tidak akan ada satu pun yang bernyawa. Ya, seperti yang kamu duga mereka malah menantang dan benar-benar menunggu apa yang akan terjadi setelah tiga hari ini.
Akhirnya apa yang dijanjikan Nabi Sholeh pun datang. Tiba-tiba saja gempa bumi yang dahsyat mengguncang rumah-rumah kaum Tsamud. Hal ini dituliskan dalam Al-Qur’an Surat Al-A’raaf ayat 78. “Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka.” Alhasil, orang-orang kaum Tsamud pun mati bergelimpangan seperti apa yang dikatakan Nabi Sholeh.
Tak hanya gempa, orang-orang yang ingkar ini juga dihantam oleh petir yang sangat besar. Hal tersebut juga tertulis dalam Al-Qur’an Surat Fushilat ayat 17. “Dan ada pun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kesesatan dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.”
Dihantam dua bencana seperti ini maka tak seorang pun dari kaum Tsamud yang tersisa. Mereka mati mengenaskan bergelimpangan meskipun sebagian berlindung di rumah-rumah yang dipahat dari batu itu. Kemudian Allah sengaja mempertahankan bangunan-bangunan megah tersebut sebagai bukti kepada generasi-generasi setelahnya.
Ya, peristiwa ini jadi bukti jika Allah bisa dengan mudah menghancurkan siapa pun yang menentangNya. Kaum Tsamud yang sangat cerdas bahkan bisa memahat gunung jadi rumah itu pun dibinasakan dalam waktu sekejab saja. Kita selalu diingatkan jika ketika suatu negeri sudah tidak lagi menerima kebenaran dan terang-terangan menentang Allah, maka tinggal tunggu waktu saja sampai benar-benar binasa.
Baca Juga : 7 Fakta Menyeramkan Hasil Kerja Kokain Dalam Tubuh Manusia
Pelajaran lain yang bisa kita ambil jangan sekali berbangga diri dengan apa yang dimiliki. Kurang hebat apa bangsa Tsamud yang bisa memahat gunung itu, tapi gara-gara kesombongannya mereka pun hancur. Jika dibandingkan dengan kita, maka tentu saja kaum Tsamud jauh lebih unggul di segala hal. Lantas, apa yang mau kita sombongkan?
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…