Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis di Jakarta. Ialah Brandoville Studios, yang tengah menjadi sorotan karena kasus eksploitasi yang melibatkan co-owner perusahaan, Cherry Lai. Kasus ini mencuat pertama kali ke publik setelah beberapa mantan karyawan membagikan pengalaman tak mengenakkan mereka melalui media sosial. Berikut ulasan selengkapnya.
Brandoville Studios diketahui terlibat dalam sejumlah proyek gim terkenal seperti Final Fantasy dan The Last of Us. Ken Lai dan istrinya, Cherry Lai, mendirikan studio ini di Menteng, Jakarta Pusat. Walau memiliki reputasi yang baik di dalam dunia animasi, para mantan karyawan akhirnya membuka suara mengenai apa yang pernah mereka alami selama bekerja di Brandoville Studios.
Salah satu korban yang merupakan mantan karyawan berinisial CS mengungkapkan kekerasan yang dialaminya. Beberapa mantan karyawan lain juga berbagi pengalaman serupa di media sosial, menunjukkan kekerasan yang dilakukan oleh pemimpin perusahaan mereka. Bukan hanya mengalami tekanan di tempat kerja, para korban juga mengalami kekerasan verbal, fisik, hingga finansial.
CS menceritakan saat ia dipaksa menampar dirinya sampai 100 kali sebagai hukuman. Bahkan dipaksa tetap bekerja meski dalam keadaan sakit, juga dipaksa bekerja selama beberapa hari berturut-turut tanpa tidur. Tidak hanya itu, kekerasan verbal juga dialami tim di grup chat hingga ancaman pemecatan jika melawan atau mengadukan kondisi yang tak sehat ini. Ia juga pernah dipaksa untuk membanting HP-nya hingga rusak dan mengambil gambar dirinya sendiri sedang tersenyum bersama HP tersebut.
Gaji bulanan sebesar Rp18,5 juta yang merupakan haknya pun hanya diperbolehkan diambil sebesar Rp1,5 juta saja untuk keperluan pribadi. Sisanya, disalahgunakan untuk keperluan perusahaan. Tidak sampai di situ, salah satu financial abuse yang dialami karyawan yang disebutkan dalam utas media sosial adalah dipaksa meminjam uang kepada pinjaman online hingga Rp20 juta untuk keperluan pribadi co-owner perusahaan dan tidak pernah diganti.
Kasus ini bukan hanya pelanggaran ketenagakerjaan biasa. Cherry Lai yang merupakan co-owner Brandoville Studios dilaporkan sudah melarikan diri ke luar negeri. Ia diduga kembali ke negara asalnya, Hong Kong, bersama sang suami, Ken Lai. Brandoville Studios sendiri telah tutup sejak Agustus 2024, namun mereka dikabarkan membuka studio baru bernama LaiLai Studios yang berpusat di Hong Kong dan juga beroperasi di Jakarta.
Setelah laporan yang dilayangkan para korban, pihak kepolisian bekerja sama dengan imigrasi untuk melacak keberadaan Cherry Lai. Polisi tengah menjalani investigasi atas kasus ini. Polisi juga telah melakukan pemeriksaan kepada korban dan beberapa saksi.
Tidak hanya mantan karyawan yang merasa teraniaya, namun netizen juga marah akan apa yang dilakukan Cherry Lai. Netizen berharap Cherry Lai segera ditangkap agar para mantan karyawan mendapatkan keadilan mereka.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…