Inovasi dan kreativitas masyarakat Indonesia bisa dibilang tidak kalah dengan SDM dari luar negeri. Banyak dari mereka sukses menciptakan sebuah mesin atau peralatan tertentu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Kaharuddin, seorang tukang Las di Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel)
Pria lulusan STM di Kota Makassar itu mencoba menciptakan helikopter dari barang-barang rongsokan, meski belum berhasil diterbangkan. Tak hanya helikopter buatan Kaharudin, sejumlah karya dan inovasi dari anak bangsa ini juga layak untuk mendapatkan pemerintah.
Sosok Chaerul sempat menjadi sorotan saat berhasil membangun pesawat terbang ringan (ultralight) yang ditenagai mesin motor 2 tak Ninja RR 150 cc. Meski pada tahap awal sempat gagal terbang, pesawat yang dibangun dengan beberapa komponen dari barang bekas itu akhirnya bisa mengudara saat uji coba di Pantai Ujung Tape, Pinrang. Sebuah usaha yang layak mendapat perhatian dari pemerintah.
Hasil belajar secara otodidak dari YouTube membuat Kaharuddin tertantang untuk membuat helikopter sendiri. Tukang las asal Bone, Sulawesi Selatan itu menggunakan besi bekas dan mesin mobil Suzuki Carry 1.000 cc untuk helikopter rakitannya. Meski belum sempurna, usaha Kaharuddin tersebut patut diapresiasi karena membuat helikopter bukan pekerjaan yang mudah.
Harapan besar sempat disematkan oleh Ricky Elson pada mobil listrik bernama Selo ciptaannya. Mengusung desain bergaya sportscar, kendaraan listrik ciptaannya itu sempat menyita perhatian saat dipamerkan ke khalayak umum. Sayang, mobil yang dibangun sejak 2013 itu dianggap tidak lolos uji emisi dan dinyatakan tak layak produksi. Jika difasilitasi, siapa tahu bisa menjadi kendaraan listrik kebanggaan dalam negeri.
Siapa sangka jika kompor biomassa hasil inovasi dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang Muhammad Nurhuda, berhasil menembus pasar internasional. Kompor yang diklaim hemat bahan bakar tersebut, juga tidak menimbulkan asap dan memiliki emisi gas buang yang aman. Tak heran jika Norwegia kemudian tertarik untuk memproduksi secara massal. Mudah-mudahan Indonesia segera menyusul.
Inovasi Sudiyanto lewat pompa air “Hysu” (hydram sudiyanto) terbukti sukses mengatasi kekeringan di sebuah desa yang letaknya berada di lereng Gunung Slamet. Cara kerjanya sangat efektif karena tanpa memakai listrik maupun bahan bakar dan murni menggunakan tenaga air sebagai pendorong. Jika mesin Hysu ini dikembangkan dalam skala luas, bukan tidak mungkin keberadaannya bisa mengatasi kekeringan di wilayah-wilayah Indonesia. Tapi lagi-lagi untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu turun tangan juga.
BACA JUGA: Pria Ini jadi Penyelamat Kehidupan Satu Desa dari Kekeringan Meski Sempat Disangka ‘Gila’
Beberapa dari inovasi di atas memang ada yang berhasil maupun masih dalam taraf percobaan. Namun jika dilihat dari sisi teknis, alat-alat yang diciptakan sejatinya telah berhasil memenuhi wujud nyata dari sebuah benda sesuai tujuannya. Jika pemerintah mau peduli dan turun tangan memberikan bantuan dan dukungan, bukan tidak mungkin inovasi tersebut bisa menjadi benda yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…