Categories: Tips

10 Kalimat Terakhir yang Diucapkan Terpidana Mati

Untuk kejahatan-kejahatan serius seperti pembunuhan yang direncanakan, seorang terdakwa bisa terancam hukuman mati. Sepanjang sejarah telah tercatat beberapa nama pembunuh kejam yang terkenal dengan kesadisannya sehingga mereka didakwa hukuman mati.

Tidak hanya kehidupannya yang mengerikan dan tidak biasa saja yang berhasil tercatat. Kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum dihukum mati juga tidak biasa. Berikut ini beberapa diantaranya.

1. “Let’s Do It!” (Mari Kita Lakukan)

Musim dingin tahun 1976, penduduk di Utah sibuk membicarakan tentang Gary Gilmore, seorang terdakwa pembunuhan yang meminta kematiannya sendiri. Di musim panas 1976, Gary membunuh dua orang dalam dua hari. Seorang pegawai pom bensin, dan seorang lagi manager sebuah motel. Untuk kejahatannya ini, ia dituntut hukuman mati.

Gary Gilmore [Image Source]
Di hari eksekusinya, Gary dibawa ke pabrik pengalengan tua di belakang penjara dan diikat di kursi. Di sanalah ia mengucapkan kalimat terakhirnya yang kemudian menjadi terkenal, “Let’s do it!” atau mari kita lakukan. Segera setelah ia meninggal, kornea miliknya didonorkan untuk seorang pasien sesuai permintaannya.

Gary kemudian menjadi semacam ikon budaya. Lagu Bring on the Night dari The Police terinspirasi dari apa yang mungkin dipikirkan Gary di malam terakhirnya. Yang lebih heboh lagi, Dan Wieden, seorang eksekutif advertising yang terkenal mendapatkan inspirasi tagline produk Nike, “Just Do It” dari kalimat terakhir Gary.

2. “French Fries” (Kentang goreng atau French goreng)

James D. French yang dieksekusi pada 10 Agustus 1966adalah seorang kriminal yang didakwa atas kasus pembunuhan. Sebenarnya ia mendapat hukuman penjara seumur hidup, tapi karena takut melakukan bunuh diri, Frech memutuskan untuk membunuh rekannya di penjara agar negara mau mengeksekusinya.

James D. French [Image Source]
Atas kejahatan yang ia lakukan, French akhirnya dituntut hukuman mati. Ia dihukum mati dengan menggunakan kursi listrik. Kalimat terakhinya adalah “French Fries” atau dalam bahasa Indonesia berarti kentang goreng atau dalam kasus ini berarti ‘French’ goreng.

3. “Forgive me sir, I meant not to do it” (Maafkan aku tuan, aku tidak bermaksud melakukannya)

Ketika Marie Antoinette meninggal di bawah guillotine pada 16 Oktober 1793, masyarakat revolusi Perancis begitu bahagia. Rambutnya dipangkas pendek dan ia diarak melewati Paris dalam sebuah kereta terbuka dengan mengenakan baju putih. Setelah kepalanya terpenggal, si eksekutor mengambil kepalanya dan mengangkatnya tinggi sebagai tanda kemenangan agar seluruh masyarakat bisa melihatnya.

Marie Antoinette [Image Source]
Meski begitu, ribuan orang yang menyaksikan kejadian tersebut harus kecewa. Mereka ingin melihat wanita berusia 38 tahun itu gemetar ketakutan saat dibawa ke tempat eksekusinya. Namun menurut jurnalis terkenal abad ke-18, Jacques Hebert, Marie Antoinette tetap berani arogan, serta tetap menunjukkan ketenangannya hingga saat terakhir. Kalimat terakhirnya ia ucapkan pada sang eksekutor, Henri Sanson, ketika Marie Antoinette tidak sengaja menginjak kakinya saat naik tangga.

4. “Soldiers, Fire!” (Pasukan, tembak!)

Salah satu perwira Napoleon yang terkenal adalah Michel Ney. Menyusul kekalahan di Waterloo, Ney diburu dan ditangkap. Ia didakwa dengan tuduhan pengkhianatan dan dinyatakan bersalah. Untuk hal ini, ia dieksekusi dengan ditembak oleh pasukan bersenjata di dekat Luxembourg Garden pada 7 Desember 1815.

Michel Ney [Image Source]
Ketika diberi tawaran permintaan terakhir, Ney memutuskan menggunakannya dengan cara yang tidak biasa. Ia meminta untuk mengomando sendiri pasukan tembaknya. Dalam eksekusinya, Ney menolak menutup matanya dan memaksa untuk memberi komando sendiri untuk menembaknya. Akhirnya, kalimat terakhirnya adalah “Soldiers, Fire!”

5. “Where’s my stunt double when you need one?”

Vincent Gutierrez, 28 tahun dieksekusi dengan euthanasia pada 28 Maret 2007 di Huntsville, Texas. Vincent melakukan kejahtan dengan membajak mobil seorang pria berusia 40 tahun kemudian membunuhnya.

Vincent Gutierrez [Image Source]
Gutierrez dipercaya menderita kelainan bipolar disorder. Ia mengucapkan kalimat terakhirnya dengan sedikit humor. Kalimat terakhirnya adalah “Where’s my stunt double when you need one?” atau dalam bahasa Indonesia, “Dimana pemeran penggantiku disaat kamu membutuhkannya?”

6. “Well, gentlemen, you are about to see a baked Appel” (Tuan-tuan, kalian akan melihat Appel panggang)

George Appel adalah salah seorang tersangka pembunuhan. Untuk kejahatan yang ia lakukan, ia dihukum mati di kursi listrik di kota New York pada tahun 1928.

George Appel [Image Source]
Rupanya, George Appel juga memiliki selera humor. Ia bahkan memberikan sedikit humor permainan kata-kata sebagai kalimat terakhirnya. Kalimat terakhirnya adalah, “Well, gentlemen, you are about to see a baked Appel” (Tuan-tuan, kalian akan melihat Appel panggang).

7. “I did not get my Spaghetti-O’s, I got spaghetti. I want the press to know this”. (Aku tidak mendapatkan Spaghetti-O, aku mendapatkan spaghetti biasa. Aku ingin media mengetahui ini.)

Narapidana di Amerika biasanya akan mendapatkan apapun yang mereka mau sebagai makanan terakhir mereka sebelum dieksekusi. Salah seorang napi ternyata benar-benar serius dalam meminta makanan terakhirnya.

Thomas J. Grasso [Image Source]
Thomas J. Grasso dieksekusi pada tahun 1995 setelah membunuh seorang wanita berusia 85 tahun. Untuk permintaan terakhirnya, ia meminta 2 lusin kerang kukus, dua lusin remis kukus dengan bumbu lemon, sebuah double cheeseburger dari Burger King, setengah lusin iga bakar, dua milkshake stroberi, satu setengah pie labu dengan whipped cream, stroberi yang dipotong dadu, dan 16 ons Spaghetti-O dengan bola daging yang disajikan dalam suhu ruangan.

Sayangnya pesanannya ini cukup rumit dan panjang sehingga petugas dapur menjadi bingung dan melakukan kesalahan dengan menghidangkan spaghetti biasa, bukan spaghetti-O. Karena itulah ia mengucapkan kalimat terakhir yang berisi keluhan makanan terakhirnya ini.

8. “Hurry it up, you Hoosier bastard! I could hang a dozen men while you’re screwing around!” (Cepatlah kau orang Hoosier tak berguna! Aku bisa menggantung selusin orang sementara kamu berlama-lama!)

Carl Panzram adalah seorang pembunu berantai, pemerkosa, perampok dan pembakar rumah yang digantung pada 5 September 1930. Tanpa ragu sedikitpun, ia mengakui semua kejahatannya melakukan 22 pembunuhan, menyodomi 1000 orang pria bahkan mengaku bahwa ia tidak menyesal sedikitpun.

Carl Panzram [Image Source]
Ketika dituntut hukuman mati, ia menolak untuk mengajukan banding dan justru mengancam akan membunuh siapapun anggota kelompok HAM yang berusaha mengajukan banding untuknya. Ketika tali gantung dipasang di lehernya, ia meludahi wajah eksekutor dan mengatakan kalimat terakhirnya tersebut.

Beberapa orang di atas memang terlihat seperti tidak memiliki kekhawatiran atas kematian. Hal ini terlihat dari kata-kata terakhir mereka yang justru seperti tidak ada penyesalan sama sekali atas kejahatan yang mereka lakukan.

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

Menpora Dito Ariotedjo Banjir Kritik Netizen Gara-Gara Dianggap ‘Pansos’ di Gelaran MotoGP Mandalika 2024

Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…

2 months ago

Fakta Susu Ikan yang Jadi Pro Kontra di Masyarakat

Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…

2 months ago

Ini Lho Boneka Labubu yang Viral Karena Lisa BLACKPINK, Sampai Terjadi Kerusuhan

Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…

2 months ago

5 Fakta Kasuaris, Burung Raksasa Asal Papua Paling Berbahaya di Dunia

Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…

2 months ago

10 Quote Hikigaya Hachiman ‘Oregairu’ yang Menampar Realita

Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…

2 months ago

3 Fakta Kasus Dugaan Kekerasan dan Eksploitasi Para Mantan Karyawan Brandoville Studios

Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…

2 months ago