Sebelum adanya sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya, ada sosial media yang terlebih dulu digandrugi masyarakat. Adalah Friendster, situs pertemanan yang banyak disukai orang-orang di tahun 2006 ke bawah. Meski kalah pamor dengan sosial media lain dan berakhir menjadi portal social game online pada 2011, Friendster tetap pernah menjadi situs penting yang menghubungkan seseorang dengan teman-teman barunya di masa itu.
Istilah Friendster-an pun kala itu sangat beken dan warnet-warnet merupakan tempat yang bakalan ditongkrongi berjam-jam karena Friendster. Jaman dulu, handphone dengan fitur internet hanya dimiliki orang-orang tertentu saja. Dan banyak hal yang dimiliki Friendster tapi tak dimiliki sosmed kekinian, salah satunya adalah fitur yang memungkinkan kita bisa mengetahui siapa saja melihat profil kita. Yuk, sejenak kembali mengenang situs pertemanan legendaris itu.
Friendster merupakan sebuah situs web jejaring sosial yang memungkinkan seorang pengguna membuat identitas maya yang berisi data dirinya. Situs yang awalnya bernama Napster itu didirikan pada tahun 2002 dan bermarkas di Mountain View daerah California. Foundernya merupakan pemuda Kanada bernama Jonathan Abrams.
Awal kemunculan Friendster tidak dilakukan dengan promosi agar user bisa menggunakan situs tersebut. Tapi tanpa disangka, situs tersebut langsung booming di pasaran hingga mampu menghasilkan $14 Juta dollar. Dan seiring dengan perkembangannya, di tahun 2003 Friendster mendapat aliran dana hingga $53 Juta dollar dari Kleiner, Caufield & Byers, serta Benchmark Capital. Setelah menguasai jagat maya selama beberapa waktu, baru di tahun 2008 aplikasi ini mulai mundur.
Memang jika dilihat dari fitur-fitur yang ada, bisa dibilang Friendster kalah jauh. Tapi dilihat dari interaksi sosial yang terbangun, jejaring sosial jadul ini tentu lebih unggul. Kita juga hanya bisa saling memberikan testimoni di halaman akun teman. Akibatnya, jika ingin mencari kenalan baru kita harus mencari dari lingkaran seseorang yang sudah kita kenal. Dan perlu diingat untuk menambah teman tidak bisa langsung kita lakukan, terlebih dahulu kita harus meminta izin dengan mengirim email pribadi. Tentu orang-orang yang melakukan ini memang memiliki maksud untuk berteman.
Berbeda dengan sosial media jaman sekarang, orang-orang menambahkan kita sebagai teman bukan lagi murni karena pertemanan. Bisa saja motivasinya karena mereka ingin menawarkan produk, jasa, atau usaha MLM lainnya. Dan meski berteman di jejaring sosial, orang jaman kini menurut penelitian sebanyak 80% tak pernah berkomunikasi dengan temannya.
Berbeda dengan sosial media kekinian yang memberikan akses mudah pada akun-akun yang tak diprivasi, Friendster menerapkan privasi lebih pada semua pengguna. Jadi seseorang tidak akan bisa asal berteman, sebab untuk melakukan hal ini harus mengetahui email orang tersebut.
Beda dengan sosial media saat ini, akun yang tidak diprivasi dengan bebas akan mudah ditambahkan oleh orang lain. Selain itu, kita bisa melihat siapa saja yang telah kepo beranda Friendster kita. Jadi kita bisa dengan mudah melihat siapa yang hobi lihat akun kita. Di situs ini, tidak ada berita hoax bertebaran atau postingan jualan online yang kadang mengganggu, sebab memang tidak ada fitur untuk melakukan itu. Kelebihan lainnya pengguna bisa mengubah warna Friendster sesuai keinginan, bisa juga diisi lagu. Sehingga para pengunjung yang datang langsung bisa mendengarkan lagu keren yang pengguna pasang.
Sebuah survei yang dilakukan oleh PR Newswire, Friendster pernah menjadi situs sosial terpopuler di tahun 2008 di Indonesia. Pengunjungnya pun setiap bulan mencapai 4 juta. Hingga 2010, pengguna Friendster tergolong cukup besar, sayangnya di tahun 2011 penggunanya turun drastis. Selanjutnya di tahun 2011, Friendster diakuisisi taipan Malaysia dan beralih fungsi menjadi portal social media game online. Tapi perubahan masih tak mampu mengembalikan kemasyuran sosial media ini. Dan dikabarkan pada 2015, Friendster benar-benar tutup. Selanjutnya muncul situs jejaring sosial bernama Friendster, sayangnya bukan merupakan Friendster yang dulu kita kenal. Melainkan sosial media baru yang lebih mirip Facebook.
Meski kini telah menjamur beragam sosial media untuk terhubung dengan teman, namun kenangan bermain Friendster tetap melekat. Sebab kemunculannya menjadi yang pertama populer, tetap susah terlupakan oleh para Friendster addict. Jadi, apa kenangan kamu bersama Friendster?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…