Sejak masih di bangku sekolah, kita sudah belajar tentang apa itu VOC (Verenigde Oostindie Compagnie). VOC adalah perusahaan dagang milik Belanda, namun sayang tujuannya tidak hanya murni berdagang saja, tapi untuk memonopoli perdagangan.
Meski begitu, mereka tidak sekadar berdagang rempah saja. Ada banyak fakta tentang VOC yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Berikut ini beberapa diantaranya.
VOC mendapatkan hak istimewa dari Kerajaan Belanda. Hak ini membuat VOC tumbuh menjadi “negara” tersendiri yang bisa memonopoli perdagangan, punya mata uang, menjalankan pemerintah sendiri dan banyak lagi.
Bahkan, VOC juga menjadi wakil pemerintah Belanda di Asia. Mereka bisa mengadakan perjanjian sendiri, memungut pajak, membangun angkatan perang, hingga menyatakan perang pada penduduk lokal. Dengan segala hak istimewanya inilah VOC mulai semena-mena dan bernafsu untuk menguasai nusantara.
Pedagang asing lain yang datang ke nusantara seperti Portugis dan Spanyol tidak cuma datang untuk misi perdagangan. Mereka juga membawa misi yang dikenal dengan istilah gold, glory, gospel yang artinya mereka mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama.
Sebaliknya, VOC malah tidak peduli dengan misi-misi keagamaan, bahasa, atau budaya. Tujuan mereka murni hanya berdagang dan mencari kekayaan saja tanpa ada basa-basi lainnya. Bahkan, pergerakan kaum rohaniwan juga dibatasi dan hanya boleh mengajarkan komunitas Eropa yang kecil dan beberapa penduduk yang sudah memeluk agama Kristen.
Sebagai perusahaan dagang, VOC tidak memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk melakukan perdagangan rempah atau hasil bumi lainnya. Akibatnya, pihak lainnya yang ingin berdagang hanya bisa melakukannya dengan cara sembunyi-sembunyi.
Meski begitu, perdagangan gelap juga memiliki resiko yang tinggi. Akhirnya, orang-orang Eropa yang tidak lagi bergabung dengan VOC dan ingin berdagang sendiri hanya bisa berusaha di sektor lain seperti pertanian, perdagangan bahan makanan, rumah makan, atau menjadi rentenir. Itupun mereka masih harus bersaing dengan para pedagang Tionghoa.
Meskipun statusnya sebagai perusahaan dagang milik Belanda, ternyata pegawainya tidak berasal dari negara kincir angin saja. Sebaliknya, VOC juga menerima banyak pegawai dari negara lainnya dan bersifat internasional.
Tahun 1622, VOC di Batavia saja sudah memiliki pegawai dari Jerman, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Denmark, Wallon, dan banyak lagi. Pegawai dari Jerman malah saat itu berjumlah lebih besar dari pegawai Belanda.
Ketika rempah-rempah semakin banyak beredar, maka harganya menjadi turun dan tidak lagi jadi komoditas utama. Agar masih tetap mendapatkan keuntungan besar, VOC mulai merambah ke berbagai barang dagangan lainnya.
VOC mulai mengangkut barang dagangan seperti ayam, beras, kuda, dan komoditas khas negara tropis lainnya. Parahnya lagi, mereka juga memperjual belikan budak yang diambil dari nusantara.
Seperti yang sudah disebut di poin sebelumnya, budak juga menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan VOC. Bahkan, markas VOC di Amsterdam sampai kerepotan mengurusi para budak yang ditinggalkan pemiliknya begitu saja dan minta dipulangkan ke negerinya.
Para budak tersebut umumnya didatangkan dari Sulawesi dan Bali. Meski begitu fungsi mereka juga bukan sebagai pekerja saja, tapi juga sebagai sarana pamer status sosial. Meski begitu, budak-budak tersebut banyak mengalami penindasan oleh para majikannya.
VOC memang sempat berjaya sebagai perusahaan dagangan karena praktik monopolinya. Meski begitu, perusahaan ini pada akhirnya juga bangkrut karena banyaknya korupsi di dalam tubuh VOC sendiri. Mungkin karena sejak awal memang tujuan dibuatnya VOC adalah untuk mencari harta semata, maka perusahaan tersebut juga tidak bisa bertahan lama.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…