in

6 Fakta Bahwa VOC Memang Hanya Bertujuan Mengeruk Harta Nusantara

Sejak masih di bangku sekolah, kita sudah belajar tentang apa itu VOC (Verenigde Oostindie Compagnie). VOC adalah perusahaan dagang milik Belanda, namun sayang tujuannya tidak hanya murni berdagang saja, tapi untuk memonopoli perdagangan.

Meski begitu, mereka tidak sekadar berdagang rempah saja. Ada banyak fakta tentang VOC yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Berikut ini beberapa diantaranya.

1. Punya Hak Istimewa dari Kerajaan Belanda

VOC mendapatkan hak istimewa dari Kerajaan Belanda. Hak ini membuat VOC tumbuh menjadi “negara” tersendiri yang bisa memonopoli perdagangan, punya mata uang, menjalankan pemerintah sendiri dan banyak lagi.

Koin VOC [Image Source]
Koin VOC [Image Source]
Bahkan, VOC juga menjadi wakil pemerintah Belanda di Asia. Mereka bisa mengadakan perjanjian sendiri, memungut pajak, membangun angkatan perang, hingga menyatakan perang pada penduduk lokal. Dengan segala hak istimewanya inilah VOC mulai semena-mena dan bernafsu untuk menguasai nusantara.

2. Cuma Butuh Kejayaan dan Kekayaan

Pedagang asing lain yang datang ke nusantara seperti Portugis dan Spanyol tidak cuma datang untuk misi perdagangan. Mereka juga membawa misi yang dikenal dengan istilah gold, glory, gospel yang artinya mereka mencari kekayaan, kejayaan, dan menyebarkan agama.

Ilustrasi perahu VOC [Image Source]
Ilustrasi perahu VOC [Image Source]
Sebaliknya, VOC malah tidak peduli dengan misi-misi keagamaan, bahasa, atau budaya. Tujuan mereka murni hanya berdagang dan mencari kekayaan saja tanpa ada basa-basi lainnya. Bahkan, pergerakan kaum rohaniwan juga dibatasi dan hanya boleh mengajarkan komunitas Eropa yang kecil dan beberapa penduduk yang sudah memeluk agama Kristen.

3. Tidak Memberi Kesempatan Orang Lain Untuk Berdagang

Sebagai perusahaan dagang, VOC tidak memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk melakukan perdagangan rempah atau hasil bumi lainnya. Akibatnya, pihak lainnya yang ingin berdagang hanya bisa melakukannya dengan cara sembunyi-sembunyi.

Galangan Kapal Hindia Belanda [Image Source]
Galangan Kapal Hindia Belanda [Image Source]
Meski begitu, perdagangan gelap juga memiliki resiko yang tinggi. Akhirnya, orang-orang Eropa yang tidak lagi bergabung dengan VOC dan ingin berdagang sendiri hanya bisa berusaha di sektor lain seperti pertanian, perdagangan bahan makanan, rumah makan, atau menjadi rentenir. Itupun mereka masih harus bersaing dengan para pedagang Tionghoa.

4. Perusahaan Dagang Belanda dengan Pegawai Mancanegara

Meskipun statusnya sebagai perusahaan dagang milik Belanda, ternyata pegawainya tidak berasal dari negara kincir angin saja. Sebaliknya, VOC juga menerima banyak pegawai dari negara lainnya dan bersifat internasional.

Gedung VOC di Amsterdam [Image Source]
Gedung VOC di Amsterdam [Image Source]
Tahun 1622, VOC di Batavia saja sudah memiliki pegawai dari Jerman, Swiss, Inggris, Skotlandia, Irlandia, Denmark, Wallon, dan banyak lagi. Pegawai dari Jerman malah saat itu berjumlah lebih besar dari pegawai Belanda.

5. Tidak Hanya Menjual Rempah-rempah

Ketika rempah-rempah semakin banyak beredar, maka harganya menjadi turun dan tidak lagi jadi komoditas utama. Agar masih tetap mendapatkan keuntungan besar, VOC mulai merambah ke berbagai barang dagangan lainnya.

Kargo VOC [Image Source]
Kargo VOC [Image Source]
VOC mulai mengangkut barang dagangan seperti ayam, beras, kuda, dan komoditas khas negara tropis lainnya. Parahnya lagi, mereka juga memperjual belikan budak yang diambil dari nusantara.

6. Penduduk Juga Dijual Sebagai Budak

Seperti yang sudah disebut di poin sebelumnya, budak juga menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan VOC. Bahkan, markas VOC di Amsterdam sampai kerepotan mengurusi para budak yang ditinggalkan pemiliknya begitu saja dan minta dipulangkan ke negerinya.

Praktik perbudakan [Image Source]
Praktik perbudakan [Image Source]
Para budak tersebut umumnya didatangkan dari Sulawesi dan Bali. Meski begitu fungsi mereka juga bukan sebagai pekerja saja, tapi juga sebagai sarana pamer status sosial. Meski begitu, budak-budak tersebut banyak mengalami penindasan oleh para majikannya.

VOC memang sempat berjaya sebagai perusahaan dagangan karena praktik monopolinya. Meski begitu, perusahaan ini pada akhirnya juga bangkrut karena banyaknya korupsi di dalam tubuh VOC sendiri. Mungkin karena sejak awal memang tujuan dibuatnya VOC adalah untuk mencari harta semata, maka perusahaan tersebut juga tidak bisa bertahan lama.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

Ini Lho Aksi Breakdance Kim Jong Un yang KATANYA Jadi Juara Sedunia

4 Hal Ini Gampang Dilakukan di Indonesia Tapi Susah Minta Ampun Kalau di Jepang