Demonstrasi digelar oleh mahasiswa dari seluruh penjuru nusantara. Visi mereka sama, menuntut pemerintah untuk tidak mengesahkan beberapa pasal undang-undang yang dianggap bermasalah. Karena aksi-aksi inilah pemerintah melawan dengan menerjunkan aparat untuk menghalau mahasiswa.
Dari gerakan-gerakan demo yang sudah dilaksanakan, ada yang bahkan sudah menelan korban jiwa. La Randi (21) mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) dinyatakan tewas setelah ia tertembak peluruh aparat. Hal ini dinyatakan oleh teman-temannya yang sempat menolong Randi. Berikut fakta terkait penembakan ini.
Kronologi tertembaknya La Randi
La Randi merupakan mahasiswa Fakultas Perikanan Halu Oleo (UHO). Berdasarkan kronologi yang dilansir dari Liputan6.com, Ketua BEM UHO menceritakan kronologi penembakan yang dialami oleh Randi. Awalnya massa berusaha bertemu Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Namun, pihak DPRD tidak berkenan. Kejadian ini kemudian memicu mundurnya ribuan mahasiswa UHO dan mengepung kantor DPRD.
Saat proses pengepungan yang sudah berlangsung sekitar 3 jam lebih, barulah penembakan ini terjadi. Maco menjelaskan bahwa teman-temannya mengatakan penembakan itu terjadi dari jarak sekitar 10 meter, di dada sebelah kanan. jatuh di trotoar, dia ditolong rekan-rekannya. Korban dilarikan ke RS Dr Ismoyo Kendari dengan menggunakan mobil bak terbuka. Sayang nyawanya tak lagi bisa diselamatkan.
Korban akan diautopsi terlebih dahulu
Nah, terkait akan hal ini, pihak polisi bahkan membenarkan bahwa ada salah satu mahasiswa yang tewas saat sedang melakukan demo. Untuk memang memastikan penyebab kematian Randi ini, pihak kepolisian meminta visum kepada rumah sakit di mana Randi sempat dirawat.
Karena Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt sendiri mengatakan bahwa pihak aparat yang terjun ke jalanan tidak dibekali dengan senjata berpeluru, baik itu peluru tajam, peluru hampa, ataupun peluru karet. Untuk itu, semua pihak masih menunggu hasil dari pigak rumah sakit.
Orang tua yang syok karena dikabarkan anaknya meninggal dunia
La Randi ini merupakan warga Pulau Muna, wilayah di jazirah pulau Sulawesi. Akses ke Pulau Muna ini sendiri bisa dengan menaiki kapal laut dari Kota Kendari. Orang tua Randi sendiri adalah seorang nelayan. Ketika ia dijemput oleh orang-orang karena jenazah Randi sudah datang ke rumah ia masih tidak tau jika anaknya menjadi salah satu korban akibat demonstrasi yang digelar oleh mahasiswa di kampusnya.
Di saat rumahnya ramai, ayah randi masih menanyakan ‘ada apa?’, karena memang dirinya tak tau. Menlasir dari Tirto.id, para kerabat korban masih menolak bicara karena masih syok dengan hal yang menimpa Randi.
Korban yang sedang kritis selain Randi
Nah, selain Randi ternyata ada lagi korban yang sedang dalam keadaan kritis dan berada dalam perawatan dokter. Namanya La Ode Yusuf Badawi. Yusuf terkena hantaman aparat. Untuk saat ini, La Ode Yusuf Badawi sedang dirawat di rumah sakit.
Orang tua almarhum La Randi, di rumahnya, di Desa Lakarinta, Kabupaten Muna. Dari percakapan yg terdengar, ia tdk mengetahui, mengapa di rumahya sangat rame sekali.
Bahasa Muna, "Ohae ini", artinya kenapa ini. Maksudnya, mngpa di rumah sangat rame, kenapa ini?#KendariBerduka pic.twitter.com/GeK2U70YB3— Laode Halaidin (@LaodeHalaidin) September 26, 2019
Melansir dari Tribunnews.com, saat ini Yusuf dalam kondisi luka dan menjalani operasi di bagian kepala di rumah sakit. Semoga, tak ada lagi korban jiwa ya, Sobat Boombastis.
BACA JUGA: Tegakkan Keadilan, Demonstrasi Mahasiswa Rangkul Semua Kalangan, dari The Jak Hingga K-Popers
Kita doakan saja ya semoga suara yang diwakili oleh para mahasiswa ini didengar oleh pemerintah. Kita mungkin bisa membantu dengan doa, materi, dan bisa juga dengan menyuarakan lewat sosial media.