Selama ini yang kita tau hanya Bali-lah yang selalu menjadi buah bibir dan destinasi favorit para turis mancanegara. Padahal, ada banyak sekali destinasi yang tak kalah menawan hati jika kita kulik lebih dalam, salah satunya adalah Pulau Sumba. Satu hal yang sangat melekat dengan pulau ini, yaitu sebutan ‘Surga Tersembunyi’ di pelosok Nusa Tenggara Timur.
Baru-baru ini, pulau yang berbatasan langsung dengan Australia ini mendapatkan penghargaan sebagai The Best Beautiful Island in The World (pulau terbaik di dunia) versi majalah Focus Jerman. Namun, di balik keindahan yang sudah tidak diragukan lagi ini, ada banyak fakta yang jarang diketahui oleh orang. Seperti apakah kehidupan Pulau Sumba sebenarnya? Inilah uraian yang berhasil Boombastis rangkum.
Sumba adalah destinasi yang luar biasa indah tapi masih sangat asing di telinga orang Indonesia. Terbukti dengan banyak orang salah kaprah menganggap pulau ini sama dengan Sumbawa, padahal kedua pulau ini tidaklah sama. Sebelum dinobatkan sebagai pulau terindah dunia oleh majalah Focus Jerman, keindahan Pulau Sumba sudah diekspose melalui beberapa film tanah air.
Tapi, di balik pesona eksotis pulau ini, beberapa tempat wisata seperti pantai belum memiliki fasilitas yang memadai, tak akan ada toilet, kamar mandi, serta akses jalan yang susah. Selain itu, layaknya film Susah Sinyal garapan sineas Indonesia, boro-boro mau mudah mengakses internet, sinyal ponsel pun susah didapat.
Jika tadi kita berbicara tentang indahnya destinasi wisata, sekarang mari melihat sejenak kehidupan masyarakat di Pulau Sumba. Kehidupan masyarakat Sumba sangat tak sepadan bila disandingkan dengan alamnya yang kaya dan indah. Selain tak ada sinyal, fasilitas seperti air bersih dan listrik masih belum bisa mereka nikmati. Toilet juga menjadi hal yang lumayan langka, karena tak semua keluarga bisa membangun tempat yang sebenarnya sangat urgent ini, jangan tanya mereka MCK nya dimana? Kebun dan hutan adalah destinasi paling favorit.
Di sisi lain, Sumba punya tanah subur namun terbengkalai begitu saja. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah membuat para petani hanya menanaminya dengan padi, padahal jika dimanfaatkan banyak tanaman yang bisa tumbuh di sini. Bila berbicara tentang pendidikan, hampir semua daerah di Sumba tertinggal pendidikannya, sekolah yang berdiri pun bisa dihitung jari. Bahkan, di salah satu kecamatan, Kodi, para guru harus dengan tega menaikkan kelas murid yang belum bisa membaca aksara dengan benar.
Setiap daerah tentu memiliki adat penyelenggaraan pernikahan dan kematian yang berbeda. Di Sumba, pernikahan dan kematian merupakan dua hal sakral yang dilaksanakan dengan mahal dan besar-besaran secara adat. Pernikahan di Sumba masih terikat budaya turun temurun, dalam artian seorang perempuan tak bisa menikah begitu saja, ia harus melalui proses yang cukup panjang. Pernikahan tersebut haruslah terlebih dahulu disetujui oleh dua belah pihak, jika kemudian sepakat maka mereka akan menentukan waktunya.
Di samping itu, ada belis (mahar) yang juga sangat mahal, berupa kuda yang bisa mencapai ratusan ekor (sesuai dengan status sosial si wanita), kain sumba yang harganya bisa mencapai jutaan, serta mamoli (bandul kalung emas). Selain tradisi pernikahan, kematian juga memakan biaya yang cukup mahal loh. Jika seorang keluarga meninggal dunia, mereka akan mengadakan upacara keagamaan Marapu, dengan penyembelihan hewan secara besar-besaran (setidaknya 7 hari). Menurut masyarakat, hewan tersebut dipersembahkan untuk mengantar para roh menuju ke tempat peristirahatan mereka.
Jika dilihat dari kasus kriminal yang terjadi, Sumba juga masuk dalam jajaran teratas karena kejahatan konvensional yang terjadi di Indonesia pada 2017, kasus pencurian misalnya. Pihak kepolisian mengungkapkan jika pencurian paling banyak adalah pencurian ternak. Hal tersebut terjadi karena desakan ekonomi, karena dari sekian banyak tersangka yang sudah diamankan mereka menyebutkan bahwa ternak tersebut dimakan atau dijual untuk mendapatkan rupiah.
Selain pencurian, merampok dan membunuh adalah hal yang biasa di daratan Sumba, terlebih Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Aksi kejahatan ini tak pandang siapa yang menjadi korban dan bisa saja terjadi di siang bolong dan di tengah keramaian warga. Bahkan perampokan dan pencurian juga bisa terjadi di tempat wisata seperti pantai. Ngeri bukan?
Sekarang sudah tahu bukan bagaimana fakta kehidupan di balik indah nan eksotisnya Sumba? Dengan dinobatkan sebagai primadona, pulau paling indah di dunia, semoga saja pemerintah tidak hanya melihat dari alam yang ia sajikan, tetapi juga kehidupan masyarakatnya. Ada banyak PR dan hal yang harus dibenahi agar pulau ini tetap menjadi destinasi cantik yang memukau. Sangat ironis dan tidak adil tentunya jika hanya keindahannya yang diekspose namun kekuarangannya dibenamkan dalam-dalam.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…