Sebagai umat Islam, sudah menjadi naluri dan keinginan kuat tersendiri tentunya dalam diri kita untuk bisa menatap Ka’bah secara langsung di tanah suci Mekkah, Arab Saudi. Apalagi jika momen tersebut tak hanya sekedar berkunjung, namun di saat kita menjalankan ibadah Haji atau Umrah. Ka’bah sendiri oleh umat Islam di seluruh dunia dijadikan sebagai kiblat arah sholat, bukan menyembah, namun menjadikannya arah sholat.
Hingga detik ini, bangunan yang sudah berdiri sejak Nabi Ibrahim AS beserta anaknya, Nabi Ismail AS, ini terawat sangat bagus dan setiap harinya dikunjungi oleh jutaan jamaah umrah serta setiap tahunnya oleh jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia. Ka’bah terletak di dalam Masjidil Haram, di Kota Mekkah. Sering disebut sebagai Baitullah (Rumah Allah) atau Baitul ‘Atiq (Rumah Kemerdekaan). Dan salah satu surat dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Ka’bah sudah ada sejak masa Nabi Ibrahim AS adalah QS. Ibrahim ayat 37.
Dan berikut bunyinya, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” .
Nah, membicarakan soal Ka’bah, sebagai umat Islam tentunya kita harus tahu beberapa fakta yang selama ini mungkin belum kita ketahui tentangnya. Berikut 3 fakta besar tentang Ka’bah tersebut:
Mungkin sudah banyak diantara kita yang tahu tentang kabar bahwa orang-orang yang tinggal di Mekkah, tepatnya di sekitar Ka’bah, terlihat lebih sehat, kuat, dan berumur lebih panjang. Ternyata, setelah diteliti lebih dalam, di Ka’bah sendiri terdapat sebuah area yang merupakan tempat bertekanan gravitasi yang tinggi. Tekanan gravitasi tinggi tersebut ternyata sangat berpengaruh terhadap imun tubuh manusia yang ada atau tinggal di atasnya, yaitu di area tersebut. Ketika imun tubuh seseorang menjadi lebih kuat, maka pertahanan diri dari serangan berbagai macam penyakit juga akan meningkat.
Selain disebabkan adanya tekanan gravitasi yang tinggi, kekuatan imun seseorang juga menjadi lebih kuat karena adanya Zero Magnetism Area di sekitar Ka’bah. Artinya bahwa jika seseorang meletakkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya di antara kedua kutub.
Dengan adanya tekanan gravitasi tinggi di area Ka’bah, juga menyebabkan satelit buatan di angkasa tak dapat melihat atau mendeteksi sama sekali apa isi Ka’bah. Dan juga, hal tersebut ternyata berpengaruh pada kadar garam di sungai yang ada di bawah Ka’bah, yaitu menjadi lebih tinggi. Sehingga ketika kita sholat di Masjidil Haram, tanpa atap pun, tak akan pernah merasakan panas.
Di Ka’bah juga memancarkan sebuah sinar radiasi yang ternyata terpancar sangat kuat sampai ke angkasa. NASA pernah mengumumkan tentang adanya sinar radiasi yang kuat dari bumi, dan setelah diteliti lebih jauh, sinar radiasi tersebut ternyata berasal dari Mekkah, lebih tepatnya adalah dari Ka’bah. Bahkan saat para Astronot meneliti tentang Planet Mars, sinar radiasi tersebut masih kuat terpancar, dan ternyata bersifat infinite (tak berujung). Konon, hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan kuat antara Ka’bah di Bumi dengan di Akhirat. Wallahu’alam bisshawab.
Sampai detik ini, mungkin masih banyak umat Islam bahkan umat manusia di seluruh dunia yang menganggap bahwa Ka’bah didirikan oleh Nabi Ibrahim AS beserta anaknya, Nabi Ismail AS. Padahal, sesungguhnya bangunan Ka’bah sendiri telah ada jauh sebelum masa mereka. Setidaknya diperkirakan telah ada sekitar 12 generasi yang ikut menyumbangkan diri dalam pemeliharaan Ka’bah tersebut. Masya Allah.
Nah, bahkan ketika Allah menurunkan Nabi Adam AS beserta isterinya, Hawa, bangunan Ka’bah ini telah ada di Bumi. Lalu siapakah yang sebenarnya membangun Ka’bah tersebut? Konon, ada sebuah riwayat yang menegaskan bahwa para Malaikat-lah yang melakukannya. Dalam QS. Ali Imran ayat 96 disebutkan, “Sesungguhnya rumah yang pertama dibangun di muka bumi ini adalah di Makkah”. Hal ini jelas membantah beberapa anggapan bahwa bangunan pertama yang dibangun di muka bumi adalah Baitul Maqdis, melainkan adalah Ka’bah yang ada di Mekkah.
Dalam riwayat Akhbar Makkah Muhammad Al Arzaqi (1988: 32) menceritakan, “Karena takut akan murka Allah, para malaikat tidak bertanya lagi siapa yang layak dijadikan khalifah di bumi, manusia atau malaikat, maka para malaikat segera mohon ampun dan ridha Allah, karena Arasy Allah cukup besar, maka dengan Rahman dan Rahim Allah, Dia membangun Baitul Makmur di bawah Arasy untuk tempat mereka mengerjakan tawaf, dan lebih meringankan dan memudahkan mereka setiap hari.”
Para malaikat mengerjakan tawaf silih berganti siang dan malam sehingga tidak kurang dari 7000 malaikat yang mengelilingi Baitul Makmur setiap harinya, bahkan menurut riwayat ada di antara malaikat yang hanya dapat tawaf sekali saja, dan tidak dapat lagi mengelilingi tawafnya karena sesaknya Baitul Makmur yang dibangun oleh Allah dari Zabrajad yang bertahtakan Yakut berwarna merah itu.
Maka dengan Rahman dan Rahim Allah, diperintahkan kepada malaikat untuk membangun Ka’bah di bumi yang persis seperti Baitul Makmur di bawah Arasy, besar dan ukurannya sama, posisinya setentang dengan Ka’bah di bumi, andaikata dijatuhkan sebuah batu dari Baitul Makmur ke Ka’bah akan sampai ke tengah-tengah Ka’bah.
Sampai sekarang, Ka’bah masih dijadikan sebagai bangunan paling tua di dunia, bahkan dijelaskan bahwa bangunan Ka’bah merupakan bangunan yang pertama didirikan di muka Bumi ini. Dan dalam sebuah riwayat, setelah melalui penelusuran sejarah, maka ditemukanlah kesimpulan bahwa setidaknya ada sekitar 12 generasi yang ikut memelihara Ka’bah. Bahkan ketika pun Adam AS diturunkan oleh Allah ke Bumi, Baitullah atau Ka’bah ini telah ada.
Dalam QS. Al-Baqarah ayat 127 disebutkan, “Dan ingatlah ketika Nabi Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdo’a : Ya Tuhan kami terimalah daripada kami amalan kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”. Ini menjelaskan bahwa perintah Allah kepada Nabi Ibrahim AS untuk meninggikan Ka’bah, berarti bahwa pada masa beliau, bangunan tersebut telah ada.
Dalam sebuah riwayat, saat Nabi Ibrahim AS diperintah oleh Allah “meninggikan” (membangun kembali Ka’bah) ditempat dimana Ka’bah sejak masa Nabi Adam AS sempat hancur dan terendam banjir bandang di masa Nabi Nuh AS. Sebelum itu, sesudah masa Nabi Adam AS, Ka’bah dipelihara oleh putera-putera Nabi Adam AS. Kemudian dilanjutkan oleh masa Nabi Ibrahim AS dan puteranya, Nabi Ismalil AS, dan selanjutnya diteruskan oleh generasi-generasi sesudah Nabi Muhammad SAW, dengan berbagai kemelut dan kejadian luar biasa yang menyertainya. Hingga jika ditotal ada 12 generasi tercatat ikut memelihara Kab’ah, Bangunan yang tak akan pernah hancur sampai Kiamat-pun. Wallahu’alam bisshowab.
Semoga ketiga fakta besar tentang Ka’bah tersebut, membuat kita semakin semangat untuk terus merindukan panggilan Allah menuju ke tanah suci Mekkah dalam menjalankan ibadah Haji atau Umrah suatu hari nanti. Aamiin. (sof)
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…