Categories: Trending

4 Fakta Sebenarnya Tentang Joged Bumbung yang Sering Disebut “Goyang Syahwat”

Beberapa waktu yang lalu sempat viral mengenai  video para pemuda yang sedang melakukan tarian bersama para penari Bali. Namun yang jadi masalah, adalah joged yang dilakukan terkesan erotis bahkan dilihat oleh anak di bawah umur. Usut punya usut, tarian yang dilakukan itu disebut “joged bumbung” salah satu tradisi yang ada di bali.

Masih soal joged bumbung, siapa sangka masyarakat Bali sendiri menolak adanya tarian itu. Usut punya usut, mereka memang mengakui joged bumbung, namun tidak yang seperti yang sekarang yang lebih ke arah tarian erotis. Lalu kenapa bisa demikian? Simak ulasan berikut.

Joget “Bumbung” saat ini dekat dengan aktivitas birahi

Image mengenai tarian asli Bali yang satu ini identik dengan kesan negatif. Pasalnya setiap pagelaran ini diadakan selalu banyak lelaki “hidung belang” yang siap menanggap. Itu bukan hal yang aneh mengingat tarian yang disuguhkannya juga sangat erotis.

Dianggap erotis [image source]
Bayangkan saja para penari perempuan menari begitu seksinya sambil menarik para penonton maju ke depan. Bahkan tak jarang para penari itu malah mempertunjukkan gerakan layaknya orang bersenggama dengan para pria yang ditarik tadi. Mirisnya hal itu dilakukan di tempat umum di mana anak-anak  di bawah umur pun bisa melihatnya.

Inovasi kebablasan beberapa oknum membuat joged bumbung keluar dari pakemnya

Siapa sangka ternyata menurut wujud asli joged bumbung ternyata tidak seperti yang ada saat ini. Pasalnya tarian asli khas Bali itu sejatinya malah menjunjung tinggi etika dan estetika yang ada. Bisa dibilang kalau joged bumbung erotis yang viral di dunia maya itu, sudah keluar dari pakem yang ada.

Penari joged bumbung sesuai pakem [image source]
Memang benar kadang penari, mengajak penonton untuk berjoged bersama ke depan, hanya sekedar menggoda saja tanpa melakukan gerakan erotis.  Para penari itu sendiri juga mesti menjaga diri agar tidak kelewatan saat joged bersama penonton. Namun sayang beberapa oknum melakukan inovasi secara kebablasan, alhasil joged bumbung malah mendapat citra negatif karena hal tersebut.

Sejarah joged bumbung yang sangat jauh dari kesan erotis

Siapa sangka menurut sejarahnya sendiri sama sekali tidak ada kesan erotis yang ada di dalamnya. Ya, joged bumbung diawali sebuah tradisi di daerah Buleleng hingga menyebar ke daerah lainnya di Bali. Awalnya joged ini dimainkan oleh sekelompok petani yang melepas penat, mereka memainkan musik dan tarian sederhana.

Jauh dari kerotisan [image source]
Namun siapa sangka dari hiburan simple itu benar-benar menjadi sebuah refershing buat mereka hingga akhirnya dilakukan terus menerus dan menjadi tradisi. Joged bumbung dulu juga hanya berlenggok ke kanan –kiri, sekarang diimprovisasi kelewatan hingga seperti saat ini.

Joged bumbung sendiri di Bali sudah dilarang, namun masih banyak yang mempraktekkan

Lantaran praktek joged bumbung erotis yang sangat memprihatinkan, pemerintah di sana sempat mengeluarkan larang mengenai pementasan tarian ini. Ya, selain sudah sangat jauh keluar dari pakem, adanya tari erotis ini juga bisa mencemarkan nama baik pulau dewata. Namun sayang secara diam-diam masih banyak yang menggelar joged “panas”  seperti saat kejadian penggalian dana trail advanture beberapa waktu yang lalu.

Sering kecolongan [image source]
Di lain sisi,  praktek joged bumbung yang sesuai dengan pakem tetap boleh diadakan bahkan malah didukung, tentu juga ada pengawasan. Selain buat menunjukkan wujud tradisi asli itu, juga memperbaiki citra buruk dari joged bumbung yang selama ini tercoreng.

Ya, jika dilihat dari sejarahnya, memang joged bumbung bukanlah sebuah tarian erotis seperti yang saat ini sering ditemui. Sejatinya hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama agar jangan sampai nama tradisi ini jadi tercoreng. Caranya dengan mencintai budaya Indonesia agar tahu pakem-pakem asli dari joged ini.

 

 

 

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

9 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago