Mengambil alih kepemimpinan dan berubah menjadi bajak laut wanita
Segera setelah resmi didaulat menjadi pemimpin bajak laut, Ching Shih segera berbenah dan melanjutkan misinya menjadi yang terkuat di atas samudera. Laman vice.com menuliskan, hal ini tak lepas dari keterampilan politiknya dan kehormatan yang ia dapatkan dari seluruh awak kapal. Untuk menunjang posisinya sebagai pemimpin, Ching Shih bahkan menjadikan anak adopsinya yang bernama Chang Pao, sebagai komandan armada sekaligus suami bagi dirinya.
Diceritakan pula dalam buku History Vs Women: The Defiant Lives That They Don’t Want You to Know (2018) oleh Anita Sarkeesian yang dikutip dari vice.com, duet keduanya berhasil menebarkan ketakutan di seluruh kawasan Laut Cina Selatan. Tak hanya itu, Ching Shih juga dikenal sebagai sosok yang piawai dalam hal administrasi, kedisiplinan dan strategi perang yang ulung, meski kesemuanya dibalut dengan tangan besi. Berkat bantuan kode etik yang ditulis Chang Pao pula, ia bisa menentukan peraturan jelas setiap perilaku awak kapal, pengelolaan keuangan, struktur kekuasaan di armada, serta hukuman kejam bagi yang berani mencurangi atau tidak menaatinya.