Unik Aneh

Pilih Dukun Ketimbang Dokter, Beginilah Keadaan India yang Coba Usir ‘Roh Jahat’ Bernama COVID-19

Setelah gelombang kedua Tsunami COVID melanda India, kini akan ada lagi lonjakan korban jiwa di sana. Kemungkinan kemunculan gelombang ketiga ini tentunya membuat banyak orang was-was, takutnya akan jauh lebih parah. Oleh sebab itu segala upaya pun akan dilakukan meskipun pakai jasa pengobatan alternatif.

Nah, salah satu jalur alternatif yang dipilih adalah para dukun. Ya, di sana pengobatan seperti ini sedang ramai bahkan lebih dipercaya dari pada medis. Mereka menganggap kalau COVID-19 malah gampang diatasi jika memakai pengobatan seperti ini. Lalu kenapa bisa begitu? Simak ulasannya di bawah ini.

COVID melanda, dukun jadi tujuan utama

Keadaan di India makin hari rupanya malah bertembah parah. Tsunami COVID yang melanda tak henti-hentinya memakan korban jiwa. Di tengah keterpurukan itu, ada pemikiran tak biasa dari sebagian besar warga di sana. Pasalnya, banyak warga yang ternyata lebih memilih untuk beralih kepada pengobatan oleh dukun.

Dukun India [sumber gambar]
Bahkan mereka menjadikan jalur medis sebagai pengobatan nomor dua setelah datang ke dukun. Hal inilah yang dianggap makin memperparah keadaan yang ada di India. Apalagi mengingat banyak alat penyandang kehidupan yang menipis seperti tabung oksigen dan obat-obatan. Perawatan yang salah ditambah melencengnya pola pikir membuat bencana tambah parah.

Bukan karena virus, banyak yang meyakini ulah roh

Berbeda dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, di India banyak orang yang menganggap bencana ini berasal dari roh jahat. Dilansir dari laman Detik, roh tersebut yang merasuki banyak orang dan membuat tubuhnya menderita. Oleh sebab itu, banyak dari pasien yang lebih memilih pergi ke dukun dari pada rumah sakit.

Banyak korban [sumber gambar]
Di sana mereka akan dicap dengan besi panas di bagian perut untuk mengusir keberadaan dari roh jahat. Ada juga warga yang diminta meminum ramuan tradisional yang dianggap bisa menyembuhkan. Jadi bukan hal yang aneh kalau di rumah sakit, para dokter banyak menemui pasien dengan cap di perut dengan keadaan yang sudah parah karena salah penanganan.

Tidak hanya jauh dari medis, namun menentang vaksin

Tak sampai dalam menjauh dari pengobatan medis, beberapa orang di India ini memilih untuk menolak vaksin dan memakai masker. Gerakan ini diawali oleh seorang dukun bernama Biswaroop Roy Chowdhury ketika COVID-19 melanda. Akhirnya banyak pengikutnya yang juga berpartisipasi melakukan hal itu dan lebih memilih umtuk berobat kepadanya.

Dukun Chowdhury [sumber gambar]
Chowdhury sendiri mengklaim kalau virus Corona sebenarnya hampir sama dengan flu biasa dan vaksinasi hanyalah upaya untuk meraup untung oleh sebagian pihak. Dirinya lebih memilih diet khusus dengan menggunakan bahan-bahan alami untuk menghilangkan penyakit ini. Chowdhury mengklaim kalau pengobatannya terbukti aman dan tidak ada korban jiwa.

Pengobatan dukun yang banyak ditentang pemerintah

Adanya Chowdhury dan dukun lainnya di India ini tentu membuat pemerintah di sana tidak tinggal diam. Para dukun ini dianggap menyebarkan infomasi palsu yang berbahaya bagi warga di India. Jika terus dibiarkan akan tambah banyak korban jiwa yang berjatuhan. Oleh sebab itu, beberapa ‘skandal’ dari Chowdhury pun mulai ditelusuri. Pasalnya, meskipun mengklaim pengobatannya tidak pernah merenggut korban jiwa, namun ada laporan yang mengatakan lain.

Shanti Bihani [sumber gambar]
Dilansir dari laman Detik, seorang perempuan bernama Shanti Bihani sempat berobat padanya untuk menyembuhkan diabetes dan beberapa penyakit lainnya. Akhirnya perempuan itu diminta meminum ramuan khusus dan membuang segala obat yang diberikan dokter. Alih-alih sembuh yang ada malah keesokan harinya Shanti meninggal dunia, dan tentu Chowdhury terus berdalih dari perbuatannya.

BACA JUGA: 4 Fakta Larisnya Tabung Oksigen Pasar Gelap India karena ‘Tsunami’ Covid-19 yang Menggila

Hal ini sejatinya bisa jadi gambaran buat Indonesia agar tidak sampai terjadi kejadian yang sama. Bukan berarti tidak percaya pengobatan alternatif, namun lebih mengutamakan jalur medis. Nah, barulah setelah itu bisa dibarengi jalur alternatif untuk meraih kesembuhan.

 

 

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago