Bagi sebagian orang mungkin nama suku Kajang masih belum begitu populer jika dibandingkan sejumlah suku pedalaman lain di Indonesia seperti suku Dani atau Asmat. Suku Kajang sendiri berada di wilayah Bulukumba, Sulawesi Selatan. Di mana suku Kajang ini terkenal punya santet atau guna-guna yang terkenal mengerikan bernama doti.
Meski umumnya santet dikirim karena urusan pribadi seperti dendam atau masalah lainnya, ilmu hitam ini tidak digunakan dengan sembarangan. Kesaktian Doti yang disebut bisa dikirim dari jarak jauh, bahkan bisa melahap beberapa korban sekaligus atau malah jadi mala bagi pengirimnya, membuat pertanggungjawaban guna-guna ini tak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Penasaran apa sebenarnya doti dan apakah benar dapat mengakibatkan orang yang disantet sampai meninggal? Lalu bagaimanakah kehidupan suku Kajang sehari-harinya? Berikut ini sejumlah fakta tentang Suku Kajang beserta teluhnya tersebut.
Suku Kajang atau disebut juga dengan sebutan masyarakat Ammatoa ini merupakan suku yang mencintai alam. Hal ini pastinya menjadi semacam angin segar di tengah banyaknya pembalakan liar oleh para oknum tidak bertanggung jawab. Kecintaan suku Kajang terhadap lingkungan disebabkan karena mereka memperlakukan hutan sudah selayaknya ibu. Di mana ibu merupakan sosok yang dihormati serta dilindungi
Perkembangan zaman yang kian pesat serta modernitas nyatanya tidak membuat suku Kajang mengesampingkan adat dan tradisi leluhur. Meski sudah ada beberapa orang yang menggunakan peralatan elektronik, tapi nilai-nilai tradisi dan menjaga warisan moyangnya masih sangat dijaga. Hal ini juga tidak lepas karena bagi masyarakat suku Kajang ini, keberadaan benda tersebut hanya akan membuat masyarakat melupakan leluhurnya. Apalagi sebagai salah satu suku yang disebut-sebut tertua di Indonesia, tidak heran bila suku ini sangat prinsip dalam memegang tradisi nenek moyangnya.
Jika kamu datang ke sana untuk melihat secara langsung suku Kajang, maka pakaian yang wajib dikenakan adalah pakaian berwarna hitam. Bagi masyarakat Ammatoa warna hitam memiliki makna persamaan, persatuan dalam segala hal, dan kesederhanaan. Semua hitam merupakan sama. Warna hitam juga menunjukkan kekuatan serta derajat di mata sang pemilik jagat. Kesamaan yang terkandung dalam warna ini juga dalam menyikapi tentang kondisi lingkungan, terutama kelestarian hutan yang wajib dijaga karena merupakan sumber dari kehidupan.
Setelah berpuas membahas sedikit tentang suku Kajang, mari kita beralih dengan apa sebenarnya doti ini? Doti sendiri merupakan ilmu sejenis santet yang digunakan untuk menciderai atau membunuh seseorang. Ritual menyantet ini sendiri hanya menggunakan media berupa foto bertuliskan nama calon korban, dilengkapi seekor ayam putih, serta segelas air putih. Proses yang dilakukan mula-mula adalah dengan meletakkan foto orang yang disantet di bawah gelas air putih, kemudian sang dukun akan memegang ayam dan dihadapkan di depan gelas sambil membaca mantera. Dikatakan sukses apabila ayam mati dan air putih tadi berubah warna menjadi merah.
Tentang keganasan doti ini sendiri sudah melekat kuat bahkan menjadi legenda yang disematkan pada suku Kajang. Doti ini tidak dilakukan oleh sembarang orang, melainkan ada beberapa orang pilihan yang bisa melakukan ilmu hitam tersebut hingga berhasil. Bagi mereka yang terkena santet doti ini akan mengalami cacat permanen pada ingatannya disertai nyeri luar biasa hingga berakibat pada kematian mendadak. Asal diketahui doti ini tidak hanya menyerang satu orang saja lho, melainkan bisa membunuh satu keluarga sekaligus.
Disebabkan tidak semua orang suku Kajang bisa melakukan santet, maka dukun yang gagal melakukan misinya pun akan mendapatkan konsekuensi. Biasanya santet yang diterjunkan kembali ke si penyantet dan akan langsung meninggal di tempat. Tidak sampai di situ saja ternyata, sebab efeknya pun merembet juga pada keturunan-keturunan si dukun. Oleh karena itu ada baiknya buat memikirkan kembali menggunakan ilmu santet mengingat risiko yang diperoleh pun juga besar. Apalagi taruhan utamanya adalah nyawa.
Meski memiliki ilmu hitam yang terkenal mematikan, namun sejatinya Suku Kajang adalah suku yang rendah hati oleh didikan alam dan bisa menerima orang baru. Anak cucunya pun sudah banyak yang merantau ke kota besar maupun keluar pulau. Dengan catatan si pendatang ikut aturan yang berlaku di sana, menjaga perilaku dan juga mengikuti tradisi, maka orang-orang Kajang bisa jadi keluarga baru.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…