Danu [image source]
Katanya anggaran pendidikan di Indonesia bisa mencapai dua puluh persen dari APBN. Namun nyatanya masih banyak anak-anak di Indonesia yang masih belum bisa merasakan sekolah dengan tenang. Terutama di daerah-daerah terdepan, jangankan untuk belajar, ada gedung sekolah pun adalah hal yang langka.
Hal itu pula yang terjadi pada anak asli Wamena yang satu ini. Danu Magayang, bocah ini cukup pedih merasakan riwayat pendidikan yang susah. Ia lahir dari keluarga yang tidak berada, sehingga adalah hal yang cukup mewah untuk bisa bersekolah dengan nyaman. Alhasil, ia pun sampai harus menarik becak. Tujuannya tak hanya untuk sekolah, tapi ditabung agar bisa jadi biaya kuliah nantinya. Luar biasa bukan? Lalu, seperti apa kisah hebatnya? Simak ulasannya berikut ini.
Danu Magayang hanya seorang siswa SMP di salah satu sekolah di daerah Wamena. Seperti seorang siswa lainnya, setiap pagi dia harus melaksanakan kewajibannya dalam menuntut ilmu di sekolahnya. Namun ada yang unik dari sosok Danu ini, ketika ada waktu senggang seperti saat pulang sekolah atau liburan, anak ini lebih memilih untuk mengayuh becak untuk mendapatkan nafkah. Baginya, penghasilan keluarganya tidak akan mencukupi untuk membiayai hingga ke perguruan tinggi.
Meskipun disambi dengan mengayuh becak ternyata Danu juga sering mengalami kesusahan ekonomi. Misalnya saja, saat dia tidak bisa ikut sekolah karena belum membayar buku atau sepatu Danu yang sudah rusak karena termakan usia. Hasilnya anak itu sendiri yang harus banting tulang agar bisa mencukupi kebutuhannya. Karena keinginan Danu yang kuat untuk bersekolah, dia sempat harus dipulangkan karena tidak menggunakan sepatu. Itu semua terjadi lantaran dia terpaksa menggunakan sandal karena sepatunya rusak.
Siapa sangka bayaran yang ternyata didapat Danu tidak sebesar para tukang becak di daerah lain. Danu paling banyak hanya bisa mengantongi tidak lebih dari Rp 30 ribu setiap harinya. Itu sudah dipotong biaya sewa becak kepada pemiliknya. Ya, becak yang digunakan Danu memang bukan asli miliknya, oleh karena itu hasilnya ia dapatkan dalam seharian tidak begitu banyak.
Impian Danu sebenarnya hanyalah satu, dia sangat ingin masuk di sebuah universitas tempat kakaknya dulu berkuliah. Di sana, Danu ingin mengubah nasibnya agar menjadi lebih baik. Danu sangat ingin meniru kakaknya, menjadi seorang sarjana yang berhasil.
Cerita perjuangan Danu ini seharusnya menyentuh hati kita tentang betapa sulitnya perjuangan untuk menempuh pendidikan di tanah Papua itu. Bahkan hanya untuk melengkapi perlengkapan sekolah saja harus sampai cari uang sendiri. Namun, semangat Danu untuk mencapai cita-citanya tidak boleh disia-siakan. Dengan membaca kisah perjuangan Danu ini baik pemerintah atau siapapun itu, semoga saja ada yang membantu anak malang ini untuk meraih mimpinya.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…