Pahlawan memang identik dengan penampilannya yang terkadang nyentrik. Selain itu, mereka yang menjadi pahlawan juga memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Pemikiran revolusioner tersebut mereka gunakan untuk membangun negara yang mereka cintai menjadi lebih baik lagi.
Beberapa bulan lalu kita baru saja kehilangan salah satu tokoh revolusioner dari Kuba. Dia adalah Fidel Castro. Castro meninggal pada 26 November karena penyakitnya.
Usut punya usut, Fidel Castro memiliki hubungan yang lumayan mesra dengan tokoh revolusioner kita, Bung Karno. Mereka bahkan sempat saling mengunjungi dan bertukar souvenir. Bagaimana kedekatan mereka? MAri kita kulik bersama.
Fidel Castro pernah berkunjung ke Indonesia pada tahun 1959. Saat itu ia datang ke Indonesia untuk membahas kerja sama di bidang perdagangan. Pada kunjungan tersebut, Fidel Castro juga mengajak Che Guevara. Sebagai buah tangan, Fidel Castro membawakan Bung Karno cerutu dari Kuba.
Kemudian Bung Karno membalas kebaikan Fidel Castro dengan berkunjung ke Kuba. Pada kunjungannya tersebut keakraban mereka semakin tampak dengan saling bercanda dan menukar barang kesukaan mereka. Bung Karno memberikan peci dan keris, sedangkan Castro memberikan topi pet sebagai kenang-kenangan. Pada pertemuan ini mereka juga saling bercanda layaknya sahabat lama yang bertemu kembali.
Pada kunjungan Bung Karno ke Kuba di tahun 1960, ia bersama Fidel Castro membahas mengenai paham yang sama-sama mereka anut, yaitu marhaenisme. Mereka mendiskusikan cara agar negara yang mereka pimpin bisa mandiri tanpa campur tangan negara lain. Fidel Castro bertanya pada Bung Karno, bagaimana cara membuat negara menjadi mandiri.
Tak pelit berbagi, Bung Karno menjelaskan, bahwa negara mandiri berasal dari kesejahteraan umum. Jika Castro ingin menjadikan Kuba sebagai negara mandiri, maka langkah awal yang harus ia lakukan adalah melakukan program kesejahteraan umum. Fidel Castro mengikuti saran Bung Karno. Ia kemudian mendirikan sekolah, rumah sakit, dan sarana publik dengan maksimal agar kesejahteraan umun tercapai. Sebagai ungkapan terima kasih dan kedekatannya dengan Bung Karno, Fidel Castro menerbitkan perangko khusus di Kuba. Perangko bergambar Fidel Castro dan Bung Karno tersebut diterbitkan pada Juni 2008.
Peristiwa G30SPKI tak hanya mengguncang Indonesia saja. Fidel Castro juga ikut terkejut mendengar kabar tesebut. Untuk menyampaikan belasungkawa pada sahabatnya tersebut, Fidel Castro melayangkan surat yang langsung dibawa oleh duta besar Kuba.
Sejak peristiwa tersebut, surat menyurat antara keduanya semakin intens. Bung Karno mengucapkan terima kasih pada kawan baiknya tersebut atas kepeduliannya. Ia juga menceritakan, bahwa saat itu dirinya juga terus berjuang untuk memulihkan keadaan Indonesia yang sempat kacau karena pembunuhan yang dilakukan oleh pihak kontra revolusi. Surat-surat Bung Karno dikirim langsung lewat duta besar Hanafi.
Hubungan baik antar manusia perlu kita bina. Melalui hubungan baik tersebut, kita bisa belajar saling mengerti dan memahami orang lain. Dengan begitu perdamaian akan terjaga, sehingga nggak ada lagi yang saling menyalahkan. Betul nggak?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…