Sejarah memang hanya mencatat dua hal, yakni tentang kepahlawanan dan kejahatan. Seseorang yang memiliki jasa-jasa besar akan selalu diingat oleh generasi penerusnya, meski ia sendiri sebenarnya tidak meminta untuk diingat. Dan seseorang yang berbuat jahat juga sama akan diingat oleh generasi penerusnya sebagai pengingat supaya kejahatan serupa tak terjadi lagi.
Baca Juga :7 Contoh Perbudakan Pada Anak ini Menjadi Bukti Kekejaman Manusia di Era Modern
Sejarah kepahlawanan bisa datang dari mana saja, termasuk dari mereka yang hanya bernasib sebagai budak, seperti tujuh perempuan berikut. Mereka tidak meminta dilahirkan sebagai budak, namun selepas merdeka mereka tidak lupa untuk membawa perubahan dunia. Nah, siapa saja budak-budak perempuan itu? Berikut pembahasannya.
1. Wu Zetian
Wu Zetian merupakan sosok perempuan pertama yang menjadi kaisar Cina di era Dinasti Tang (625-705). Mulanya dia hanyalah seorang budak yang tiba-tiba saja di persunting Kaisar Taizong untuk menjadi selir ketika berumur 14 tahun. Untuk menjadi kaisar, Wu Zetian harus menempuh jalan terjal karena ada 3000 istri lain dari Kaisar Taizong yang berambisi untuk bisa dekat dengan kaisar.
Karena kecerdasannya dan kemampuannya dalam ilmu politik, justru Kaisar Taizong menaruh hati kepada Wu Zetian ini ketimbang selir-selirnya yang lain. Setelah Kaisar Taizong meninggal, lambat laun tahta kaisar itu pun jatuh ke tangan Wu Zetian. Selama menjabat, Wu Zetian melakukan prestasi istimewa dengan mengangkat pejabat istana yang memiliki kompetensi tinggi dan berhasil membuat irigasi pertanian sehingga rakyatnya menjadi semakin makmur.
2. Choe Suk-bin
Mulanya Choe Suk-bin hanyalah seorang budak yang bekerja sebagai tukang cuci kerajaan. Ia terlahir dari keluarga miskin dengan kasta paling rendah di jamannya. Dia cukup beruntung karena memiliki paras cantik sehingga Raja Sukjong, salah satu raja terbesar dalam sejarah Korea, menjadikannya selir istana. Dan nasibnya pun berubah drastis ketika terjadi pergolakan hebat di dalam istana.
Ratu Inhyeon saat itu diusir Raja Sukjong dari kerajaan dan mengangkat Jang Hui-bin yang terkenal sangat kejam menjadi ratu baru. Choe Suk-bin yang menjadi pengikut setia Ratu Inhyeon berjuang mati-matian menyadarkan raja agar menerima kembali Ratu Inhyeon. Usahanya itu tak sia-sia karena sang ratu kembali ke istana dan Jang Hui-bin ditendang dari istana. Atas jasanya, Choe Suk-bin menjadi selir utama kerajaan dan selepas ia meninggal dunia, anaknya kemudian diangkat mejadi raja baru Korea.