Apalagi yang diharapkan seorang pegawai jelang hari raya selain THR? Sepertinya nggak ada. THR seperti suatu tradisi yang tidak bisa dilepaskan dari event penting setahun sekali ini. Namun masalahnya, nggak semua perusahaan memberikan THR pada pekerjanya. Kalau pun ada nggak akan besar jumlahnya. Karena pada dasarnya THR bukan sesuatu yang harus perusahaan berikan kecuali gaji wajib setiap bulannya.
Lantas, apakah tanpa THR kita nggak bisa berlebaran? Tanpa THR kita akan gagal melaksanakan momen berkah setelah sebulan puasa. Jawabannya adalah, bisa! Kita bisa berlebaran tanpa uang THR dari kantor. Yuk, simak langkah-langkah berikut ini.
Peraturan pertama agar kita tidak terjebak dengan menggiurkannya uang THR: jangan pernah ngarep! Yup, sederhana saja. Kita tidak usah terlalu berharap dengan uang THR yang biasanya perusahaan atau kantor berikan. Karena kalau kita ngarep dan akhirnya nggak diberi yang ada adalah sakit hati.
Seminggu sebelum lebaran pasti ribut. Kerja nggak konsen. Bergunjing sendiri dengan teman. Puasa jadinya nggak pol karena pahala habis buat gosipin THR. Sejak awal nggak usah mikirin THR. Kalau emang rejeki pasti diberi. Kalau nggak rejeki berarti kita disuruh menahan hawa nafsu. Sebulan puasa aja bisa, masa masih saja emosian kalau nggak dikasih THR?
Pengeluaran saat puasa itu ibarat sungai yang habis diguyur hujan badai. Jadi bajir meluap kemana-mana. Saat puasa pengeluaran akan deras terjadi. Banyak hal-hal yang kita beli terutama untuk sahur dan berbuka puasa. Jika saat hari biasa kita makan tanpa perlu pencuci mulut. Saat puasa ada saja yang namanya es, buah, atau yang manis-manis lain.
Pangkaslah beberapa hal yang tidak perlu. Misal seminggu 3 kali puasa dengan takjil. Sisanya kita hanya minum air atau teh manis saja. Uang yang dialokasikan untuk hal itu bisa kita kumpulkan. Lumayan kalau nggak dapat THR bisa digunakan buat beli sesuatu hal yang lain. Mudah kan?
“Baju baru Alhamdulillah, tuk dipakai di hari raya. Tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama.” Lagu itu benar sekali. Saat lebaran pikiran kita selalu saja berpikir tentang baju baru. Habis Sholat Ied harus pakai baju baru agar terlihat lebih baik. Agar terlihat mengagunkan ketika bertemu dengan orang lain atau sodara.
Tapi sebenarnya hal itu sangat salah. Kebiasaan pengen baju baru akan membuat kita ngarep banget sama THR. Menghalalkan banyak hal untuk mendapatkan baju. Akhirnya ngutang ke sana kemari kalau nggak ada THR. Sudah, pakai baju lama saja tidak apa-apa. Toh, lebaran kan hatinya yang bakalan baru bukan bajunya saja kan?
Lebaran artinya baju baru, dan banyak kue bertebaran di seluruh penjuru rumah. Kue lebaran adalah obsesi tambahan dari baju baru. Rumah yang memiliki banyak kue lebaran akan nampak meriah. Tetangga atau orang lain yang datang akan senang. Sementara kita kebingungan sendiri sebelum lebaran. Terlebih tanpa adanya THR.
Lebih baik menyediakan apa yang kita punya. Tidak harus sesuatu yang wah. Buanglah obsesi untuk menyediakan kue lebaran berlebih. Dengan begitu tanpa ada THR, kita tidak akan kesusahan. Karena orang lain nggak akan menyuruh kita menyediakan apa yang mereka suka. Cukup sediakan selamat datang yang ramah kepada setiap tamu yang datang.
Lebaran datang Cuma setahun sekali. Hari sebelumnya kita bisa kan nabung? Misal sehari 5.000 rupiah saja? sebulan sudah 150.000 rupiah. Sepuluh bulan sudah 1.500.000 rupiah. Lumayan sebagai uang pengganti THR. Nggak harus ngarep kepada kantor yang belum jelas juntrungannya apakah akan memberi atau tidak.
Menabung sehari 5.000 tidak akan membebani kita. Dan pada akhirnya kita sendiri yang dimudahkan. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Nabungnya nggak seberapa tapi saat lebaran kita cukup terbantu. Kalau lebaran kali ini belum sempet nabung, ya tahun depan. Nggak ada kata buat terlambat, kan?
Seperti yang disebutkan di atas, saat puasa itu pengeluaran akan deras terjadi. Banyak orang ingin beli ini itu saat akan berbuka puasa, atau nanti buat lebaran. Daripada nggak ada kerjaan mending berbisnis saja. Mungkin anak kuliahan bisa joinan dengan teman buat jualan takjil di pinggir jalan. Lumayan untungnya bisa buat beli jajan atau dikumpulin buat ditabung.
Kalau yang sudah kerja bisa tuh jualan online. Bisnis kue kering atau baju lebaran. Untuk bisa digunakan buat nutupin uang THR. Percayalah, cara cepat dapat uang adalah dengan berdagang. Ya, daripada ribut dengan uang THR yang nggak jelas kapan keluarnya mending berdagang. Dapat untung, nggak pakai nggosip, puasa aman, berkah diterima dengan sempurna!
Kebanyakan orang mengharapkan THR karena merasa memiliki kewajiban memberi uang kepada entah orang tua, adik atau ponakan. THR nantinya akan dibagikan sebagai ritual tahunan. Yang tua memberi yang muda begitu seterusnya. Jika tidak memberi kebanyakan dari kita akan merasa malu. Sudah kerja masa nggak ngasih uang saat lebaran.
Mulai sekarang kita harus jujur kepada mereka. Jika memang nggak punya uang ya bilang nggak punya. Bilang saja nggak diberi THR jadi nggak bisa memberikan uang. Lebaran bukan momen untuk acara pamer-pamer. Tapi untuk saling memaafkan satu dengan yang lain. Benar bukan?
THR adalah hal kecil yang terkadang muncul saat akan lebaran. Tapi yang lebih penting dari itu adalah kesanggupan kita untuk memaafkan kesalahan dan sadar atas kesalahan kita sendiri. Apalah arti bisa ngasih uang ke keluarga kalau hati belum bisa memberi maaf?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…