Dalam 100 tahun terakhir di Eropa, tahun ini merupakan kemarau yang cukup parah. Dampak dari kemarau ini adalah kekeringan yang melanda beberapa wilayah, salah satunya adalah Sungai Danube. Kekeringan tak hanya membuat keringnya Sungai Danube, tetapi juga beberapa orang yang meninggal dunia akibat adanya gelombang panas.
Selain itu, keringnya Sungai Danube membuat terungkapnya beberapa harta karun yang selama ini tersembunyi, yaitu puluhan bangkai kapal sisa Perang Dunia II. Lengkapnya, simak dalam ulasan di bawah ini!
Kurang lebih, ada sekitar 20 bangkai kapal perang yang merupakan milik Armada Laut Hitam dari sisa Perang Dunia II. Terlihatnya bangkai kapal ini membuat khawatir masyarakat. Pasalnya, kapal ini merupakan kapal yang diyakini mengangkut kurang lebih 10.000 amunisi bahan peledak.
Banyak dari kapal tersebut yang hanya ditenggelamkan begitu saja, tetapi belum diledakkan. Banyak orang khawatir, keberadaan kapal akan mengancam pelayaran yang ada di daerah tersebut, yaitu di elabuhan Prahovo, Serbia. Serta mengancam pasokan air bersih masyarakat setempat.
Velimir Trajilovic, salah seorang penulis yang getol menuliskan tentang kapal-kapal perang Jerman, menyebut bahwa armada yang kapalnya ditenggelamkan ini menjadi bencana tersendiri untuk rakyat Prahovo. Pemerintah Serbia sendiri sudah sejak lama ingin menyingkirkan bangkai-bangkai kapal tersebut, karena bahan peledaknya yang mengotori Sungai Danube.
Namun, untuk melakukan hal ini, membutuhkan biaya yang tak sedikit, kurang lebih 30 juta Pound sterling, atau sekitar Rp525 miliar. Sungai Danube sendiri panjangnya membentang dari Hutan Hitam Jerman hingga Laut Hitam (Pantai Rumania).
Para ahli mengatakan, bahwa kekeringan yang terjadi di Eropa ini dipicu oleh pemanasan global. Hampir dua pertiga kawasan di Eropa terdampak kekeringan. Beberapa wilayah sudah memberlakukan siaga dan peringatan darurat terkait masalah ini. Joint Research Centre, layanan sains dan ilmu pengetahuan Komisi Eropa mengatakan bahwa kekeringan ini mungkin yang terburuk setidaknya selama 500 tahun.
Melansir DW.com, Uni Eropa merilis sebuah laporan, di mana menurut laporan tersebut, 47% wilayah Eropa berada dalam kondisi status peringatan, dengan defisit kelembaban tanah yang tinggi. Selanjutnya, 17% berada dalam kondisi status, di mana vegetasi sudah terpengaruh. Terhitung sejak bulan Mei lalu, hujan jarang turun dan terjadi gelombang panas berturut-turut, sehingga hal itu memengaruhi debit sungai dan ketinggian air.
BACA JUGA: Misteri Gurun Pasir Moynaq, Bekas Laut yang Mengering dan kini jadi ‘Kuburan Kapal’
Kapal-kapal sisa Perang Dunia II yang ditenggelamkan sekitar tahun 1944 ini, menjadi ancaman tersendiri untuk masyarakat sekitar. Karena, ada banyak sekali bahan peledak yang bisa membahayakan air bersih dan juga menghambat pelayaran di Sungai Danube.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…