Konflik yang terjadi antara TNI/Polri dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dikabarkan tengah memanas. Terbaru, kontak senjata antara aparat keamanan dengan KKB tersebut terjadi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (23/9/2020) siang.
Medan yang berbukit dan lebatnya hutan terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi pihak TNI ketika hendak meringkus kelompok bersenjata tersebut. Salah satu yang menyulitkan adalah penyerangan secara gerilya dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut, TNI setidaknya bisa menggunakan alutsista berikut ini.
Efektivitas EMB-314 Super Tucano sebagai pesawat serang darat memang tidak perlu diragukan lagi. Spesifikasinya yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya, sangat tepat untuk misi seperti penumpasan pemberontak seperti KKB Papua dari udara. Selain itu, Super Tucano juga biasa diarahkan untuk mendukung misi-misi pengintaian dan close air support.
Panser Anoa memiliki banyak fungsi untuk mendukung kesuksesan misi tempur jika ikut diterjunkan ke medan tugas. Untuk kondisi alam di Papua, APC buatan PT Pindad (persero) ini mampu melindungi personel ketika terjadi kontak senjata. Kemampuan Anoa yang bisa dilengkapi dengan senjata seperti mortar misalnya, bisa menjadi artileri ringan untuk memberikan bantuan tembakan.
Penembakan gelap dari jarak jauh atau sniper, terbukti sangat menakutkan bagi pasukan di lapangan. Serangan semacam ini bisa dilawan dengan menggunakan sosok penembak jitu juga sebagai counter-sniper. Salah satu pilihan senjata yang digunakan adalah SPR-2 atau Senapan Penembak Runduk 2, dengan kemampuan melesatkan peluru berkecepatan awal 850 m/detik. Ini artinya, sasaran sejauh 2 kilometer bisa ditempuh hanya dalam 3 detik saja.
Keberadaan pasukan infanteri akan semakin efektif di lapangan jika dibekali dengan mortir kaliber 81 mm. Terutama jika terjadi kontak senjata dengan musuh seperti KKB di medan yang sulit dijangkau secara fisik. Selain memiliki daya hancur yang lumayan, mortir kaliber 81 mm relatif lebih mudah dibawa berpindah-pindah posisi karena bobotnya yang ideal.
Meski bukan menjadi opsi utama, penggunaan UAV atau drone bisa menjadi alternatif untuk memudahkan tugas prajurit di lapangan. Pesawat tanpa awak ini bisa menjadi ‘mata’ untuk memantau pergerakan musuh dari udara, sekaligus sumber informasi pada pasukan di darat. Jika dilengkapi dengan senjata seperti rudal misalnya, UAV juga bisa diarahkan untuk menggempur musuh dari udara.
BACA JUGA: 5 Produk Alutsista Dalam Negeri ini Jadi Bukti Indonesia Makin Jemawa di Ranah Militer
Selain kelima alutsista di atas, TNI tentu saja memiliki beragam peralatan militer lainnya yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Memburu musuh di medan yang didominasi hutan lebat dan lembah curam seperti di Papua, bisa diatasi dengan pemilihan alutsista yang tepat dan efektif di lapangan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…