Konflik antara AS dan Iran belakangan semakin memanas. Setelah insiden penyerangan kapal tanker yang membuat negeri Paman Sam menuduh Teheran berada di balik peristiwa tersebut, kini masalah itu semakin rumit setelah Iran sukses menumbangkan drone canggih milik AS. Dilansir dari tirto.id, pesawat tanpa awak bernama Global Hawk berhasil ditembak jatuh di wilayah Selat Hormuz, yang terletak di antara Teluk Persia dan Teluk Oman.
Sebagai negara adidaya, AS tentu saja merasa dipermalukan oleh Iran. Di sisi lain, peristiwa ini juga sekaligus membuktikan bahwa tak semua mesin perang AS terlihat superior di medan laga. Selain jatuhnya drone yang disebut sebagai mesin mata-mata tercanggih AS di atas, beberapa alutsista ini juga menjadi ‘aib’ bagi militer AS dan dianggap sebagai produk gagal.
Banyak alasan mengapa jet generasi ke-5 sekelas F-35 masuk dalam jajaran produk alutsista yang dianggapa gagal. Mulai dari kehadirannya yang dianggap ‘telat’ dari negara-negara lain seperti Rusia, biaya produksi yang mahal dan melebihi anggaran negara, hingga tak mampu memenuhi ekspetasi perancang aslinya. Alhasil, Pentagon pun mengangap Jet F-35 tak memenuhi syarat yang diinginkan sebagai armada tempur masa depan.
Dalam konteks pertahanan laut, Amerika Serikat juga diketahui gagal melanjutkan proyek senjata rahasia mereka pada 28 September 2018. Dikutip dari militermeter.com, proyek bernama Anti-Torpedo Torpedo Defensive System tersebut berakhir dengan kegagalan. Padahal, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar USD760 juta atau lebih dari Rp10,5 triliun. Padahal, negara-negara pesaing seperti Rusia dan Cina, telah mengembangkan armada lautnya secara masif. Jauh mengungguli AS.
Dianggap sebagai mesin mata-mata tercanggih AS, Global Hawk nyatanya berhasil ditembak jatuh oleh Iran di wilayah Selat Hormuz, yang terletak di antara Teluk Persia dan Teluk Oman. Padahal, pesawat tanpa awak seharga $222 (Rp 3,143 triliun) juta per unit pada 2013 itu telah dilengkapi sejumlah teknologi canggih, seperti high-resolution synthetic aperture radar (SAR), long-range electro-optical/infrared (EO/IR) sensor yang membuatnya mampu memata-matai area seluas 100 ribu kilometer persegi.
BACA JUGA: Mengintip Canggihnya Drone Buatan Indonesia yang Sanggup Bikin Negara Lain Bertekuk Lutut
Sekuat dan sehebat apapun negara adidaya sekelas Amerika Serikat, pasti memiliki kelemahan yang cepat atau pun lambat, bakal segera diketahui oleh musuh-musuhnya. Meski kerap dipropagandakan sebagai negara dengan kekuatan militer kelas wahid, kita lihat saja apakah fakta tersebut benar atau tidak. Terutama saat berkonflik dengan Iran. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…