3. Jadi ajang pamer status sosial dan finansial
Kamu sadar gak sih kalau acara bukber ini terkadang menjadi ajang saling pamer. Ada saja teman-teman yang dengan bangganya mengumumkan kalau mereka sudah diangkat jadi PNS lah, diterima kerja di bank kenamaan lah, atau mungkin udah sempet umrah ke Tanah Suci. Padahal, sebelum memberitahukan hal-hal seperti ini, mereka seharusnya memikirkan keadaan dan perasaan teman-temannya yang lain. Tipe temen kayak gini selalu sukses bikin temen lain pada minder dan bikin acara bukber jadi gak seru.
4. Gak semua orang suka dengan tempat keramaian
Biasanya gejala ini menjangkiti kaum intovert. Bukannya tak suka menjalin komunikasi dengan manusia lain, hanya saja mereka kerap risih ketika berada dalam satu tempat bersama banyak orang, apalagi orang asing. Wajar saja teman seperti ini (atau malah kita sendiri) cenderung tak banyak bicara ketika acara berlangsung dan maunya segera menuntaskan bukber tersebut lalu pulang ke rumah dan selonjoran di sofa sambil maen PS.
5. Bukannya saling bercengkerama, temen-temen malah sibuk sama gawainya masing-masing
Coba perhatiin deh, seiring makin canggih dan terjangkaunya perangkat komunikasi, acara bukber malah jadi makin gak asyik. Mayoritas cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya dengan smartphone sendiri. Chattingan sama orang lain, sibuk foto-foto dan unggah di akun media sosial, update status, atau yang lebih parah, malah maen game. Masih mending kalau media sosial mereka cuma Facebook, belum keitung Instagram, Twitter, Path, Pinterest, Whatsapp, LINE, BBM. Kalau gitu sih, ya udah bukber aja ama smartphone masing-masing.