Melakukan aksi jalan kaki dengan menempuh jarah hingga ratusan kilometer, kerap dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk menyuarakan pendapatnya. Tak jarang, hal tersebut juga dijadikan sebagai bentuk protes atas ketidak adilan yang mungkin diterimanya akibat kebijakan pemerintah.
Seperti yang pernah dilakukan oleh tiga warga Mojokerto nekat berjalan kaki sejauh 700 kilometer hingga Jakarta untuk bertemu Presiden Joko Widodo, demi menolak adanya kegiatan tambang yang menghancurkan desanya. Lantas, seperti apa bentuk jalan kaki ekstrim tersebut?
Masalah dan konflik lahan antara Suku Anak Dalam (SAD) dan petani dengan PT Berkat Sawit Utama/PT Asiatic Persada yang terus berlarut, membuat salah satu dari mereka harus berbuat sesuatu, yakni melakukan aksi jalan kaki dari Jambi-Jakarta. Hal tersebut dilakukan oleh Suku Anak Dalam dan Petani guna menagih janji Presiden Joko Widodo terkait konflik agraria, yang dilansir dari CNNIndoneia.com (27/08/2019).
Senada dengan Suku Anak Dalam (SAD), aksi jalan kaki juga dilakukan oleh Muhamad Ade Lukman Kumaini atau Ade Kenzo, di mana dirinya memperjuangan hak masyarakat terkait dengan pelayanan JKN-BPJS Kesehatan. βIni bentuk protes saya terhadap pemerintah. Saya akan long march sampai depan Istana Negara. Banyak warga miskin yang belum ter-cover Penerima Bantuan Iuran (PBI) dalam kepesertaan JKN-BPJS Kesehatan,β ucapnya yang dikutip dari News.detik.com (10/10/2017).
Akibat banyaknya kegiatan penambangan di daerahnya, tiga orang asal Mojokerto, Jawa Timur nekat berjalan kaki hingga ke Jakarta. Hal tersebut dilakukan sebagai aksi protes dan meminta keadilan kepada Presiden Joko Widodo, agar hal tersebut dihentikan. Salah satunya adalah Ahmad Yani yang rumahnya terkena banjir bandang akibat adanya tambang Galian C di tempat tinggalnya.
Apa yang dilakukan oleh Muhammad Khamim ini mungkin termasuk nekat dan uji nyali. Bagaimana tidak, ia meniatkan dirinya untuk berhaji dengan cara berjalan kaki mulai dari Indonesia hingga ke Tanah Suci. Tak mudah bagi dirinya untuk melakukan hal tersebut. Khamim bahkan sempat kerampokan saat melintasi wilayah pantura Cirebon dan Palembang.
Salah seorang pria bernama Suyatno Sutiyo, mengklaim telah berkeliling Indonesia selama 19 tahun lamanya. Jarak tempuhnya dimulai dari Aceh hingga sampai di Papua. Perjalanan panjang ini membuat dirinya menghabiskan 30 pasang sandal jepit. Yang terakhir saya menempuh perjalanan dari Jawa menuju Aceh untuk ke tugu 0 kilometer. Saya menghabiskan waktu 3 tahun 4 bulan 73 hari mengelilingi pulau Sumatera dan 30 sandal jepit sudah habis saya pakai,β ujarnya yang dikutip dari Regional.kompas.com (17/06/2019).
BACA JUGA: Sering Dianggap Remeh, Ternyata Begini Besar Manfaat Jalan Kaki Secara Rutin
Menempuh jarak ratusan hingga ribuan kilometer jauhnya dengan cara berjalan kaki memang tidaklah mudah. Tak sekedar menorehkan kisah tersendiri, tapi juga menjadi sarana untuk unjuk gigi. Mulai dari menyuarakan isi hati agar mereka yang merasa bisa terketuk hatinya, hingga niat mulia untuk menunaikan ibadah.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…