Lucu

Jadi Tambah ‘Ompong’, Inilah 4 Fakta Yakuza yang Makin Lemah Bahkan Ada yang Jadi Pencuri Buah

Di beberapa negara, mafia menjadi salah satu organisasi yang paling ditakuti. Bagaimana tidak, pasalnya selain memiliki jumlah anggota yang banyak juga sangat sulit pihak berwajib untuk memberantasnya. Oleh sebab itu sampai saat ini pun yang namanya mafia masih saja tumbuh subur, bahkan jadi pihak kuat lainnya yang bersaing dengan pemerintah.

Namun ada yang unik dengan beberapa kelompok Yakuza di Jepang. Bagaimana tidak, pasalnya mafia negeri sakura ini dianggap makin ‘ompong’. Lalu kenapa organisasi gelap yang kuat di negeri sakura itu bisa seperti itu? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Sebelumnya ‘prestasi’ Yakuza yang bikin banyak orang ngeri

Kalau bicara mengenai Yakuza tentunya sudah bikin merinding orang-orang yang mendengarnya. Bagaimana tidak, mafia asal negeri bunga sakura ini memang sangat ditakuti tidak hanya di dalam namun luar negeri. Belum lagi segala kegiatan ilegal yang mereka lakukan, mulai dari bisnis gelap, perkelahian antar geng dan segala tindak kriminal lainnya.

Prestasi Yakuza bikin ngeri [sumber gambar]
Uniknya, organisasi mafia ini sudah ada bahkan sejak zaman keshogunan Tokugawa dan sampai sekarang pun masih ada. Jumlah anggotanya yang besar hingga dukungan dari orang-orang ‘besar’ membuat mereka tumbuh subur. Namun sayang, akhir-akhir ini yang ada malah kengerian Yakuza mulai meluntur ketimbang zaman dulu.

Tekanan dari pemerintah dan masalah internal jadi penyebabnya

Ada beberapa hal yang membuat kekuatan Yakuza menjadi semakin ‘ompong’. Salah satunya adalah tekanan dari pemerintahnya sendiri. Bagaimana tidak, dilansir dari South China Morning Post mengatakan kalau hukum yang berlaku semakin ketat dan membatasi gerak-gerik para Yakuza. Belum lagi adanya masalah lain semisal sulitnya mencari rekrutan baru yang berkualitas membuat pengaruhnya tidak seperti dulu.

Sulit dalam merekrut anggota [sumber gambar]
Alhasil masih banyak para Yakuza ‘baru’ yang tak terlalu kompeten dan berdampak pada pemasukan dan nama baik organisasi ini yang makin merosok. Akhirnya banyak dari kelompok-kelompok mafia Jepang ini yang memilih melakukan ‘aksi’ yang lebih minim resiko.

Banyak dari mereka yang jadi pencuri buah

Dilansir dari Tempo, meskipun dulu memiliki image yang lumayan ditakuti, namun ternyata malah akhir-akhir ini kejahatan kecil lah yang dilakukan. Alih-alih melakukan bisnis ilegal atau pemerasan pada perusahaan besar, yang ada malah pencurian di swalayan atau toko-toko lainnya lah yang dilakukan. Bahkan ada pula yang beralih menjadi pencuri buah seperti melon yang memang di Jepang sendiri dijual dengan harga yang lumayan mahal.

Ada yang sampai jadi pencuri [sumber gambar]
Sebaliknya, para penduduk yang ladang atau tokonya pernah jadi korban pencurian pun melakukan ‘siskamling’ untuk menanggulangi pencurian olah Yakuza itu. Usut punya usut, kegiatan ini dilakukan hanya untuk bertahan hidup karena selain mata pencahariannya yang menurun juga resiko pidananya lebih minim.

Bisnis gelap masih ada, namun bukan lagi narkoba atau senjata

Seperti yang sudah dijelaskan, lahan Yakuza yang makin sempit saat ini memaksa mereka melakukan segala usaha untuk mengatasi masalah keungan. Seperti yang dilakukan salah satu kelompok Yakuza di sana yang memilih untuk tetap melakukan penjualan ilegal.

Jual beli teripang ilegal [sumber gambar]
Jika dulu barang-barang mahal yang dijual seperti narkoba atau pun senjata, maka sekarang mereka malah menjual teripang yang dilakukan secara diam-diam ke luar negeri. Untuk mengatasi kejadian penjualan teripang yang ilegal dan makin meningkat, maka pihak berwajib Jepang pun meningkatkan denda bagi mereka yang melakukan transaksi gelap itu.

Memang yang namanya bisnis ilegal memiliki resiko yang sangat besar. Selain uang yang dihasilkan kemungkinan tidak halal, ancaman pidana pun bisa saja terjadi pada mereka. Oleh sebab itu akan lebih baik kalau kita menjauhi usaha atau bisnis seperti Yakuza ini.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

14 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago