in

6 de Maio, Tempat Paling Berbahaya di Portugal yang Masyarakatnya Tak Punya Aturan

Wilayah di Portugal yang luluh lantak [Sumber gambar]

Semakin maju sebuah negara, maka akan semakin gencar pemerintah melakukan pembangunan. Nah, meskipun katanya negara sudah menggunakan berbagai macam jenis pendekatan dalam pembangunannya, namun dampak negative pasti adalah hal yang tak terelakkan. Salah satu orang yang paling merasakan dampaknya adalah kamu marjinal (kelompok kecil) yang akhirnya harus terusir.

Hal ini terjadi di mana-mana, seolah sudah menjadi hukum alam. Salah satu yang akan Boombastis.com tunjukkan kepada Sahabat semua adalah sekelompok orang di Portugal, yang terpinggirkan dari tempat tinggal mereka sendiri.

Kawasan 6 de Maio yang semakin tergerus modernitas

Wilayah di Portugal yang luluh lantak [Sumber gambar]
Dalam 10 tahun terakhir, Portugal melakukan banyak pembangunan, salah satunya menyulap daerah perkampungan menjadi pusat wisata. Hal ini dikarenakan banyaknya turis yang berkunjung ke negara tersebut. Namun, di satu sisi, ada penduduk yang terkena dampak dari pembangunan ini. Adalah mereka yang tinggal di Kawasan 6 de Maio. Daerah ini hanya berjarak beberapa kilometer saja dari Ibukota Lisbon. Mereka harus terusir dari kampung sendiri yang sudah berdiri puluhan tahun karena pembangunan perkotaan baru di sana.

Wilayah yang sangat ditakuti oleh polisi

Kawasan yang ditakuti polisi [Sumber gambar]
Kehidupan di 6 de Maio dibangun pada tahun 1970-an, tepatnya oleh seorang imigran asal Tanjung Verde. Mereka membangun komunitas orang-orang yang berani dan terkenal sangar. Tak heran jika kemudian wilayah ini dikenal sebagai salah satu tempat paling berbahaya di Portugal, bahkan polisi pun tak berani menginjakkan kaki mereka di sini. Orang-orangnya terkenal hidup tanpa ada aturan dari pemerintah. Berpuluh tahun kemudian, pada 2016 tepatnya, wilayah ini terancam dikosongkan karena pembangunan perkotaan baru yang membuat mereka harus angkat kaki dan hidup di tempat lain.

Mencuri perhatian seorang fotographer

Mencuri perhatian seorang fotografer [Sumber gambar]
Mendengar Kawasan 6 de Maio akan segera dihancurkan, salah seorang fotographer bernama José Ferreira ingin datang ke tempat tersebut. Misinya hanya satu mengabadikan kehidupan sehari-hari penduduk, agar orang luar bisa lebih memahami komunitas yang terpinggirkan ini. Di awal kedatangannya, Ferreira jelas dianggap sebagai ancaman karena mereka amat sangat tertutup dengan orang luar. Namun, setelah kenal, tampang-tampang yang tampak bak penjahat ini punya hati yang sangat sangat lembut dan mudah bergaul. Dari hasil jepretannya, Ferreira membuat sebuah proyek seri fotografi berjudul Out of Law.

Kondisi lingkungan yang bak medan perang

Wilayah seperti habis perang [Sumber gambar]
Melansir Vice.com, selama tinggal di wilayah itu, Ferreira mengatakan bahwa kehidupan masyarakat amatlah buruk, mereka tak punya apa-apa, pun tempat tinggalnya layaknya medan perang. Hancur luluh lantak seperti Palestina. Kondisi 6 de Maio mungkin tak akan bertahan lama, eskavator sering datang ke tempat mereka, mengusir dan merobohkan rumah penduduk secara paksa. Orang-orang yang masih tersisa tinggal di bangunan-bangunan yang sudah roboh dan hancur. Orang-orangnya digiring agar mau pindah ke pinggiran Lisbon. Tak heran jika kemudian mereka menenteng senjata api ke manapun mereka berada, karena wanti-wanti terhadap pihak yang datang dan ingin merampas rumah mereka.

BACA JUGA: Ngeri, Inilah Pembantaian Kaum Minoritas Terparah Sepanjang Sejarah Manusia

Melalui proyek fotografi Out of Law, Ferreira berharap masih ada kenangan yang tersisa sekalipun mereka kehilangan tempat tinggal dan harus pindah ke daerah yang baru. Orang-orang marjinal ini sebenarnya tidak sejahat yang orang pikirkan, hanya saja mereka menjadi pemberontak dan melawan pemerintah karena tidak terima komunitas dan rumah tinggalnya dihancurkan. Miris dan kasihan bukan. Berikut ini ada beberapa foto yang Boombastis.com berikan dari koleksi proyek Ferreira, melansir Vice.com.

Eskavator dan orang yang kehilangan kakinya [Sumber gambar]
Kehidupan malam di 6 de Maio [Sumber gambar]
Mengintip di reruntuhan bangunan [Sumber gambar]

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Berani Beda, Pemilu di Beberapa Wilayah Papua Ternyata Gunakan Alat Trandisional Ini

Beda Ruben Onsu-Sarwendah dan Raffi Ahmad-Nagita Slavina Ketika Menyantap Jajanan Kaki Lima