Nasib kekahlifahan ISIS telah mencapai garis akhir. Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Syrian Democratic Forces (SDF) atau Pasukan Demokratik Suriah, sukses menghancurkan kantong-kantong strategis para milisi ISIS yang bertahan di Kota Baghouz, Suriah.
Dilansir dari tirto.id, Operasi yang berlangsung selama satu jam tersebut membuat para pejuang ISIS atau jihad menyerahkan diri. Sekitar dua ribu militan ISIS termasuk wanita dan anak-anak, ditahan oleh pasukan SDF. Dunia memang tengah berbunga-bunga karena keruntuhan ISIS telah di depan mata. Namun demikian, setidaknya ada beberapa hal dari peristiwa tersebut yang patut diwaspadai. Termasuk oleh Indonesia yang kerap menjadi target serangan teroris lokal maupun lintas negara.
Masih segar dalam ingatan, serangkaian teror bom yang sempat terjadi di Indonesia tentu sanggup mengguncang keamanan di wilayah tersebut. Salah satunya pengeboman Surabaya yang dilakukan oleh satu keluarga pada 2018 silam. Dilansir dari news.detik.com, salah satu pelaku bernama Dita Oepriarto, ternyata terkait dengan JAD (Jamaah Ansarut Daulah) yang berafiliasi dengan ISIS di Timur Tengah. Hal inilah yang ke depannya harus mendapat perhatian serius dari pemerintah. Terlebih, dengan runtuhnya pusat ISIS di Suriah dan Irak, para milisi yang tersebar bisa saja merancang aksi teror lanjutan di luar kelompok utama mereka.
Meski telah habis di Timur Tengah, para militan fanatik yang masih memegang ideologi ISIS justru menjadi ‘pekerjaan rumah’ berikutnya bagi pihak keamanan . Tak hanya di Suriah dan Irak sendiri yang merupakan bekas lokasi kekhalifahan ISIS, tapi juga di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia sendiri, beragam aksi pengeboman yang menarget gereja, markas kepolisian, restoran hingga lokasi pusat keramaian, merupakan teror terpisah yang kerap dilakukan dan menjadi ancaman hingga saat ini. Hancurnya ISIS di pusat pemerintahan mereka, bukan berarti masalah teror selesai begitu saja. Bisa saja para milisinya yang telah kabur, mengadakan serangan secara acak di beberapa tempat yang potensial seperti Indonesia.
Pasca teror bom yang terjadi di Surabaya, nama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menjadi perbincangan hangat setelah salah satu pelakunya yang bernama Dita Oepriarto terkait dengan organisasi tersebut. Laman bbc.com menuliskan, keberadaan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut, resmi dilarang di Indonesia. Ada pula grup bernama Jamaah Islamiyah (JI) yang juga secara resmi ditetapkan sebagai organisasi terlarang pada 2008 silam. Meski demikian, hal tersebut tak menutup kemungkinan para anggotanya akan membentuk kelompok baru dengan mengusung ideologi serupa.
Sebagai negara yang memiliki penduduk yang majemuk, Indonesia tak lepas dari paparan halus pemikiran radikal yang secara nyata mengusung aksi teror di Indonesia. Hal ini ditegaskan pula oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, (MPR RI) Ahmad Basarah yang dikutip dari jppn.com mengatakan, tantangan yang dihadapi generasi milenial saat ini semakin kompleks seperti narkoba dan pengaruh radikalisme. Ideologi ISIS yang sempat tumbuh subur di beberapa penjuru dunia, kemungkinan besar masih ada dan dihidupkan kembali meski induknya kini telah hancur.
BACA JUGA: Dulu Kuasai Timur Tengah, Inilah Akhir Perjalanan ISIS yang Perlahan Punah di Suriah
ISIS memang telah runtuh dan kekhalifahan mereka telah berakhir, seiring dengan menyerahnya para anggota milisi yang tersisa. Meski demikian, keberadaan para militannya yang terlanjur tersebar di beberapa belahan dunia, adalah bahaya berikutnya yang patut diwaspadai. Ideologi ekstrem, pengeboman dan berbagai aksi horor lainnya, adalah ancaman teror yang nyata meski ISIS kini tak lagi eksis. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
———-
1. IS ‘caliphate’ defeated but jihadist group remains a threat
https://www.bbc.com/news/world-middle-east-45547595
2. Ribuan Militan ISIS Menyerah Usai Digempur Habis di Suriah
https://tirto.id/ribuan-militan-isis-menyerah-usai-digempur-habis-di-suriah-djB6
3. Jamaah Ansharut Daulah resmi dilarang, anggotanya ‘mungkin pakai nama baru’
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45019553
4. MPR: Generasi Milenial Dalam Ancaman Radikalisme dan Narkoba
https://www.jpnn.com/news/mpr-generasi-milenial-dalam-ancaman-radikalisme-dan-narkoba
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…