Seorang pria memimpin sebuah pemberontakan mungkin sudah biasa. Tapi jika seorang wanita yang notabene lemah memimpin gerakan pemberontakan besar-besaran? Itu baru luar biasa. Mereka mampu membuang rasa lemah yang dimiliki berganti dengan keberanian yang tak ada habisnya.
Baca Juga : 5 Hal ini Jadi Alasan Kenapa Wanita Jepang Sangat Menyukai Pria Indonesia
Tujuh wanita yang akan diuraikan di bawah ini memimpin sebuah pemberontakan besar. Mereka menginginkan sebuah keadilan yang telah lama dirampas oleh penguasa yang ada di negaranya. Dengan gagah berani dan tanpa takut mereka berjuang di garda depan. Inilah tujuh wanita hebat itu!
Margarita Neri adalah salah satu pimpinan militer yang melakukan pemberontakan pemerintah di Meksiko sekitar tahun 1910-1920. Saat itu seorang diktator bernama Porfirio Diaz Mori membuat Meksiko jadi lautan darah. Kebijakannya membuat kemelut hingga 900.000 orang meninggal dunia.
Nanny adalah pimpinan kelompok budak yang di bawa dari Afrika menuju Jamaika. Mereka diperlakukan oleh militer Inggris dengan buruk saat pendudukan terjadi di negeri yang saat ini menjadi Ghana. Nanny adalah anak dari kerajaan setempat yang ditangkap dan dijadikan budak oleh para tentara sebelum ia kabur dan melakukan upaya penyerangan balik.
Emilia pernah dianggap miring oleh beberapa orang karena ia berjenis kelamin wanita. Akhirnya untuk memenuhi rasa keadilan ia memotong rambutnya dan mengubah wujudnya jadi pria. Ia akhirnya diperbolehkan memimpin sebuah gerakan pemberontakan kepada Rusia yang saat ini mencengkeram Polandia.
Leymah adalah seorang wanita yang tangguh sejak ia lahir. Di tangannya perang sipil pertama di Liberia berhasil dihentikan. Pembunuhan besar-besaran pada penduduk akhirnya terhenti setelah berlangsung selama 15 tahun sejak 1980. Setidaknya tak akan ada lagi 250.000 jiwa melayang sia-sia untuk perang yang tak ada habisnya.
Kittur Rani Chennamma adalah seorang ratu di salah satu kerajaan kecil di India. Ia sejak kecil telah dididik oleh keluarganya untuk bisa berperang meski merupakan seorang wanita. Dan benar saja, saat ia menikah, suami dibunuh oleh tentara Inggris dan membuatnya murka hingga melakukan pemberontakan besar-besaran.
Laksaria Bouboulina adalah seorang komandan angkatan laut dari Yunani pada tahun 1770-an. Ia juga merupakan pimpinan pemberontakan yang dikenal mampu membuat banyak sekali pasukan musuh jadi kalah telah. Salah satu kehebatan dari Laskarina adalah kemampuannya membuat Yunani mampu lepas dari belenggu tentara Turki Ottoman.
Yaa Asantewaa sebenarnya adalah seorang ratu dari kerajaan Asante di Ghana pada tahun 1830. Ia adalah orang yang melakukan gerakan pemberontakan kepada Inggris yang saat ini menguasai daerahnya dan berbuat semena-mena. Akhirnya dengan sekuat tenaga Asantewaa berhasil membuat tentara Inggris sedikit mundur ke belakang.
Itulah tujuh wanita hebat yang mampu memimpin pemberontakan hebat di negaranya. Meski dikenal lemah, wanita ternyata mampu bertindak hebat. Bahkan kemampuannya bisa melampaui apa yang dilakukan oleh pria. Menurut anda dari tujuh wanita di atas, mana yang paling hebat?
Senin (17/2/2025), situasi di Indonesia tiba-tiba mencekam bersamaan dengan munculnya aksi-aksi demo yang digelar oleh…
Sedang heboh tagar #KaburAjaDulu di berbagai media sosial. Sebuah ajakan untuk meninggalkan Tanah Air demi…
Nama Abidzar Al-Ghifari kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya tentang drama Korea dalam sebuah podcast menuai…
Ketika wajib pajak susah bayar pajak, siapa yang dirugikan? Bukan hanya pemerintah tetapi juga masyarakat…
Nama Iris Wullur mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah ia membongkar dugaan perselingkuhan…
Sudah saatnya untuk selalu waspada terhadap tawaran kerja yang menggiurkan. Seperti kisah tentang 100 wanita…